Pekan Budaya Tionghoa Yogyakarta dimulai hari ini, 3 sajian kuliner ini wajib kamu coba
Harianjogja.com, JOGJA—Pekan Budaya Tionghoa Yogyakarta (PBTY) kembali menghidupkan Desa Ketandan dan Kawasan Nol Kilometer hingga 5 Februari 2023. Setelah dua tahun, acara ini akhirnya digelar kembali tamat karena pandemi Covid-19.
Ratusan tenant akan menjajakan sajian kuliner khas China dan varian kuliner lainnya di Desa Ketandan. Selain itu juga dimeriahkan dengan atraksi seni seperti tarian singa naga, wayang potehi, singa dan pertunjukan lainnya seperti musik dangdut mandarin, pop mandarin dan beberapa lainnya.
Berikut adalah tiga sajian kuliner Tiongkok klasik yang wajib dicoba di PBTY.
1. Lontong Cap Go Meh
Lontong Cap Go Meh merupakan pengganti yuanxiao atau bola-bola tepung beras dengan lontong yang disajikan dengan opor ayam, sayur lodeh, sambal goreng ati, timun, telur rebus, daging sapi kapas dan bubuk koya.
Hidangan ini memiliki arti tersendiri, dimana telur melambangkan keberuntungan, begitu juga dengan kuah santan berwarna kuning keemasan yang berarti emas dan keberuntungan, belum lagi bentuk lontong yang panjang melambangkan umur panjang.
2. Shio Pao
Makanan khas Malaysia dan Singapura ini disebut juga siew pao, yang mirip dengan bakpao tapi dipanggang. Berbeda dengan bakpao yang memiliki kulit kenyal, shio pao dibuat dengan kulit adonan renyah yang diisi dengan daging ayam, babi, kari ayam, srikaya, nanas, nangka, dan kacang hijau.
3.Choi pan
Jajanan sejenis kue atau pangsit ini merupakan masakan khas Tionghoa yang terdapat di Bangka-Belitung dan Pontianak, Kalimantan Barat.
Tumis choi terbuat dari kulit putih tepung beras yang dikukus sebelum diisi dengan sayuran seperti bengkuang, kucai cincang atau talas, masing-masing dipadukan dengan udang kering. Biasanya choi goreng disajikan dengan sambal dan taburan bawang putih untuk menambah cita rasa gurih.
Lihat berita dan artikel lainnya di Google Berita
Source: news.google.com
