Yogyakarta

Mataram Islam berasal dari hutan Mentaok. Bagaimana DIY mempromosikan tanaman langka?

TEMPO.CO, jakarta – Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) baru-baru ini mulai menggalakkan penanaman kembali tanaman mentaok yang merupakan salah satu tanaman langka di Indonesia.

Upaya pelestarian tumbuhan tersebut dikonsentrasikan di Kawasan Tumbuhan Nasional Gunung Merapi (TNGM), yang meliputi kawasan wisata Tlogo Putri Kaliurang, Kabupaten Sleman. “Penanaman tumbuhan langka di kawasan Kaliurang dimaksudkan untuk mendukung pelestarian kawasan TNGM,” kata Kuncoro Cahyo Aji, Kepala Badan Lingkungan Hidup dan Kehutanan DIY, Selasa, 5 Juli 2022.

Tumbuhan mentaok bukan hanya tumbuhan langka bagi warga Yogyakarta. Mentaok juga erat kaitannya dengan nama kawasan hutan yang melegenda di masa lalu, yaitu Alas Mentaok. Sayangnya, Mentaok diyakini sebagai situs cikal bakal berdirinya kerajaan Mataram Islam Yogyakarta. “Upaya melestarikan tumbuhan langka ini tidak hanya untuk konservasi, tetapi juga menjamin cadangan oksigen di kawasan tersebut,” kata Kuncoro.

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan DIY mencatat bahwa tanaman Mentaok ini dikenal dengan beberapa nama di Indonesia. Tanaman ini disebut Bintaos oleh masyarakat Sunda, Jawa dan Madura. Atau disebut Mentaos di sebagian Jawa, Bentawas di Bali dan Dediteh di Timor.

Secara ilmiah jenis tumbuhan ini memiliki nama Wrigtia javanica A.DC dan tumbuh dengan baik hingga ketinggian lebih dari 1000 meter di atas permukaan laut. Dikenal sebagai kebiasaan arboreal, mentaok bisa mencapai ketinggian 35 meter dengan diameter 50 sentimeter.

GKR Hemas, anggota DPD RI dan istri Gubernur Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X mengatakan, di lereng Gunung Merapi, selain mentaok juga ditanam tanaman khas yakni anggrek Merapi. “Menanam tanaman langka dan khas merupakan gerakan konservasi untuk menjaga lingkungan di lereng Merapi,” ujarnya.

Menurut Hemas, menjaga lingkungan, khususnya hutan, tidak boleh mengesampingkan kebutuhan ekonomi masyarakat sekitar. “Tanaman hias Merapi dan tanaman langka nantinya bisa ditanam untuk dijual guna mendongkrak perekonomian masyarakat,” ujarnya.

Baca juga: Makna Pohon Beringin di 3 Area: Dari Pohon Mistis hingga Surgawi

Source: travel.tempo.co

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button