Jawa Timur

Nikmati atraksi Waduk Gajah Mungkur (WGM) di Wonogiri

Belum terhitung perjalanan ke Wonogiri jika tidak mampir ke Waduk Gajah Mungkur (WGM). Selain statusnya sebagai infrastruktur publik yang berpengaruh, kawasan ini secara alami telah menjadi ikon wisata di kabupaten tersebut.

MENGUNJUNGI Luas waduk yang diperkirakan mencapai 8.800 hektare itu sebenarnya bukan perkara sulit. Pengunjung yang datang ke Wonogiri, khususnya yang melintasi jalur selatan pusat kota, harus melewati kawasan waduk.

Lokasi waduk yang beroperasi sejak 1982 itu memang strategis. Tidak hanya wilayah yang hanya berjarak 6 kilometer dari jantung kota, tetapi juga berbatasan langsung dengan Kabupaten Ponorogo di Jawa Timur.

Karena itu, kalaupun tidak ada niat untuk ke sana, warga sekitar yang melewati jalur ini akan “otomatis” melintasinya. Dengan demikian, kunjungan ke area WGM, baik untuk jalan-jalan atau sekadar menikmati pedesaan di sekitarnya, tidak ada ruginya.

Ya, WGM bukan hanya infrastruktur publik yang penting, tapi juga daya tarik wisata. Finishing buka setiap hari dari jam 8 pagi sampai jam 5 sore WIB.

Biaya yang harus dibayar pengunjung untuk menikmati destinasi ini juga ramah kantong. Hanya dengan membayar Rp 10.000 (weekdays) atau Rp 12.000 (hari libur), pengunjung sudah bisa menikmati berbagai penawaran menarik.

Tepat di sebelah timur tempat parkir mobil utama, pengunjung bisa bersantai di tembok berupa tangga memanjang. Sejauh mata memandang ke timur, traveler disuguhi pemandangan air waduk yang tenang dan angin sepoi-sepoi.

Melihat ke arah selatan, pengunjung bisa melihat bangunan keramba yang berjejer di tengah waduk oleh warga sekitar. “Sebenarnya, matahari terbit dari sini sangat indah. Sayangnya, waduk baru buka sampai pukul 08.00,” kata Agus Triwibowo, salah satu pengunjung Jawa Pos yang singgah di WGM.

Penggemar memancing tidak hanya bisa bersenang-senang sebagai tempat berkumpul, tetapi juga menekuni hobinya secara gratis. Cukup membawa joran sendiri, pengunjung bisa berburu ikan.

Selain itu, pengunjung dapat menikmati empat tempat menarik lainnya di kawasan waduk terbesar ketiga di Indonesia ini. Apalagi jika daerah genangan air waduk itu normal. Yaitu taman hewan, taman air, tur keliling waduk dengan perahu dan area selfie di puncak Watu Cenik.

Oleh karena itu, tidak heran jika WGM menjadi salah satu ikon pariwisata Wonogiri. Tidak hanya menjadi referensi bagi wisatawan dari luar daerah, destinasi ini juga menjadi destinasi populer bagi wisatawan lokal. “Kami sering datang ke sini. Wisata murah dan dekat dengan rumah,” tambah Agus yang tinggal di Desa Sukorejo, Wonogiri.

Kepala Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Wonogiri Haryanto mengatakan, pemerintah serius menjadikan WGM sebagai destinasi wisata yang potensial. “Anggaran sebesar Rp 28 miliar sudah disiapkan untuk revitalisasi,” katanya.

Beberapa perbaikan telah dilakukan. Dimulai dengan pemugaran pintu masuk utama hingga perluasan kebun. Sebuah jembatan kaca juga didirikan, memproyeksikan ke tengah reservoir. “Jembatan ini akan menjadi salah satu ikon terpenting. Ini adalah proyek multi-tahun. Insya Allah eksekusi akan dimulai Oktober tahun ini,” ujarnya.

Haryanto menambahkan, kebangkitan WGM merupakan bentuk timbal balik antara pemerintah dan masyarakat Wonogiri. Karena di balik pembangunan waduk yang dimulai pada tahun 1976 itu, terdapat pengorbanan masyarakat yang sangat besar.

Saat itu tercatat 51 desa sudah tenggelam. Sebanyak 67.157 warga siap mudik. Sebagai tanda penghormatan, sebuah monumen Dorfbedol didirikan di sisi utara waduk. “WGM adalah simbol dan lambang keikhlasan masyarakat Wonogiri. Kami ingin warga merasakan timbal balik,” kata Haryanto.

Saat ini, WGM mengoperasikan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) dan mengairi 23.000 hektare sawah di Solo Raya.

WGM Whole Panoramic Melayani di Watu Cenik

WADUK Gajah Mungkur (WGM) memang sangat luas. Luas waduk saja hampir 9.000 hektar. Oleh karena itu, wisatawan yang datang ke sana tidak bisa melihat keseluruhan panorama waduk.

Nah, untuk melihat keindahan seluruh area waduk, ada cara yang bisa dilakukan traveler. Yakni, datang ke sebuah bukit di sebelah barat waduk. Namanya adalah puncak Watu Cenik di desa Sendang.

Untuk sampai ke sana, pengunjung harus sedikit mengeluarkan keringat. Karena jalan menuju ke sana menanjak. Tapi jangan khawatir, semua jenis kendaraan baik roda dua maupun mobil bisa lewat.

Dari puncak bukit ini, pengunjung disuguhi keindahan WGM secara utuh, membentang dari utara hingga selatan Kabupaten Wonogiri. “Hanya di Watu Cenik pengunjung bisa melihat panorama WGM secara utuh,” kata Sukamto Priyowiyoto, Kepala Desa Sendang, saat mendampingi Jawa Pos.

Tidak hanya panorama dari WGM, pengunjung juga dapat menikmati spot foto indah berupa taman bunga yang tertata apik. Sesuai. Sejak 2016, Watu Cenik juga berubah menjadi objek wisata utama milik Desa Sendang. Operatornya adalah Badan Usaha Milik Desa (BUMDes).

Tidak jauh dari puncak Watu Cenik, wisatawan dapat mengunjungi lokasi peluncuran untuk hang gliding dan paralayang. Kendaraan tersebut merupakan hasil kerjasama BUMDes dengan TNI-AU Pangkalan Udara Adi Soemarmo.

SEKILAS TENTANG WADUK GAJAH MUNGKUR

TERLETAK di Pegunungan Gajah Mungkur.

Bangunan waduk ini berada di kawasan Desa Pohkidul Kabupaten Wonogiri.

Dataran banjir waduk berada di tujuh kecamatan.

Dibangun pada tahun 1976 dan ditugaskan pada tahun 1982.

FUNGSI wadah

Untuk pengoperasian Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA)

Untuk irigasi 23.000 hektar sawah di wilayah Solo Raya

Sebagai objek wisata

Source: www.jawapos.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button