Kemenparekraf mengimbau agar berhati-hati dalam mempromosikan pariwisata pascabencana - WisataHits
Jawa Tengah

Kemenparekraf mengimbau agar berhati-hati dalam mempromosikan pariwisata pascabencana

Ni Made Ayu Martini, Deputi Bidang Pemasaran Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), mengatakan bencana alam biasanya berpotensi mengubah daerah yang terkena dampak menjadi objek wisata.

Ia mencontohkan, bencana gunung api di suatu daerah biasanya menarik wisatawan setelah dikunjungi oleh peneliti atau tim peneliti.

“Gunung Krakatau dikunjungi dari mana saja, bisa naik helikopter untuk melihatnya. Ini peluang, bisa dijual setelah fase pemulihan bencana, sehingga yang tertarik dengan penelitian atau wisata petualangan bisa mengunjunginya karena daerahnya aman,” ujarnya dalam Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) 2022 di Jakarta. Dimulai pada Jumat (16/12/2022). Diantara.

Contoh lain adalah daerah yang terkena bencana yang kemudian menjadi tujuan wisata yaitu kawasan Gunung Merapi.

Bahkan, berbagai paket wisata mengunjungi Gunung Merapi di Yogyakarta dan Jawa Tengah pun bermunculan di kawasan ini. Di Aceh juga, pascatsunami 2004, banyak wisatawan datang untuk melihat sisa-sisa kapal di rumah penduduk yang menjadi bukti sejarah tragedi tsunami.

Namun, Ni Made kembali mengimbau para pemangku kepentingan di sektor pariwisata untuk berhati-hati dalam mempromosikan kawasan tertentu pascabencana.

“Misalnya di Indonesia baru saja terjadi bencana, tiba-tiba kita tampilkan iklan Wonderful Indonesia, lalu orang bertanya kenapa demikian, dan itu bisa menjadi bumerang,” katanya.

Untuk itu, menurutnya, ada kebutuhan mendesak untuk melakukan koordinasi secara terpadu antar pemangku kepentingan agar tidak ada yang bepergian ke Indonesia saat terjadi bencana alam atau fase pemulihan pascabencana belum selesai.

Hal pertama yang bisa dilakukan sebelum melobi destinasi wisata di Indonesia adalah menyampaikan belasungkawa di daerah yang terkena bencana beberapa hari sebelumnya.

Setelah itu, lanjutnya, ada tahapan penanggulangan bencana, khususnya untuk destinasi wisata. Hal ini dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat dalam mengunjungi destinasi wisata.

“Tidak hanya destinasi yang terkena bencana harus cepat (moving fast), bukan hanya SDM yang harus cepat, tapi pemasarannya juga harus cepat. Ke depan, kami sangat ingin semua kepala industri pariwisata menjadi badan pengelola dengan sengaja (mengakui) soal itu, karena tidak seperti negara lain, Indonesia sensitif terhadap bencana,” pungkas Ni Made. (Ant/bil)

Source: news.google.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button