Pemuda Bantul mengubah sampah plastik menjadi produk penjualan yang diekspor ke Belanda - WisataHits
Yogyakarta

Pemuda Bantul mengubah sampah plastik menjadi produk penjualan yang diekspor ke Belanda

SuaraJogja.id – Dikko Andrey Kurniawan, 26, pemuda dari Dusun Wirosutan, Kalurahan Srigading, Kapanewon Sanden, Bantul, mengungkapkan kepedulian terhadap lingkungan dengan mengolah kembali sampah plastik menjadi benda yang bernilai jual.

Dengan keahliannya, ia telah berhasil membuat produk kerajinan tangan seperti tas dan topi dari sampah plastik menggunakan teknologi tenun. Untuk sampai pada inovasi ini, Andrey mengaku telah meneliti lebih dari 3 bulan untuk mengetahui proses menenun, alat yang dibutuhkan, langkah pembuatan dan kebutuhan lainnya.

“Desember 2020 banyak sampah plastik berserakan di lingkungan, terus berinovasi, sampah plastik ini layak jual. Kita lihat menenun, bagaimana kalau kita menenun sampah plastik ini. Kami riset sampai Maret 2021, akhirnya Mei kami bisa membuat produk dari plastik Samah daur ulang,” jelasnya, Selasa (25/Oktober 2022).

Sebelum membuat produk dari anyaman plastik bekas, ia sudah memulainya pada tahun 2019 dan menunjukkan ketertarikannya. Namun, karena pandemi Covid-19, sulit baginya untuk melakukan penelitian.

Baca Juga: Berita Jogja Hari Ini: Peringatan Hari Santri di Bantul, Farmakolog UGM Minta Pemerintah Jangan Main-mainkan Larangan Sirup

Tahun itu dia hanya membuat casing handphone dari tutup botol bekas, lalu di tahun 2020 dia benar-benar menanjak karirnya, melebarkan sayap ke produk aksesoris seperti gelang dan kalung. Ia mengatakan harga setiap produk berkisar antara Rp 15.000 hingga ratusan ribu rupiah.

Meski tidak menerima pesanan dalam jumlah banyak, produk aksesoris antingnya dikirim ke Belanda. Casing ponsel yang dibawa oleh merek Sawo Kecik ini juga cukup membanggakan karena pernah digunakan sebagai merchandise Grand Prix Indonesia MotoGP 2022 di Sirkuit Mandalika Lombok.

“Setelah diekspor lewat Instagram, dikirim ke Belanda. Tapi tidak dalam skala besar, hanya secara individu,” katanya.

Dalam sehari, ia bisa membuat puluhan produk aksesori dari sampah plastik dengan memberdayakan warga sekitar. Meski masih memiliki 3 karyawan, ia berharap dapat mempekerjakan lebih banyak lagi untuk meningkatkan perekonomian orang-orang di sekitarnya.

Ia akan terus berinovasi agar semakin banyak sampah plastik yang bisa diubah menjadi benda yang bermanfaat dan laku dijual.

Baca Juga: Peringati Hari Santri, Puluhan Ribu Santri Bantul Ikut Upacara Apel di Lapangan Paseban

Dalam waktu dekat, ia ingin produk daur ulang sampah plastik menjadi tren fashion baru. Sementara itu, ia berharap Sawo Kecik bisa menjadi edutourism dan ekowisata dalam jangka panjang.

“Semoga bisa menjadi tempat belajar cinta lingkungan dan pariwisata,” ujarnya.

Selain itu, ia berharap pendidikan lingkungan dan kewirausahaan melalui daur ulang sampah plastik dapat diajarkan kepada siswa melalui kurikulum mandiri. Dengan cara ini, siswa dapat menjadi agen yang menyelamatkan lingkungan dengan mendaur ulang sampah plastik sejak dini.

“Pemuda adalah agen perubahan, semoga dapat meningkatkan kecintaan terhadap lingkungan dan kepedulian terhadap masyarakat sekitar,” ujarnya.

Source: news.google.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button