Lompya Duleg Khas Delanggu, Klaten: Produk gagal kini menjadi fenomenal - WisataHits
Yogyakarta

Lompya Duleg Khas Delanggu, Klaten: Produk gagal kini menjadi fenomenal

RADARSOLO.ID – Saat Anda melintasi Jalan Solo-Jogja, tak ada salahnya menyempatkan diri untuk menikmati kuliner khas daerah Delanggu, Klaten. Tepatnya di Dusun Lemburejo, Desa Gatak yang tak jauh dari Pasar Delanggu. Ada jajanan Lompya Duleg yang enak. Bagaimana itu?

Sekilas, duleg Lompya memiliki nama yang mirip dengan lumpia khas Semarang. Ukurannya kecil sekitar 5 centimeter (cm). Kulitnya terbuat dari tepung terigu yang dicampur dengan tepung singkong dan ditambah air. Sedangkan isinya hanya kecambah. Kemudian dilipat tiga sampai lima kali dengan kulit lompya.

Lompya Duleg digoreng dengan api sedang sebentar. Oleh karena itu, tekstur Lompya Duleg tidak renyah. Menariknya, Lompya Duleg dinikmati dengan ditemani kuah yang terbuat dari air gula aren. Kemudian dicampur dengan bawang merah dan bawang putih serta sedikit kecap yang sudah dihaluskan sebelumnya. Rasa gurih, manis dan sedikit asam langsung menyeruak di lidah saat dikonsumsi.

Sedikitnya ada 15 Kepala Keluarga (KK) di Dusun Lemburejo yang terlibat penjualan Duleg Lompya. Pertama, Lompya Duleg diperkenalkan oleh Mbah Karto Purno yang mengadopsi Lumpia Semarang pada tahun 1950-an. Dulu dianggap sebagai produk yang buruk karena rasanya yang asam. Hingga akhirnya dibuat sendiri oleh Mbah Karto Purno.

“Atas kesepakatan klub, produk ini akan dikembalikan ke nama asli produk ini dari awal, yaitu Lompya Duleg. Begitu juga saat menyajikan lompya, ada yang mencelupkan lompya atau dulegan ke dalam lompya dengan bambu kecil,” kata anggota Paguyuban Lompya Duleg Mugi Langgeng, Desa Gatak, Delanggu, Peri Santoso, kemarin (2/12).

Peri telah menggeluti bisnis Duleg-Lompya selama puluhan tahun. Ia juga berkomitmen untuk melestarikan kuliner nenek moyangnya. Selain itu, proses yang dilalui cukup panjang. Dari awal produknya gagal hingga akhirnya diterima masyarakat sebagai kuliner khas Desa Gatak, Delanggu.

Ketua Kelompok Sahabat Lompya Duleg Mugi Langgeng Wibowo Saputro menambahkan untuk menikmati Lompya Duleg, bisa menggunakan cabai hijau sebagai tambahan kuah. Harganya sendiri cukup terjangkau yakni Rp 1.000 untuk mendapatkan empat biji Lompya Duleg.

“Untuk menikmati siomay biasanya menggunakan wadah. Kemudian tambahkan saus dan cabai. Ada yang menjualnya di dekat dan di rumah mereka agar konsumen dapat memesan langsung. Pelanggannya rata-rata berasal dari berbagai daerah di Klaten, Sukoharjo, dan Boyolali,” tambah Wibowo.

Wibowo bisa menghasilkan 200 Bibit Lompya Duleg dalam sehari. Kemudian, dari pukul 16.30 hingga 21.00 melanjutkan penjualan sepeda motor. Selain di Delanggu juga di sejumlah kecamatan. Juga lintas kabupaten.

“Saat ini Lompya Duleg telah mendapatkan Hak Kekayaan Intelektual (HAKI) dari Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenhukam). Ini makanan khas Delanggu, Klaten,” ujarnya. (mg13/ren/adi)

Source: news.google.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button