Lihat pariwisata berkembang di kaki Gunung Salak dan bangun perekonomian untuk memajukan desa: Okezone Travel - WisataHits
Jawa Barat

Lihat pariwisata berkembang di kaki Gunung Salak dan bangun perekonomian untuk memajukan desa: Okezone Travel

PERTIMBANGAN alunan merdu Celempung dan Angklung mengalun di antara persawahan di kaki Gunung Salak, Desa Purwabakti, Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

Suara itu berasal dari hentakan dan jabat tangan belasan pemuda dan pemudi berbusana adat Sunda. Mereka bergoyang-goyang mengikuti irama tepat di depan saung tempat orang-orang merayakan “Seren Taun”.

Acara Seren Taun tahun ini di Desa Purwabakti jauh lebih meriah dari sebelumnya. Upacara adat panen padi tahun ini tersemat dalam rangkaian kegiatan Jambore Desa Wisata yang diselenggarakan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bogor.

BACA JUGA:Poll: Inilah 5 Destinasi Wisata Paling Populer Bagi Traveler di Sumatera Barat

Desa yang berjarak 20 kilometer dari Jalan Raya Leuwiliang-Bogor ini menjadi tuan rumah Jambore Desa Wisata berkat berdirinya objek wisata Terasering Cisalada oleh Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) Bhakti Kencana.

Padahal, objek wisata bertema budaya ini baru dibangun enam bulan lalu dari keuntungan Bumdes Bhakti Kencana, setelah menjalankan beberapa badan usaha lain sejak 2018.

ilustrasi

Gunung Salak

Terasering Cisalada merupakan mesin baru penghasil keuntungan di sektor pariwisata bagi Bumdes yang dipimpin oleh Herdiansyah alias Ayong. Sejauh ini Bumdes mendata 16 objek wisata yang pengelolaannya melibatkan masyarakat desa.

Sesuai DIBAWAHPada Sabtu (12/3/2022) rangkaian objek wisata tersebut adalah Curug Cikanirin, Kuta Cisakti, Curug Cibeungang, Curug Cigak, Kebun Teh Cigarehong dan Panorama Pasir Limus.

Kemudian Curug Geleweran, Riung Kawung, Mina Padi, Cipanas Kahuripan, Perkemahan Pasker, Curug Cikawah, Saung Kampung Budaya Cisalada, Datar Lega dan Panorama Bukit Purbaya.

Temukan potensi

Para Bumdes melakukan perjuangan berat untuk menggali potensi ekonomi desa. Bumdes awalnya hanya menjalankan perusahaan pertanian, perdagangan dan jasa. Namun, kini tercatat dengan delapan unit usaha.

BACA JUGA:Dispar dan Peneliti Rancang Pola Perjalanan Geowisata di Gorontalo, Bagaimana?

Kedelapan bidang usaha itu adalah perdagangan dan jasa, pariwisata, pertanian, peternakan, kerajinan, industri kreatif, multimedia dan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).

Bumdes ini merupakan satu dari enam Bumdes yang perkembangannya pesat di Jawa Barat. Keenam Bumdes tersebut berada di tiga kecamatan, yakni Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor, dan Kecamatan Kabandungan dan Kalapanunggal, Kabupaten Sukabumi.

Keenam Bumdes tersebut awalnya mendapat dukungan berupa pendampingan dan studi banding dari sebuah lembaga kepada Bumdes percontohan di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah.

Pada tahun 2021, berkat kegigihan lima pengurus saat itu, sebuah perusahaan pembangkit listrik di Gunung Salak kembali membantu dengan alat pendingin biji kopi dan pengupas kopi basah.

Peluang usaha yang dilaksanakan pertama kali adalah produksi beras melalui pelibatan petani di desa Purwabakti sejak awal tahun 2019. Meski belum membawa manfaat yang signifikan, Bumdes kini mampu mendongkrak perekonomian masyarakat desa melalui pelibatan 100 orang. petani padi.

Baca juga: Lifebuoy x MNC Peduli mengajak masyarakat berbagi kebaikan dengan donasi rambut, Save the Date!

Kemudian, pada tahun 2020, bisnis diperluas ke produksi kopi Robusta bekerja sama dengan 156 petani dan mampu menghasilkan sekitar 20 hingga 25 ton per musim setiap tahunnya.

