Lapangan basket keren 'Kertha Basketball Court' tersedia untuk disewa oleh umum - WisataHits
Yogyakarta

Lapangan basket keren ‘Kertha Basketball Court’ tersedia untuk disewa oleh umum

DENPASAR, NusaBali.com — Nyoman Bagus Wichitakani Jayawarsa Wardhana Adiningrat, 23, prihatin melihat lapangan basket tidak “dipelihara” dengan baik oleh penggunanya dan mendesain ulang lapangan basket di kampus Akademi Pariwisata (AKPAR) Denpasar.

Tidak hanya mengecat lapangan dengan warna-warni yang indah, namun standar lapangan yang dulunya hanya sebagai tempat bermain bola basket, kini mengikuti standar FIBA ​​(Federasi Bola Basket Internasional).

Ring basket juga telah berubah. Taman yang sebelumnya tidak terawat sekarang sedang didesain ulang dan diubah menjadi area merokok.

“Dulu, lapangan ini terbuka untuk umum dan tidak dipungut biaya. Lapangan ini milik yayasan dan terletak di kampus. Secara kasarnya mahasiswa bayar fasilitas, tapi orang luar bebas masuk, fasilitas di sini malah tidak dirawat,” kata pemuda yang biasa disapa Ading itu, Senin (12/9/2022) siang.

Padahal, lapangan yang dikenal dengan nama “Lapangan Basket Kertha” ini sudah beroperasi sejak tahun 2008. Lapangan basket yang berada di bawah naungan Yayasan Pendidikan Kertha Wisata keluarga ini merupakan fasilitas kampus yang juga sering digunakan oleh masyarakat umum.

Sayangnya, konsep yang bisa digunakan oleh masyarakat umum tidak berjalan seiring dengan perilaku melestarikan sistem yang ada. Bahkan, fasilitas seringkali dirusak oleh oknum yang tidak bertanggung jawab.

Ading yang juga mahasiswa semester 9 Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Atmajaya Yogyakarta ini melihat perbedaan lapangan basket di Bali dan Yogyakarta.

“Saya yang juga seorang pemain basket sempat berpikir mengapa di Jogja banyak sekali lapangan basket yang disewakan, padahal di Bali kebanyakan lapangan basket gratis untuk umum. Akhirnya saya kembali ke Bali di masa pandemi dan berinisiatif untuk mengembangkan lapangan basket di sini,” kata putra Ketua Yayasan Kertha Wisesa Putu Bagus Wisnuwardhana.

Bersama pacarnya Komang Mutiara Ayu Putriana Sari, 21, Ading telah memimpin lapangan basket sejak Februari 2021.

Ada juga biaya sewa pengadilan sebesar Rp 10.000 per orang. Akhirnya, semangat para pebasket memotivasi Ading dan Mutiara untuk memodernisasi lapangan basket.

Biaya renovasi yang tidak sedikit untuk mengubah lapangan basket menjadi indah. Diperkirakan anggaran yang dibutuhkan akan mencapai lebih dari 100 juta rupiah.

“Kami berdua mahasiswa dan suka basket, jadi awalnya orang tua kami membantu mengumpulkan dana untuk renovasi. Tapi kami juga memberikan keyakinan bahwa kami bisa melunasi utang dalam waktu satu tahun,” kata Mutiara.

Alhasil, Ading dan Mutiara mampu melunasi pinjaman dalam waktu kurang dari setahun dan saat ini sedang fokus pada pembangunan lapangan basket di Jalan Tukad Balian No. 15, Renon, Denpasar.

Mutiara mengakui, harga awal yang ditetapkan berdasarkan jumlah orang, kini dihitung berdasarkan berapa lama pengunjung menggunakan lapangan.

Sebagai ruang publik yang inklusif, lapangan ini dapat diakses oleh berbagai kalangan yang terbagi dalam enam sesi, mulai pukul 06.00-08.00, (08.00-10.00), (16.00-18.00), (18.00-20.00), (20.00-22.00), dan terakhir sesi pukul (22.00-24.00) Wita.

Setidaknya 10-20 orang bermain di sini setiap sesi. Jika dalam sehari ada 3 sampai 4 sesi yang digunakan oleh para penggemar bola basket, maka rata-rata 50 sampai 75 orang datang ke lapangan yang terletak di Jalan Tukad Balian nomor 15 Denpasar dalam sehari.

“Nanti hasil ini juga akan diteruskan ke yayasan dengan sistem bagi hasil. Namun, mahasiswa di sini dibebaskan dari sewa lapangan,” kata Ading.

Motivasinya untuk mengembangkan lapangan basket Kertha terus datang dari Ading dan Mutiara. Dilihat dari pantauan di lapangan, terlihat jelas ada mural dengan wajah LeBron James, pebasket profesional asal Amerika Serikat, yang menjadi fokus utama di lapangan basket.

“Jadi itu juga salah satu teknik pemasaran yang kami gunakan. Tidak jarang orang memposting status di halaman Instagram mereka dengan latar belakang mural ini, yang secara otomatis menjadi salah satu promosi gratis yang kami dapatkan, “kata Ading.

Tidak cukup datang ke sini, tempat lain yang menjadi fasilitas tambahan adalah area merokok bagi orang tua atau pengunjung yang ingin merokok. Upaya ini dilakukan oleh Ading dan Mutiara untuk menyediakan ruangan khusus bagi perokok agar tidak mengganggu pengunjung yang sedang bermain basket.

Pelanggannya tidak hanya dari anak-anak SMP atau SMA, tetapi dari anak-anak TK hingga pekerja kerah biru. Dari sisi pendapatan, Ading mengaku penjualannya kini bisa meningkat di musim panas dan akan sedikit turun di musim hujan.

“Karena lapangan kami berkonsep outdoor, lapangan tidak bisa otomatis digunakan saat hujan. Kami bahkan mendapat Rp 500.000 dalam satu bulan,” kata Ading.

Kedepannya, Ading bertujuan untuk dapat membangun lapangan basket dengan konsep indoor yang berbeda dengan lapangan indoor lainnya di Bali. Karena itu, Ading berharap lapangan basket yang dikelolanya dengan baik ini dapat dijadikan sebagai ruang publik yang inklusif bagi semua orang. *ris

Source: www.nusabali.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button