Kisah Solo adalah Solo mengubah 200-30 galon cat menjadi mural di Gatsu-Ngarsopuro - Solopos.com - WisataHits
Jawa Tengah

Kisah Solo adalah Solo mengubah 200-30 galon cat menjadi mural di Gatsu-Ngarsopuro – Solopos.com

Kisah Solo adalah Solo mengubah 200-30 galon cat menjadi mural di Gatsu-Ngarsopuro – Solopos.com

SOLOPOS.COM – Suasana jalur pedestrian di Jl Gatot Subroto atau koridor Gatsu Solo, Jumat (16/12/2022). (Solopos/Putut Hartanto)

cerita Solopos.com

Solopos.com, SOLO — Kawasan koridor Jl Gatot Subroto atau Gatsu-Ngarsopuro kini menjadi salah satu landmark wisata paling menarik di kota Solo. Letaknya yang strategis dan banyaknya area publik yang tersedia menjadi daya tarik tersendiri, ditambah banyaknya mural yang tersaji di sepanjang koridor.

Promosi Hyperlocal Tokopedia Meroket Penjualan Online Sebesar 147%

Mural dengan berbagai bentuk dan tema menambah nilai estetika yang juga menjadi daya tarik wisatawan. Nuansa ikonik koridor Gatsu-Ngarsopuro tahun ini semakin terasa dengan hadirnya dua gapura yang saling berhadapan, gapura biru di selatan dan gapura hijau di utara.

Beriklan dengan kami

Kedua gerbang tersebut membuat Koridor Gatsu Ngarsopuro terlihat lebih manis dan elegan. Menyusuri Koridor Gatsu-Ngarsopuro juga terasa seperti menyusuri jalanan yang memadukan unsur seni dan budaya, namun tanpa meninggalkan sisi progresif perkotaan dengan gedung-gedung tinggi yang dipadukan dengan mural-mural yang berkarakter.

Bahkan, ada banyak mural yang menarik perhatian, mulai dari tema perang Ukraina-Rusia, 27 Club, hingga pernikahan Kaesang dan Erina baru-baru ini. Mural di koridor Gatsu Ngarsopuro ini dirintis pada tahun 2017 oleh grup seniman Solo is Solo.

Kelompok ini dipimpin oleh Irul Hidayat, yang studionya kebetulan berada di dekat Jl Gatot Subroto (Gatsu). Solopos.com berkesempatan berbincang dengan Irul di studionya pada Senin (1/9/2023). Ia menceritakan bagaimana lukisan mural yang kini menjadi daya tarik utama Koridor Gatsu-Ngarsopuro ini dimulai.

“Awalnya kami melihat banyak vandalisme, tidak hanya di koridor Gatsu-Ngarsopuro, tapi juga di kota Solo, di pintu ruko atau coretan di pintu ruko. Soalnya pemilik tidak minta izin, yang meresahkan pemilik toko, dan lukisan mural justru ramai dan populer saat itu,” jelas Irul.

Beriklan dengan kami

Mural Solo Gatsu NgarsopuroJalan desa di sekitar koridor Gatsu-Ngarsopuro Solo juga dihiasi mural pada Senin (1/9/2023). (Solopos/Persisten Windar Pratama)

Irul kemudian menawarkan kepada Wali Kota Solo yang saat itu menjabat sebagai FX Rudyatmo solusi untuk mengurangi aksi vandalisme dengan menutupinya dengan mural yang lebih memiliki nilai konseptual dan artistik. “Pak Rudy saat itu setuju dan kemudian mendukung gerakan kami karena aksi vandalisme berulang kali melanda Pemkot Solo,” imbuh Irul.

Kerjasama dengan pemilik toko

Pemerintah Kota Solo kemudian menginstruksikan Irul untuk membuat mural di kawasan Jl Gatot Subroto. “Jadi waktu itu Pak Rudy melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Solo [Disbudpar] beri izin dan akan ada bantuan. Awalnya kami cek di seluruh Jl Slamet Riyadi, tapi kemudian dirujuk ke Jl Gatot Subroto,” jelas Irul.

Meski telah disetujui Wali Kota Solo, langkah selanjutnya tidak mudah karena banyak pemilik toko di sekitar Koridor Gatsu-Ngarsopuro Solo menolak gagasan tersebut dengan berbagai alasan.