Pada tahun yang sama, Bumdes juga mendirikan dinas pariwisata. Destinasi wisata pertama yang akan didirikan adalah wisata air di Curug Geleweran dan wisata berkemah Pasir Kerud. Properti terbaru berdiri pada pertengahan tahun 2022 yaitu Cisalada Terraced Tour.

Berbagai pertempuran yang dilakukan juga mencapai hasil yang signifikan. Dalam setahun, Bumdes yang kini beranggotakan 11 pengurus bisa menghasilkan pendapatan hingga Rp 300 juta tanpa keuntungan dari mitranya seperti petani dan pengelola pariwisata.

Selain itu, Ayong dan kawan-kawan telah mendapatkan berbagai penghargaan atas berbagai prestasinya. Seperti pada tahun 2020 ini, pada babak penyisihan 50 besar bumbes se-Jawa Barat, program Bumdes Jabar juaranya Gubernur Ridwan Kamil.

ilustrasi

Penghargaan tersebut berujung pada dukungan unit mesin sangrai kopi dari Pemprov Jabar. Pada saat itu, Bumdes masuk dalam kriteria pemenang karena melibatkan masyarakat luas dalam menjalankan usahanya dan dinilai berkompeten dalam penyelenggaraan manajemen dan administrasi.

Ia kemudian meraih Penghargaan Inovasi Sejahtera Astra (DSA) mewakili Provinsi Jawa Barat dua tahun berturut-turut. Tahun 2020 meraih Juara 1 Nasional Produk Beras Unggul Terbaik dan Juara 2 Nasional 2021 untuk inovasi pembuatan beras glikemik untuk penderita diabetes.

Kemudian penghargaan dari Kemenpar tahun 2021 karena mengikutsertakan Bhumdes diantara 300 Bumdes kategori percontohan se-Indonesia.

Yang terbaru adalah penghargaan dari Pemerintah Kabupaten Bogor berupa uang tunai sebesar Rp 50 juta kepada pemenang Anugerah Wisata Desa 2022. Wisata Teras Cisalada yang baru berdiri enam bulan lalu meraih juara pertama di Tingkat Lanjutan kategori.

Tur yang menjanjikan

Setelah menjalankan berbagai usaha di Desa Purwabakti, Ayong dan kawan-kawan mendapati bahwa pendapatan Bumde didominasi oleh sektor pariwisata yang diperkirakan mencapai 50 persen dari total.

Maka, mulai tahun ini, Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) menandatangani perjanjian kerjasama dengan pembangkit listrik untuk membentuk unit usaha agrowisata yang akan menjadi daya tarik wisata dalam lima tahun ke depan.

Selain itu, pengurus Bumdes sepakat mengalokasikan sebagian besar keuntungan 30 persen untuk pengembangan sektor pariwisata.

ilustrasi

Sekalipun sektor pariwisata menyumbang omzet terbesar, penjualan tiket tampaknya tidak menjadi penyumbang omzet terbesar, didominasi oleh penjualan makanan, minuman, dan produk UMKM di tempat wisata.

Setiap 10.000 rupiah hasil penjualan tiket wisata, Bumdes hanya mendapat untung 2.500 rupiah. Sisanya Rp 2.500 untuk pengelola, Rp 2.500 untuk pemilik lahan dan Rp 2.500 untuk pengembangan wisata.

Bumdes Bhakti Kencana sudah memiliki rencana pengembangan pariwisata yang matang di Desa Purwabakti, seperti: B. penyiapan benda-benda khusus terpadu untuk wisata berbagai usia.

Kemudian wisata yang berwawasan pelestarian alam juga menjadi tujuan dari penyelenggaraan Bumdes, yang harus terealisasi paling lambat tahun 2024. Tur ini nantinya akan dijalankan bekerja sama dengan Balai Taman Nasional untuk menarik pengunjung yang ingin melakukan penelitian.

Oleh karena itu, Ayong dan kawan-kawan yakin desa Purwabakti akan dikenal tidak hanya oleh masyarakat Indonesia tetapi juga mancanegara. Negara target utama adalah Jepang dan Korea Selatan.

Source: news.google.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button