Kontroversi Joko Tingkir Ngombe Dawet - WisataHits
Jawa Tengah

Kontroversi Joko Tingkir Ngombe Dawet

jakarta

Lagu “Joko Tingkir Ngombe Dawet” menjadi topik perdebatan. Padahal, yang meminum dawet adalah pendiri Kabupaten Pati di Jawa Tengah.

Jadi Joko Tingkir yang diparodikan dalam lagu tersebut, bukan sekedar nama dari sebuah legenda. Joko Tingkir dikenal sebagai salah satu ulama besar sejarah Jawa.

Sementara itu, dawet juga dikenal dalam legenda Jawa sebagai sejenis minuman tradisional. Namun bukan Joko Tingkir yang meminum atau meminumnya, melainkan Kembang Joyo, pendiri Kadipaten Pati-Pesantenan, cikal bakal Kabupaten Pati di Jawa Tengah.

IKLAN

GULIR UNTUK LANJUTKAN KONTEN

Asal usul nama Pati, Jawa Tengah, menurut Babad Pati, berawal dari kisah Kembang Joyo yang terinspirasi dari kesegaran minuman dawet. Sumber tertulis yang menelusuri sejarah Pati cukup terbatas. Sumber referensi bagi peneliti selama ini adalah Babad Pati.

Babad Pati ditulis dalam aksara Jawa oleh Sosrosumanto dan Dibyosudiro pada tahun 1925 dan diterbitkan oleh NV Mardimulya, Jogja. Babad Pati baru diterjemahkan oleh Yanti Darmono pada tahun 1980 dan diterbitkan oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia dan Proyek Penerbitan Buku Sastra Daerah.

Babad Pati adalah karya sastra yang menceritakan kisah Pati sejak bernama Pesantenan pada abad ke-13 (sekitar tahun 1292) dan berakhir pada tahun 1600 dengan perang duel antara Adipati Jayakusuma dan Panembahan Senopati.

Babad Pati menyatakan bahwa Pati pada mulanya merupakan daerah yang terdiri dari beberapa daerah kecil yang merdeka. Di antara wilayah tersebut, ada dua kadipaten yang dianggap besar dan dominan di Pati.

Kedua kadipaten tersebut adalah Paranggaruda yang dipimpin oleh Yudopati dan Tanah Carangsoka yang dipimpin oleh Puspa Handungjaya. Beberapa daerah lainnya adalah Kemaguhan (dipimpin oleh Yuyu Rumpfung), Matesih (dipimpin oleh Singabangsa), Jambangan (dipimpin oleh Kudasuwengi), Majasem (dipimpin oleh Sukmoyono) dan Bantengan (dipimpin oleh Kembang Joyo).

Pemimpin daerah Bantengan, Kembang Joyo, disebutkan dalam babad Pati sebagai tokoh yang menyatukan daerah-daerah tersebut menjadi satu kesatuan politik yang kuat melalui pembentukan sebuah kadipaten yang disebut Pesantenan.

Kembang Joyo kemudian lebih suka tinggal di desa Kemiri, sehingga ia mendapat julukan Ki Ageng Kemiri. Kemudian, Kembang Joyo memperluas wilayahnya dengan menaklukkan daerah lain. Dia juga membuka hutan untuk digunakan sebagai desa baru.

Artikel tentang Joko Tingkir ngombe dawet menjadi artikel terpopuler detikTravel kemarin. Di tempat kedua dan ketiga berturut-turut ada wisata puncak Bogor terbaru dan modal besar untuk memoles Kepulauan Seribu.

Berikut 10 artikel terpopuler detikTravel, Jumat (19/8/22):

Saksikan video “Mempersiapkan keindahan surga bawah laut Pulau Derawan, Kalimantan”.
[Gambas:Video 20detik]
(perempuan/perempuan)

Source: travel.detik.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button