Anton Tifaona adalah seorang pemimpin dan pejuang yang pantas menjadi pahlawan nasional - NTT Media - WisataHits
Jawa Timur

Anton Tifaona adalah seorang pemimpin dan pejuang yang pantas menjadi pahlawan nasional – NTT Media

presenter dan pembicara.

KUPANG, mediantt.com – Pada hari Sabtu, 27 Agustus 2022 Forum Pahlawan Nasional (ForPalNas) NTT menyelenggarakan seminar nasional Brigjen Pol Dr. Anton Enga Tifaona pensiun; Matahari dari Timur untuk Indonesia”, di Ballroom St Hendrikus, Gedung Rektorat Unwira Kupang. Seminar yang dihadiri ratusan peserta ini digelar untuk mendapatkan dukungan, serta masukan dan testimoni dari orang-orang yang mengenal mendiang Anton Tifaona.

Pembicara utama adalah Dolorosa Sinaga (pematung/seniman) yang membahas “Seni dan Patung sebagai Memorabilia, Patung sebagai Titik Temu Pertemuan Masa Lalu dan Masa Depan”. Juga Yosep Adi Prasetyo (pengamat kebijakan sosial, mantan Wakil Ketua Komnas HAM dan mantan Ketua Dewan Pers), dengan topik “Pahlawan Nasional Penggerak Pembangunan Lembata”.

Ada pula sdr. Charles Beraf, SVD, yang membedah dari aspek sosiologis. Selain itu, hadir pula tokoh pemuda dan jurnalis Lembata, Bona Beding (Direktur Eksekutif Lembaga Kebudayaan Lembata-IKAL) yang mengangkat tema “Tradisi, Adat dan Budaya Sebagai Pembentuk Karakter dan Identitas Anton Enga Tifaona”. Seminar Nasional dimoderatori oleh Bediona Philipus, mantan anggota DPRD Lembata dua periode.

Yosep Adi Prasetyo mengatakan, perjuangan usulan Brigjen (Purn) Drs. Anton Enga Tifaona (AET) sebagai pahlawan nasional tentunya akan menjadi “Jembatan Emas” pembangunan bagi Kabupaten Lembata. Bagi Almarhum Anton Tifaona adalah sosok pemimpin yang sederhana, tegas, dan jujur. Oleh karena itu, layak diperjuangkan untuk menjadi pahlawan nasional.

Adi Prasetyo yang lebih akrab disapa Stanly menyatakan, masyarakat Lembata mendukung mendiang Anton Enga Tifaona untuk diajukan sebagai pahlawan nasional karena dipandang sebagai tokoh nasional, pemimpin yang tegas namun humanis yang mutlak berbakti kepada bangsa dan negara. dengan pola pikir secemerlang institusi kepolisian Indonesia.

“Saya melihat sosok Brigjen Pol (Purn) Drs. Anton Enga Tifaona sebagai pimpinan. Ketika dia berbicara, orang-orang tertarik ketika mereka mendengarnya. Dia pemimpin yang tegas dan menawan saat berbicara,” jelas Adi Prasetyo.

Menurutnya, karakter Brigjen Pol (Purn) Drs Anton Enga Tifaona selalu menjadi panutan bagi semua orang. “Dia memenuhi syarat untuk menjadi pahlawan nasional. Saya mengapresiasi semangat semangat yang selalu ada dalam diri Brigjen (Purn) Drs. Anton EngaTifaona. Beliau memiliki semangat pengabdian dan pengabdian yang tinggi kepada bangsa dan negara,” ujarnya.

Menurut Stanly, Brigadir Pol (Purn) Drs. Anton Enga Tifaona selalu mengembangkan nilai-nilai sosial masyarakat tempatnya bekerja. “Dia juga selalu membantu membangun gereja tempat dia bekerja,” katanya.

Mencermati pendidikan masa kecil, kisah Stenly, dia adalah anak yang cerdas dimana, di kelas dua sekolah dasar, dia dipercaya untuk membimbing teman-temannya di kelas satu. Ia juga seorang yang keras kepala yang berjalan kaki dari Imulolong ke Lamalera hanya untuk mengenyam pendidikan sekolah dasar. Sejak ia masih kecil ia telah menyatu dengan tradisi tradisional dan budaya dan agama keyakinan yang kuat, memberinya kepribadian kepemimpinan yang kuat dan ditentukan.

