BPJAMSOSTEK Semarang Majapahit bekerja sama dengan Rapel untuk melindungi pekerja yang rentan - WisataHits
Jawa Tengah

BPJAMSOSTEK Semarang Majapahit bekerja sama dengan Rapel untuk melindungi pekerja yang rentan

Semarang (ANTARA) – BPJS Ketenagakerjaan (BPJAMSOSTEK) Cabang Semarang Majapahit bekerja sama dengan Rapel memberikan perlindungan bagi pekerja rentan, salah satunya adalah event Tour de Borobudur.

Chief Executive Officer Rapel Berthy Jacob mengatakan berbagai sampah anorganik yang dikumpulkan selama Tour de Borobudur 2022 dibeli untuk membayar iuran BPJAMSOSTEK bagi pekerja rentan. Sampah yang dibeli dipisahkan lagi dan didaur ulang menjadi benda yang berguna.

“Sampah memiliki nilai ketika dipilah karena masing-masing jenis memiliki nilai tersendiri, seperti botol plastik di antara botol dan tutupnya, masing-masing memiliki nilai tersendiri,” jelasnya.

Kepala BPJAMSOSTEK Kantor Majapahit Semarang Imron Fatoni mengakui inovasi ini dapat membantu masyarakat berpenghasilan rendah tetap mendapatkan perlindungan sosial dari potensi risiko mulai dari kecelakaan kerja hingga kematian.

“Kami berharap mereka tetap terlindungi dalam aktivitas sehari-hari seperti kuli, pedagang kecil dan lainnya ketika ada risiko cedera industri atau kematian,” kata Imron di puncak acara Tour de Borobudur XXII, di Taman Lumbini, Marga Utama Kawasan Taman Wisata Candi Borobudur, Minggu (6/11).

Baca juga: BPJAMSOSTEK berharap BSU bermanfaat bagi seluruh pekerja

Iuran yang pertama kali dibayarkan dari penjualan sampah juga menjadi jembatan pendidikan bagi masyarakat berpenghasilan rendah karena iuran BPJAMSOSTEK sangat terjangkau yaitu Rp 16.800 per bulan. Setelah mengetahui program BPJAMSOSTEK, mereka dapat menghemat sekitar Rp 600 per hari untuk membayar biaya bulan depan.

“Sangat mungkin mereka bisa mandiri menjadi peserta BPJAMSOSTEK,” jelas Imron yang juga mengatakan iuran BPJAMSOSTEK hanya untuk pegawai, namun manfaat program ditujukan untuk ahli waris.


Apabila peserta BPJAMSOSTEK mengalami kecelakaan kerja dalam perjalanan ke tempat kerja atau dalam perjalanan pulang, peserta BPJAMSOSTEK berhak atas biaya pengobatan rumah sakit yang tidak terbatas sampai dengan dinyatakan sembuh. Juga sambil menunggu kesembuhan dan peserta tidak bisa kembali bekerja,

BPJAMSOSTEK memberikan penghasilan pengganti sebesar nilai upah yang dilaporkan – selama peserta dapat pulih dan kembali beraktivitas. Sekalipun kecelakaan kerja menyebabkan peserta untuk sementara tidak dapat bekerja, BPJAMSOSTEK tetap memberikan perlindungan sosial.

“Bantuan ini dimaksudkan untuk mencegah risiko sosial ekonomi yang timbul ketika tulang punggung keluarga menjadi cacat akibat kecelakaan kerja,” jelasnya.

Baca juga: CSR, BPR BKK Purwodadi Daftarkan 2.000 Tenaga Kerja Rentan di BPJAMSOSTEK

Sebaliknya, jika pekerja tidak meninggal dunia karena kecelakaan kerja, ahli waris akan mendapatkan santunan kematian sebesar Rp 42 juta. Selain itu, ahli waris yang statusnya masih sekolah akan mendapatkan dana bantuan pendidikan dari TK hingga Perguruan Tinggi, sehingga pendidikan anak-anak akan terselamatkan.

Imron menambahkan, BPJAMSOSTEK memberikan perlindungan kepada seluruh pekerja. Terlepas dari latar belakang pendidikan peserta atau sifat pekerjaannya. Menyadari manfaat yang luar biasa dari program ini, ia mengajak seluruh pekerja informal seperti pedagang, pemanjat kelapa, petani, pemulung, pengendara sepeda dan lainnya untuk mendaftar sebagai peserta BPJAMSOSTEK.

Berthy menambahkan, satu orang bisa menghasilkan 0,7 kilogram sampah organik dan anorganik per hari. Ketika sampah menumpuk setiap hari dan tidak dibuang dengan benar, itu bisa mengancam jiwa. Bencana alam seperti banjir, polusi, ekosistem perairan yang terancam punah, gelombang panas, kondisi cuaca ekstrim dan lain-lain dapat terjadi.

Hal ini juga memperpendek Umur Tempat Pembuangan Akhir (TPSA). Idealnya, TPSA hanya digunakan untuk mengumpulkan sampah yang tidak dapat didaur ulang atau sisa sampah.

Menurutnya, sampah plastik yang terlihat hancur sebenarnya masih ada. Namun ukurannya berubah menjadi mikroplastik. Hal ini dikarenakan sampah plastik dibuang sembarangan.

“Meski debunya masih terlihat, tapi kalau mikroplastiknya sulit dilihat, itu sangat berbahaya,” pungkasnya.

Source: news.google.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button