Mengantisipasi dampak bencana terhadap tempat wisata, Cakruk Wisata Istimewa kembali menjadi andalan - WisataHits
Yogyakarta

Mengantisipasi dampak bencana terhadap tempat wisata, Cakruk Wisata Istimewa kembali menjadi andalan

Harianjogja.com, KULONPROGO — Dinas Pariwisata (Dispar) Kulonprogo tak memungkiri sejumlah destinasi wisata di Bumi Menoreh rawan bencana hidrometeorologi seperti banjir, tanah longsor, dan angin kencang.

Untuk mencegah bencana di kawasan wisata, Dispar mengaktifkan kembali program tersebut Wisata khusus Cakruk yang didirikan sebelum tahun 2021.

Kepala Dinas Pariwisata Kulonprogo Joko Mursito mengaku telah mengimbau seluruh pengelola destinasi wisata untuk waspada terhadap bencana hidrometeorologi yang akan datang menjelang musim hujan.

Imbauan tersebut dilakukan secara langsung melalui forum pertemuan dengan pengelola destinasi wisata. Selain itu, keberatan juga disampaikan melalui grup aplikasi chatting tersebut Ada apa. Kemudian dia juga meminta agar program tersebut Spesial Wisata Cakruk diaktifkan kembali.

“Kami memiliki program untuk tahun 2021 Tur khusus Cakr yang sudah ada di 40 destinasi wisata. Cakruk adalah semacam tempat nongkrong. Ini digunakan sebagai Pusat Informasi Turis [TIC] Target dan Sertakan dapat digunakan bersama dengan perangkat komunikasi HT [handie talkie]kata Joko hingga Senin (11/4/2022).

BACA JUGA: Covid-19 semakin meningkat, dewan meminta pemerintah Kabupaten Kulonprogo tingkatkan vaksinasi

Menurut Joko Tur khusus Cakr Awalnya itu adalah TIC, alat komunikasi antara manajer tujuan. Jika suatu tempat tujuan wisata penuh dengan pengunjung atau wisatawan pada satu titik, pengunjung dapat dialihkan ke tempat tujuan lainnya.

tapi saat ini Tur khusus Cakr berbagai hal dapat digunakan, antara lain pertemuan kelompok perempuan tani, kelompok pembudidaya ikan (Pokdakan) dan sebagainya.

Selain itu juga dapat dijadikan sebagai wadah komunikasi antara pemerintah kota pengelola destinasi wisata dengan para relawan di Kulonprogo.

Ia mencontohkan destinasi wisata di Desa Jatimulyo, Kapanewon Girimulyo, yang berbasis wisata air. Meski di Jatimulyo tidak hujan, saat hujan terjadi beban air di daerah hulu yang berpotensi menimbulkan luapan.

“Itulah mengapa kami memastikan untuk rajin memeriksa cuaca dan berkomunikasi dengan pekerja bantuan bencana di hulu Spesial Wisata Cakruk,” dia berkata.

Sementara itu, pengelola ekowisata Sungai Mudal Jatimulyo, Mudi Heriyanto mengatakan, pihaknya telah melakukan langkah-langkah kesiapsiagaan bencana dan berkomunikasi dengan sejumlah petugas penanggulangan bencana untuk mengantisipasi terjadinya tumpahan.

“Jika hujan deras dan debit air meningkat, wisata kami akan ditutup dan wisatawan yang sudah masuk akan diminta naik ke atas atau tidak bermain air,” ujarnya.

Ekowisata Sungai Mudal merupakan salah satu destinasi wisata yang ada di Desa Jatimulyo, Kapanewon Girimulyo. Dibuka sejak tahun 2015, tempat wisata ini menggunakan air dari gua yang kemudian digunakan oleh warga sekitar. Namun, sejak tahun 2015 telah digunakan sebagai fasilitas wisata air yang terbagi menjadi beberapa kolam.

Menurut Mudi, saat terjadi peningkatan debit air dari mulut goa, antara kolam penjaga kolam atas dan bawah komunikasi melalui HT, agar tidak ada wisatawan yang bermain atau mandi di air.

Lihat berita dan artikel lainnya di Google Berita

Source: news.google.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button