Jawa Timur

Pasar sapi Jetis akan direlokasi, menurut Bupati Ponorogo

TIMESINDONESIA, PONOROGO – Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko menyatakan bahwa Pemerintah Kabupaten Ponorogo (Pemkab Ponorogo) berencana merelokasi Pasar Pahing atau Pasar Sapi Jetis.

Hal ini mengikuti kebijakan pembangunan terminal wisata untuk mendukung objek wisata religi Masjid dan Makam KH Ageng Muhammad Besari Tegalsari.

Seperti yang diungkapkan Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko sebagai wisata religi unggulan di Ponorogo, masjid dan makam KH Ageng Muhammad Besari Tegalsari yang setiap hari ramai dikunjungi wisatawan lokal maupun mancanegara, saat ini memiliki keterbatasan lahan parkir, sehingga tidak tidak biasa kendaraan turis ini berakhir di jalan.

“Saya merancang ini dengan Bappeda, pasar hewan atau yang dikenal dengan pasar Pahing, kami akan bergerak di dekat RPH (rumah potong hewan) di Jetis. Sementara itu, lokasi saat ini di Wonokerto Jetis akan dijadikan terminal wisata. ‘ kata Bupati Sugiri Sancoko.

Ia juga mengakui bahwa Jetis Pet Market menjadi terminal wisata karena suatu alasan, karena kendaraan wisata nantinya bisa diparkir di sana.

Lahan pasar hewan atau pasar Pahing Jetis digunakan sebagai terminal wisata religi masjid dan makam KH Muhammad Besari Tegalsari. (Foto: Marhaban/TIMES Indonesia)

Untuk menuju Masjid dan Makam Tegal Sari yang hanya berjarak 1 kilometer, wisatawan dapat berjalan kaki melintasi jembatan gantung yang direncanakan pembangunannya tahun depan.

“Jadi jalan kaki dari terminal ke Tegal Sari lewat Jembatan Gantung Donopuro sambil menikmati keindahan dan kebaikan masyarakat di sana, agar suasana religi bisa dirasakan sekali,” kata bupati yang biasa disapa Kang Giri ini.

Selain itu, Kang Giri menyatakan dengan dibangunnya terminal tersebut, Ponorogo ingin diwujudkan sebagai kota wisata budaya dan religi di Jawa Timur, sehingga penataan infrastruktur pendukung harus dilakukan untuk menarik wisatawan berkunjung ke Ponorogo dan menciptakan lapangan kerja dan usaha. bagi masyarakat Ponorogo.

Menurut Bupati, Masjid Tegal Sari merupakan poros peradaban yang menjadi eksplosif wisata religi. Nanti juga akan ada penataan di makam Batoro Katong, makam Ki Ageng Besari. Ada Gontor di mana kita bisa mengubah pendidikan agama ini menjadi pariwisata.

“Kami membayangkan ada hotel syariah di Ponorogo, pasti tamu gubuk atau perkenalan mahasiswa ini bisa menjadi konsumen. Dan wisata ini bisa disandingkan dengan Danau Ngebel, Tugu Reyog dan budaya Reyog kita. Tentunya peningkatan ekonomi masyarakat dan PAD kita akan berpengaruh,” kata Bupati Ponorogo.

**)

Dapatkan update informasi pilihan harian dari TIMES Indonesia dengan bergabung di Grup Telegram TI Update. Suka, klik tautan ini dan bergabung. Pastikan Anda telah menginstal aplikasi Telegram di ponsel Anda.

Source: news.google.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button