Kisah Batik Wonogiren Terkenal Setelah Dipromosikan Tien Suharto - Solopos.com - WisataHits
Jawa Tengah

Kisah Batik Wonogiren Terkenal Setelah Dipromosikan Tien Suharto – Solopos.com

SOLOPOS.COM – Contoh motif batik Wonogiren. (Spesial/Instagram tsp_batikwonogiren)

Solopos.com, WONOGIRI — Batik adalah salah satu budaya asli Indonesia yang diakui dunia. Bahkan, pada tahun 2009, batik Indonesia dinyatakan sebagai warisan budaya asli Indonesia oleh UNESCO.

Tiga kota yang terkenal dengan batiknya adalah Pekalongan, Surakarta dan Yogyakarta. Namun, setelah ditelusuri lebih lanjut, sentra produksi batik dapat ditemukan di daerah lain di Jawa Tengah.

AksiJos! Petani dan peternak Klaten bisa menjadi pendukung kedaulatan pangan

Salah satu sentra produksi batik berada di Kecamatan Tirtomoyo, Kabupaten Wonogiri. Industri Batik Wonogiren di Kecamatan Tirtomoyo terbagi menjadi lima desa yaitu Desa Tirtomoyo, Dlepih, Banyakprodo, Bedingin dan Ngargoyoso.

Tradisi Batik Wonogiren Tirtomoyo merupakan tradisi Batik Keraton karena masih berkaitan dengan Batik Keraton di Surakarta.

Dikutip dari disertasi berjudul Mempelajari tradisi Batik Tirtomoyo Wonogiren dengan pendekatan estetika Timur oleh Dwi Widyantoro pada tahun 2013, Batik Wonogiren Tradisi Tirtomoyo dikenal dengan Batik Wonogiren yang sudah ada sejak tahun 1910-an. Ketika abdi dalem Keraton Mangkunegaran menjabat Surakarta di Tirtomoyo Wonogiri.

Baca Juga: Karnaval Wonogiri Gelar Fashion Show Batik Cacat Cipat

Batik Wonogiren di Tirtomoyo adalah Batik Wonogiren asli. Nama Batik Wonogiren berasal dari seorang seniman batik Pura Mangkunegaran bernama Kanjeng Wonogiren atau Raden Ayu Handayaningrat, istri Bupati Wonogiri (yang menjabat pada masa pra-kemerdekaan Indonesia).

Kanjeng Wonogiren mengajar masyarakat Tirtomoyo seni membatik sekitar tahun 1910-an. Kanjeng Wonogiren mengajarkan proses membatik dari awal hingga akhir, yaitu Babaran.

Nama Batik Wonogiren mulai dikenal banyak orang setelah dipromosikan oleh Ibu Tien Suharto, istri Presiden Soeharto yang juga berasal dari Wonogiri. Dia memakai Batik Wonogiren dalam pakaian sehari-harinya.

Oleh karena itu, Batik Wonogiren menjadi salah satu favorit masyarakat. Batik Wonogiren memiliki ciri khas dengan motifnya yang remuk. Remah-remah di Batik Wonogiren menjadi ciri khas selama ini.

Baca Juga: Sejarah Karnaval Dalam Merayakan Acara Besar Seperti di Wonogiri

Batik Wonogiren Tradisi Tirtomoyo hampir sama dengan tie-dye di Pura Mangkunegaran, terutama pada motifnya. Yang membedakan adalah teknologi yang digunakan.

Batik Wonogiren dan Batik di Pura Mangkunegaran dan Keraton Surakarta, perbedaannya terletak pada tekniknya, yaitu teknik Wonogiren (sobek). Batik Wonogiren tradisi Tirtomoyo juga memiliki tekstur yang halus, lembut dan berwarna terang yaitu soga berwarna coklat kekuningan yang hampir sama dengan Batik Pura Mangkunegaran.

Motif tradisional sudah ada sejak munculnya Tirtomoyo Batik Wonogiren. Motifnya antara lain Manyar Sewu, Ratu Ratih, Sido Drajat, Suryo Suwito, Sido Asih, Tirto Tedjo Kusumo, Simbar, Generasi Wahyo, dan Sido Mulyo.

Selain motif tradisional, Batik Wonogiren Tradisi Tirtomoyo juga memiliki motif pengembangan atau kreasi baru yang sesuai dengan kondisi lingkungan alam, sosial dan budaya di sekitar wilayah Wonogiri. Tema kreasi baru tersebut antara lain tema gajah, tema Satriyo Manah, tema kupu-kupu Konket, tema Urang dan tema permintaan maaf.

Source: www.solopos.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button