“Ada yang menolak karena ada iklan di pintu toko, dan ada juga yang takut desainnya tidak bagus bahkan membuat tokonya jelek,” kenang Irul.

Beriklan dengan kami

Menurut pria lulusan Institut Seni Kota Solo (ISI) ini, Irul kemudian diizinkan membuat mural di sekitar Jl Gatot Subroto dengan komunikasi yang baik dari FX Hadi Rudyatmo kepada pemilik toko. “Jadi itu momen Solo is Solo pertama 2017 berkolaborasi dengan 40 muralist di Solo untuk berkarya di sana,” jelas Irul.

Saat membuat mural, para pemilik toko juga dilibatkan dalam pembuatan konsep agar bisa menyesuaikan keinginan para seniman dan pemilik toko.

“Desainnya kami komunikasikan, kami diskusikan dengan pemilik toko kemudian kami gambar dan ternyata ada beberapa ide yang diminta oleh pemilik toko. Misalnya ada toko jam tangan yang awalnya ingin membuat mural dengan wajah pemilik toko, tapi ternyata pemilik toko meminta untuk menggambar penemu jam tangan di depan tokonya,” ujarnya.

Penentuan subjek mural yang akan dibuat sangat bergantung pada keinginan senimannya. “Jadi kalau tidak ada tema yang sedang berjalan, semua tergantung artisnya mau berbuat apa. Itu juga tergantung apa yang terjadi saat itu,” imbuh Irul.

Irul juga menjelaskan, kualitas cat yang digunakan juga menjadi penyebab mural di Koridor Gatsu Ngarsopuro begitu indah dan berkarakter. “Tidak hanya temanya saja, warna yang digunakan pun top-notch,” tambah Irul.

Lukisan dinding di jalan desa

Sebanyak 200 kaleng, 30 galon, dan ratusan cat semprot dihabiskan untuk mural Koridor Gatsu-Ngarsopuro Solo yang akan berlangsung mulai September hingga Desember 2022. “Ini memungkinkan warna mural bertahan sekitar lima tahun, meski biasanya kami mengubah desainnya setiap dua tahun sekali,” ujarnya.

Mural Solo Gatsu NgarsopuroSeniman Solo Is Solo mulai mengerjakan mural pada Senin (9/1/2023) di salah satu gang desa sekitar koridor Gatsu-Ngarsopuro, Solo. (Solopos/Persisten Windar Pratama)

Tak hanya Koridor Gatsu-Ngarsopuro, Irul dan Solo anggota Solo yang saat ini berjumlah sekitar 100 seniman itu kini juga sibuk mengerjakan mural di gang-gang sekitar Koridor.

“Kami diminta membuat mural di sepanjang koridor hingga interior gang-gang di sekitarnya [Kementerian PUPR]. Dari segi anggaran, yang paling penting bagi kami adalah membeli cat, konsumsi, atau pernak-pernik untuk membuat mural lebih hidup, ”kata Irul.

Harapan Irul sederhana, Koridor Gatsu-Ngarsopuro bisa menjadi destinasi yang lebih atraktif dan semarak. “Banyak gedung dan gedung yang kami anggap menarik karena menawarkan nilai urban yang bisa menjadi daya tarik wisata. Kalau dilihat di Indonesia tidak ada, bangunan seperti ini muralnya lumayan tinggi, jadi sepertinya ada persoalan tersendiri,” jelasnya.

Namun, Irul menambahkan, ada satu keinginan yang belum terealisasi di Koridor Gatsu Ngarsopuro, yaitu memperbanyak pencahayaan agar bisa melihat karya mural di malam hari. Ia juga berharap di sekitar Koridor Gatsu Ngarsopuro ada tempat bagi para seniman untuk menjajakan dagangannya.

“Koridor Gatsu-Ngarsopuro ini seperti pengenalan karya seniman, jadi mungkin ke depannya akan ada wadah bagi seniman peserta untuk memamerkan karyanya di sana,” jelasnya.

Sebelumnya, Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka mengatakan, koridor Gatsu-Ngarsopuro akan dikembangkan menjadi ikon wisata malam yang memadukan unsur seni, budaya, dan kuliner. Pada malam hari, warga bisa nongkrong dan menikmati karya seniman dan kuliner.

Source: news.google.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button