Jawa Timur

Momen Maulid Nabi, 12.000 jamaah memadati makam Gus Dur

JOMBANG – Wisata religi ke makam Gus Dur di Pondok Pesantren Tebuireng, Desa Cukir, Kecamatan Diwek, dipadati peziarah di tengah dinamika Maulid Nabi Muhammad SAW kemarin, Sabtu (10/8). Saking ramainya hingga 12.000 jamaah terdaftar dalam satu hari.

Pengamatan di lapangan menunjukkan bahwa tempat parkir kawasan wisata Makam Gus Dur dipenuhi oleh bus dan mobil peziarah. Kondisi serupa juga terlihat di depan pintu masuk kompleks makam, ratusan peziarah berbondong-bondong satu per satu memasuki makam.

Tak hanya itu, gema Salawat dan Tahlil pun menggema di sekitar area makam. Di sana ratusan peziarah berdoa dan mengunjungi makam Gus Dur dan KH Hasyim Asyari, pendiri Nahdlatul Ulama (NU).

M Faisal, salah satu jemaah haji asal Yogyakarta, mengaku sengaja datang ke Jombang bersama rombongan. Program ziarah Jamaah bersama Kelompok Taklim Silaturahmi terus diikuti, terutama pada saat maulid Nabi. “Ya, yang datang dari Yogyakarta, semua pergi ke Masjid Turen di Malang,” katanya.

Menurut catatan administrasi pondok, jumlah pengunjung setiap hari meningkat. Momen-momen hari besar Islam seperti maulid Nabi semakin bertambah, kata Teuku Azwani, salah satu pengurus pondok. Jawa Pos Radar Jombang.

Pada hari kerja, lanjutnya, maksimal 2.000 jemaah yang terdaftar setiap hari. Saat perayaan hari besar Islam, jumlahnya meningkat tajam. Sekaligus mengubah, tempat parkir makam Gus Dur setidaknya mampu menampung 100 bus wisata. Misalkan setiap bus berisi 60 penumpang. Sementara itu, wisata religi makam Gus Dur telah dibuka dua kali mengubah.

“Jadi bisa mencapai 12.000 jemaah per hari. Bukan besok,” jelasnya. Menurutnya, sebagian besar jemaah haji berasal dari luar Jawa Timur. Rata-rata mereka berasal dari Jawa Tengah, Jawa Barat, Kalimantan dan berbagai daerah lain di Indonesia. “Rata-rata mereka yang datang jauh-jauh. Mereka biasanya tidak hanya mengincar Gus Dur. Tapi wisata religi lain di Jawa Timur,” jelasnya.

Sampai saat ini, aturan untuk peziarah ke makam Gus Dur tetap sama dua kali mengubah. Pagi jam 08.00-15.00 dan sore jam 20.00-02.00 pagi. “Jadi masih dua yang sama mengubah,” pungkasnya. (ang/bin/riz)

Reporter: Anggi Fridianto

Source: radarjombang.jawapos.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button