QRIS berkembang pesat, uang tidak layak beredar masih triliunan - WisataHits
Jawa Timur

QRIS berkembang pesat, uang tidak layak beredar masih triliunan

QRIS berkembang pesat, uang tidak layak beredar masih triliunan

Malang Post – Jumlah uang tidak layak edar (UTLE) yang tercatat di Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Kota Malang pada tahun 2022 masih cukup tinggi. Jumlahnya mencapai Rp 6 triliun.

UTLE yang dimusnahkan adalah uang hasil korupsi yang ditukarkan oleh masyarakat di Bank Indonesia. Juga kepada bank lain di wilayah kerja KPwBI. Bahkan jika rata-rata Rp 500 miliar dimusnahkan setiap bulan.

“Tingginya uang tak tersalurkan yang dimusnahkan itu karena inflow dan outflow di wilayah kerja KPwBI Malang sebenarnya cukup tinggi. Perhitungan kami untuk tahun 2022 sekitar Rp 6 triliun,” kata Samsun Hadi, Kepala Bank Indonesia Kantor Wilayah Malang, beberapa waktu lalu.

Yang menarik, dari sejumlah UTLE juga ada uang palsu. Apa yang Anda dapatkan dari komunitas. Terutama yang melaporkan peredaran uang palsu. Namun mayoritas uang palsu, jelas Samsun, tidak banyak ditemukan di bank. Karena jika dilakukan scan dan ternyata uang yang disetorkan itu palsu maka akan segera dikembalikan ke penyimpannya.

“Uang palsu banyak beredar di pinggiran. Atau bagikan di toko-toko kecil. Normalnya nominal pembelian tidak terlalu besar. Karena orang-orang ini membutuhkan uang yang tidak sedikit,” kata mantan jurnalis itu.

Itu sebabnya Bank Indonesia selalu mengimbau masyarakat untuk menggunakan pembayaran nontunai. Untuk melindungi diri dari hal-hal yang tidak diinginkan. Hal utama adalah mengurangi kemungkinan uang palsu diedarkan.

Pembayaran cashless juga terus meningkat di catatan KPwBI Malang. Catatannya, pedagang QRIS di ruang kerja KPwBI Malang tumbuh 48,53 hingga Desember 2022 lalu. Atau total 468.683 trader. Yang patut dibanggakan, kata Samsun, transaksi QRIS Wilker Malang didominasi sektor UMKM dengan pangsa 76,77 persen.

“Ini sangat mendukung program QRIS 15 juta pengguna baru di tahun 2022. KPwBI Malang menargetkan untuk meningkatkan jumlah pengguna QRIS menjadi 516.401 pedagang. Atau sekitar 21,30 persen dari target pengguna QRIS di Jawa Timur pada 2022,” kata Samsun yang pernah memimpin perwakilan BI Purwokerto itu.

Sedangkan jumlah pengguna QRIS di Jawa Timur mencapai 2.645.123 pengguna per November 2022. Dari target 2.423.000 pengguna. Atau melampaui target dengan persentase 109,17. Khusus untuk wilayah kerja BI Malang, Kota Malang dan Kabupaten Malang paling tinggi. Terdapat 322.007 dealer atau tumbuh 45,76 persen dibanding tahun sebelumnya. Sedangkan Kota Batu memiliki 26.410 pedagang atau tumbuh 41,59 persen year on year.

“QRIS adalah asosiasi berbagai jenis QR dari penyedia layanan sistem pembayaran dengan menggunakan kode QR. Dikembangkan oleh Industri Sistem Pembayaran bersama Bank Indonesia. Untuk mempermudah proses transaksi dengan QR code lebih mudah, cepat dan aman,” jelas pria yang telah menjalankan KPwBI Malang sejak Maret 2022 ini.

Dengan QRIS, lanjutnya, dapat digunakan di semua toko, pedagang, warung, tempat parkir, tiket wisata, donasi (merchant) yang berlogo QRIS. Meski berbeda dengan penyedia aplikasi yang digunakan masyarakat, pembayaran tetap bisa dilakukan. Sedangkan pada tahun 2022, Kota Malang mencatatkan inflasi sekitar 6,45 persen, lebih rendah dibandingkan inflasi provinsi Jawa Timur yang berada di kisaran 6,52 persen. Atau menempati urutan ketiga setelah Jember dan Surabaya.

Samsun Hadi mengatakan inflasi periode Desember 2022 didorong kenaikan harga di berbagai kelompok pengeluaran. Pangsa terbesar, yakni 0,45 persen, berasal dari kelompok makanan dan minuman.

Dari sisi komoditas, Samsun mengatakan inflasi didorong oleh kenaikan harga beras sebesar 0,06 persen, telur ayam sebesar 0,06 persen, tomat sebesar 0,05 persen, cabai rawit sebesar 0,04 persen dan perhiasan emas sebesar 0,04 persen lebih rendah dibandingkan tahun 2022. Namun demikian, masih perlu dipantau karena masih ada tantangan. Seperti tingginya harga pangan dan energi global akibat kondisi cuaca ekstrim dan berlanjutnya konflik Rusia-Ukraina yang dapat mempengaruhi tingkat inflasi.

“Sinergi kebijakan antara pemerintah pusat dan daerah serta Bank Indonesia akan semakin diperkuat melalui Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) dan penguatan koordinasi TPIP-TPID untuk menjaga tingkat inflasi dalam kisaran sasaran 3,0 persen plus 1 persen terus,” kata Samsun yang merupakan alumni salah satu universitas di Jember ini. (Ra Indrata)

Source: news.google.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button