Penduduk setempat menerima informasi tentang pengelolaan sampah dan pengukuran sampah - WisataHits
Jawa Timur

Penduduk setempat menerima informasi tentang pengelolaan sampah dan pengukuran sampah

SURABAYA – Dalam pembelajaran materi (workshop), peserta mendapatkan teori dan praktek dalam memilah dan mengukur atau menghitung jumlah sampah. Pembicara datang langsung dari dosen hingga aktivis lingkungan.

Menurut Eddy Setiadi Sujono, dosen teknologi lingkungan ITS, kali ini para peserta workshop mendapatkan informasi lebih detail mengenai sampah dan kebijakan pengelolaan sampah.

Materi yang diberikan dari ketiga sesi workshop tersebut mulai dari pentingnya memilah sampah hingga mengetahui jenis sampah dan menghitung jumlah tumpukan sampah.

“Jadi ini bukan sekedar kompetisi, tapi menciptakan lingkungan yang lebih bersih. Dan tentunya memiliki nilai dari sampah yang bisa diolah dan dihasilkan untuk warga,” kata Eddy, Selasa (30/8).

Oleh karena itu, langkah yang dilakukan Pemkot Surabaya sangat tepat. Biarkan orang tahu lebih banyak. Karena dalam kegiatan KSS ini, dibutuhkan inovasi warga untuk bekerja sama meningkatkan taraf hidup melalui lingkungan.

“Untuk mengelola lingkungan, pemerintah harus benar-benar turun tangan, seiring dengan inovasi warganya yang difasilitasi oleh pemerintah. Karena di Indonesia ada dua surga sampah, Jakarta dan Surabaya. Itu yang harus diperhitungkan,” ujarnya.

Sementara itu, koordinator Zero Waste Community Hermawan Some mengatakan, pihaknya memberikan teori dan praktek pengukuran atau penghitungan sampah dalam workshop tersebut.

“Mengapa pengurangan sampah harus diukur, karena untuk membersihkan lingkungan, kita perlu mengubah perilaku kita. Apalagi mengetahui bagaimana sampah masuk ke TPA,” ujar pria yang akrab disapa Wawan Some itu.

Menurutnya, Surabaya memiliki fasilitas pembuangan sampah yang baik. Karena memiliki 28 rumah kompos dan 8 TPS 3R.

“Kalau didukung pengolahan skala RW, otomatis tergantung kondisi lingkungan RW dan juga mempengaruhi anggaran. Hari ini kami mendorong dan mengajari diri kami sendiri bagaimana memilih tempat pembuangan sampah,” jelasnya.

Ditambahkannya, dari perhitungan sampah, misalnya sampah organik bisa dijadikan kompos. Dari situ kita bisa melihat bagaimana cara mengukur dan mengelola sampah.

“Kemajuannya akan diketahui. Selain itu didukung dengan kajian pertanian, pengurangan gizi buruk atau stunting, pengurangan MBR, UMKM dan konsep desa wisata,” imbuhnya.

Dalam workshop tersebut, Wawan menemukan bahwa antusiasme peserta sangat luar biasa. Hal ini tercermin dari pertanyaan warga sekitar yang menginginkan program ini berkelanjutan. “Moodnya bagus. Karena itu, setelah KSS masing-masing RW, kita akan bersama-sama menjaga lingkungan,” kata Wawan. (rmt/saja)

Source: radarsurabaya.jawapos.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button