Karena kecerdasannya, lanjut Stanly, Anton Enga Tifaona berhasil membobol Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK). Ini luar biasa karena hanya individu tertentu dengan persyaratan peringkat tertentu yang berpartisipasi dalam PTIK.

Menurut Stenly, Anton Tifaona yang menguasai bahasa daerah yaitu Inggris, Belanda dan Latin telah meraih banyak keberhasilan dalam pengabdiannya sebagai pemimpin dan pejuang. Oleh karena itu, ia layak mendapatkan berbagai sertifikat dan penghargaan, terutama Penghargaan Bintang Seroja. “Pak Anton Enga Tifaona layak diperjuangkan sebagai pahlawan nasional. Lebih dari itu, menjadi Jembatan Emas Pembangunan Kabupaten Lembata. Artinya menjadi pengungkit dan magnet bagi pembangunan, yang tentunya menjadi perhatian pemerintah pusat untuk membangun Lembata,” jelas Stenly.

Lebih spesifik Stanly menjelaskan bahwa ketika patung Anton Enga Tifaona sudah siap, kita bisa meminta Presiden Jokowi untuk meresmikannya. “Yah, harus ada dampak yang luar biasa karena ketika Presiden datang ke Lembata, para menteri terkait pasti akan mengikuti dampak pembangunan. Jika Presiden Jokowi ingin mengunjungi desa nelayan Lamalera yang terkenal dengan perburuan paus tradisionalnya dan menjadi tujuan wisata dunia, dipastikan pembangunan infrastruktur jalan menuju Lamalera akan lancar.

Bandara Anton Tifaona

Yosep Adi Prasetyo, yang telah memperjuangkan sejumlah pahlawan nasional, juga angkat bicara; Bisakah Bandara Wuno Pito Lembata diganti namanya menjadi “Bandara Anton Enga Tifaona”?

Pj Bupati Lembata, Marsianus Jawa, juga sempat menyinggung soal perubahan nama Bandara Wunopito menjadi Bandara Anton Enga Tifaona dalam sambutannya. “Kenapa tidak bisa, kalau itu salah satu syarat menjadi pahlawan nasional dan itu kemauan bersama, kenapa tidak,” ujarnya dalam forum seminar.

Hal senada disampaikan oleh Ketua ForPalNas NTT Petrus Sinun Manuk. “Kami berharap Pj Bupati Lembata bisa memfasilitasi semua ini, termasuk mengubah nama bandara agar perjuangan ini bisa lebih sukses lagi,” ujarnya.

Turut hadir dalam Seminar Nasional tersebut putra sulung mendiang Anton Enga, Thomas Nuba Tifaona, yang sekaligus menyerahkan model patung Anton Enga Tifaona yang akan dibangun di Kota Lewoleba kepada Pj Bupati Lembata Marsianus Jawa.

Kebutuhan Dukungan Masyarakat NTT

Seminar Nasional di Kupang juga merupakan forum yang bermartabat untuk menggalang dukungan dari masyarakat NTT untuk perjuangan
menjadikan Brigjen Pol (Purn) Anton Enga Tifaona, putra kelahiran Desa Imulolong, Kecamatan Wulandoni, Kabupaten Lembata, sebagai pahlawan nasional.

Ketua Forpalnas NTT, Sinun Petrus Manuk, meminta bantuan Pj Bupati Lembata Marsianus Jawa untuk segera menyurati Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat, meminta sikapnya terhadap dinas sosial NTT.

“Sehingga langkah teknis dan taktis dapat dilakukan baik oleh Dinas Sosial NTT maupun ForPalnas. Sehingga segera diterbitkan surat kepada gubernur NTT dan tim ForPalnas bisa segera menyelesaikannya,” kata Manuk.

Hingga kini, sudah 600 pendukung Anton Enga Tifaona menjadi pahlawan nasional NTT dari masyarakat pimpinan Lembata dan Lembata.

Selain itu, NTT hanya memiliki tiga tokoh nasional, yaitu Herman Johanes (mantan rektor UGM dan ahli nuklir), Wilhelmus Zakaria Johanes (pakar kesehatan) dan Izak Huru Doko, pahlawan pendidikan.

“Kami berbicara dalam seminar ini tentang menggali berbagai data ke Kementerian Sosial dan kemudian membawanya ke Istana Negara untuk Brigjen Purn Anton Tifaona untuk diakui sebagai tokoh nasional di NTT,” katanya. (jz)

Source: www.mediantt.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button