Konservasi adalah upaya menjaga alam, berikut tujuan dan manfaatnya - WisataHits
Jawa Barat

Konservasi adalah upaya menjaga alam, berikut tujuan dan manfaatnya

Konservasi Tamarin Singa Emas yang Terancam Punah

Perbesar

Seekor singa tamarin emas melompat selama tur observasi di properti mitra pribadi taman ekologis singa emas tamarin di kawasan Hutan Atlantik Silva Jardim, Rio de Janeiro, Brasil, Kamis (16 Juni 2022). Taman ini merupakan bagian dari upaya Asosiasi Tamarin Singa Emas untuk melestarikan spesies yang terancam punah (AP Photo/Bruna Prado)

Konservasi adalah upaya untuk melindungi alam, yang secara umum dapat dibagi menjadi dua kelompok:

1. Konservasi in situ adalah kegiatan pelestarian flora/fauna yang dilakukan di habitat aslinya. Konservasi in situ meliputi kawasan lindung (cagar alam dan suaka margasatwa) dan kawasan lindung (taman nasional, taman hutan raya dan taman wisata alam).

2. Konservasi ex situ, yaitu kegiatan pelestarian flora/fauna yang dilakukan di luar habitat aslinya. Konservasi ex situ dilakukan oleh lembaga konservasi seperti kebun raya, arboretum, kebun binatang, taman safari dan tempat penyimpanan semen dan sperma hewan.

Berkenaan dengan bentuk konservasi, enam jenis kawasan lindung juga dapat dibagi lagi. Keenam jenis kawasan lindung tersebut adalah sebagai berikut:

sebuah. Taman Nasional

Taman nasional berfungsi untuk melindungi sistem penyangga kehidupan dan untuk melindungi hewan dan tumbuhan serta untuk melestarikan sumber daya alam. Selain itu, taman nasional juga penting untuk ilmu pengetahuan, pendidikan, budaya dan rekreasi. Kriteria penetapan dan penetapan suatu kawasan sebagai kawasan taman nasional meliputi:

1. Memiliki sumber daya hayati dan ekosistem yang alami dan unik yang masih utuh dan alami serta menunjukkan gejala alam yang khas;

2. memiliki satu atau lebih ekosistem yang utuh;

3. memiliki luasan yang cukup untuk menjamin kelangsungan proses ekologi alam; dan

4. adalah kawasan yang dapat dibagi menjadi zona inti, zona pemanfaatan, zona rimba dan/atau zona lain sesuai kebutuhan.

Contoh taman nasional di Indonesia adalah: Taman Nasional Gunung Leuser di Aceh, Taman Nasional Batang Gadis di Kabupaten Madina, Taman Nasional Komodo di Pulau Komodo dan Taman Nasional Kepulauan Seribu.

b. cagar Alam

Cagar alam adalah cagar alam yang memiliki ciri khas tumbuhan dan satwa yang dibiarkan berkembang biak di alam dilakukan di dalam cagar alam.

Seperti halnya kawasan konservasi lainnya, masuk ke kawasan konservasi memerlukan SIMAKSI (Izin Masuk Kawasan Konservasi). SIMAKSI tersedia di kantor Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) setempat.Contoh cagar alam di Indonesia adalah: Cagar Alam Batu Gajah di Kabupaten Simalungun, Cagar Alam Martelu Purba di Kabupaten Langkat.

c. taman laut

Taman laut merupakan kawasan lautan yang memiliki ciri khas keindahan alam yang dirancang untuk melindungi keanekaragaman hayati di lautan. Contoh taman laut di Indonesia adalah: Taman Laut Bunaken di perairan Sulawesi, tepatnya di Manado, Sulawesi Utara.

yaitu cagar Alam

Suaka Margasatwa adalah kawasan hutan atau cagar alam yang memiliki keistimewaan berupa keanekaragaman dan/atau jenis satwa unik yang memerlukan perlindungan/pengelolaan untuk bertahan hidup di habitatnya.

Suaka margasatwa biasanya ditetapkan sebagai habitat satwa liar yang memiliki nilai ilmiah dan budaya yang unik dan mewakili kekayaan dan kebanggaan nasional. Konservasi dapat dilakukan secara sengaja atau alami untuk menjaga kelangsungan hidup tumbuhan.

e. Kebun Raya

Kebun Raya adalah kumpulan tumbuhan di satu tempat, yang bersumber dari berbagai daerah untuk tujuan konservasi, ilmu pengetahuan dan rekreasi. Contoh kebun raya adalah: Kebun Raya Bogor, Kebun Raya Kuningan, Kebun Raya Cibodas dan Kebun Raya Baturaden.

f.hutan bakau

Hutan mangrove atau hutan bakau adalah hutan yang tumbuh di rawa-rawa air payau. Hutan ini terletak di pesisir pantai dan dipengaruhi oleh kondisi pasang surut. Salah satu peran dan manfaat hutan mangrove adalah adanya sistem perakaran tanaman mangrove yang kompleks. padat dan padat, yang dapat menjebak sisa-sisa bahan organik dan puing-puing yang terbawa oleh air laut dari daratan. Proses ini dapat mengakibatkan air laut tetap jernih dan bersih, sehingga melestarikan terumbu karang, karena proses ini sering disebut sebagai mangrove yang membentuk daratan karena sedimen dan tanah yang dikandungnya meregenerasi garis pantai.

Source: m.liputan6.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button