Pemkot Surabaya menuntut segera dibangunnya sarana penjemuran ikan bagi para nelayan
jakarta –
Wakil Ketua DPRD Surabaya Laila Mufidah meminta Pemkot Surabaya segera menyiapkan tempat jemur ikan khusus bagi masyarakat nelayan Kedung Cowek, Kecamatan Bulak, Surabaya. Pembangunan tempat jemur ikan seharusnya dapat meningkatkan kesejahteraan para nelayan bukan hanya karena alasan kenyamanan.
“Bukan hanya bau ikan di sepanjang Jalan Cumpat yang hilang, pendapatan nelayan bisa berlipat ganda,” kata Laila dalam keterangan tertulis, Jumat (21/10/2022).
Politisi PKB itu pun langsung memeriksa dan memeriksa Jalan Raya Cumpat. Jalan ini hanya berjarak sekitar 500 meter dari tempat wisata Taman Suroboyo yang terkenal dengan patung Suro dan Boyo berukuran besar setinggi 25 meter.
Saat menyusuri Jalan Cumpat, Laila mencium bau amis yang dominan. Tak hanya itu, estetika desa wisata yang berada di dekat Taman Suroboyo dan Pusat Ikan Bulak (SIB) itu pun dimanjakan karena setiap tepian aspal dijadikan tempat menjemur ikan.
Nelayan Kedung Cowek sangat mendambakan jemuran ikan massal yang representatif saat ini. Ada rencana Pemkot Surabaya untuk membangun jemuran pantai dari Bulak hingga Kenjeran, namun hingga saat ini belum terealisasi.
Laila yang bertemu dan melihat nelayan itu langsung merasakan urgensi fasilitas penjemuran ikan kering tersebut.
“Demi nelayan, tidak bisa ditunda lagi. Pabrik penjemuran ikan harus segera dilakukan,” kata Laila.
Laila memahami apa yang dialami warga. Ketua Wanita Bangsa Surabaya itu meminta Pemkot Surabaya melihat skala prioritas dan periode kinerja warga.
“Wajar jika warga iri. SIB belum dibangun, tapi giliran tempat cuci ikan yang terlupakan,” imbuhnya.
Begitu ada rencana pembangunan jemuran di pantai, Laila mengimbau Pemkot Surabaya tidak menunda-nunda atau paling tidak mendata seluruh aset yang ada di Kedung Cowek dan sekitarnya.
Ia juga mendesak Pemkot Surabaya untuk memaksimalkan aset yang ada agar dapat dimanfaatkan untuk kepentingan dan kesejahteraan nelayan.
“Kami yakin Pemkot Surabaya sudah tahu bagaimana mengatasi masalah nelayan. Namun yang sangat dibutuhkan saat ini adalah tali jemuran untuk ikan. Kelihatannya sepele, tapi fasilitas ini sangat bermanfaat,” ujarnya.
Sejak Taman Suroboyo terbentuk, warga Kedung Cowek tidak lagi memiliki tempat sentral untuk menjemur ikan. RT 01/RW 02 Direktur Kedung Cowek Rosidah mengaku, warga kesulitan mencari tempat untuk menjemur ikan.
Menjemur ikan telah menjadi mata pencaharian yang menjanjikan bagi penduduk setempat. Pasalnya, saat hasil tangkapan dijual segar atau basah, harganya cukup normal. Sebaliknya, harga jual untuk penjualan kering bisa berkali-kali lipat.
Ada banyak ikan yang dijemur oleh nelayan, seperti ikan gulama asin atau ikan perahu batu. Ada juga ikan teri berbulu dan udang rebon. Saat harga ikan basah di kisaran Rp 8.000 per kg, ikan kering bisa mencapai Rp 70.000 per kg. Udang rebon pun bisa tembus Rp 100.000.
“Warga kami senang karena hasilnya nyata. Kesejahteraan meningkat ketika ikan dijemur di bawah sinar matahari. Tidak sulit menjualnya karena banyak agen yang mendatangi nelayan untuk membeli ikan kering,” jelas Rosidah.
Setiap kali mereka pergi ke Kedung Cowek para nelayan saat istirahat atau kunjungan lainnya, jemuran adalah impian terbesar para nelayan. Rosidah bahkan mengaku kecewa saat Pemkot Surabaya melanjutkan pembangunan dan mempercantik Sentra Ikan Bulak (SIB).
“Lebih baik sisihkan anggaran untuk membuat tempat cuci ikan untuk masyarakat. Daripada membangun gedung SIB yang megah, tapi belum overcrowded,” kata Rosidah.
Tonton video “Gedung bertingkat disemprot disinfektan di Surabaya”.
[Gambas:Video 20detik]
(prf/ega)
Source: news.google.com