Kemenparekraf mengimbau promosi pariwisata dilakukan secara hati-hati pascabencana - WisataHits
Jawa Tengah

Kemenparekraf mengimbau promosi pariwisata dilakukan secara hati-hati pascabencana

Misalnya di Indonesia baru saja terjadi bencana, tiba-tiba kita tampilkan iklan Wonderful Indonesia, lalu orang bertanya kenapa demikian, dan bisa menjadi bumerang.

Jakarta (ANTARA) – Wakil Menteri Pemasaran Kementerian Pariwisata dan Industri Kreatif (Kemenparekraf) Ni Made Ayu Martini mengatakan bencana alam seperti dua sisi mata uang, seperti bencana gunung berapi menyusul kunjungan peneliti ke daerah itu berpotensi. untuk menjadi bagian dari khusus untuk menjadi tujuan bunga.

“Gunung Krakatau dikunjungi dari mana saja, bisa naik helikopter untuk melihatnya. Ini peluang, bisa dijual setelah fase pemulihan bencana, sehingga yang berminat penelitian atau wisata petualangan bisa mengunjunginya karena daerahnya aman,” ujarnya dalam Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) 2022 yang dipantau secara virtual. Jakarta, Jumat.

Contoh lain daerah yang terkena bencana dan kemudian menjadi tujuan wisata adalah berbagai paket wisata mengunjungi Gunung Merapi di Yogyakarta dan Jawa Tengah. Di Aceh juga, pascatsunami 2004, banyak wisatawan datang untuk melihat sisa-sisa kapal di rumah penduduk yang menjadi bukti sejarah tragedi tsunami.

Ni Made lebih lanjut menekankan bahwa pemangku kepentingan sektor pariwisata harus berhati-hati dalam mempromosikan daerah tertentu setelah bencana.

“Misalnya di Indonesia baru ada bencana, tiba-tiba kita muncul Iklan Wonderful Indonesia, lalu orang akan bertanya kenapa dan bisa menjadi bumerang,” ujarnya.

Untuk itu, dia menilai, ada kebutuhan mendesak untuk koordinasi antar pemangku kepentingan secara terpadu, agar tidak ada yang menganjurkan berkunjung ke Indonesia saat terjadi bencana alam atau fase pemulihan pascabencana belum selesai.

Hal pertama yang bisa dilakukan sebelum menjangkau destinasi wisata di Indonesia adalah menyampaikan belasungkawa beberapa hari sebelumnya di daerah tertentu yang terkena bencana.

Setelah itu, lanjutnya, ada tahapan penanggulangan bencana, khususnya untuk destinasi wisata. Hal ini dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat dalam mengunjungi destinasi wisata.

“Tidak hanya destinasi yang terkena bencana harus cepat (moving fast), bukan hanya SDM yang harus cepat, tapi pemasarannya juga harus cepat. Ke depan, kami sangat ingin semua kepala badan pengelola industri pariwisata menyadari hal ini, karena Indonesia sensitif terhadap bencana tidak seperti negara lain,” ujar Ni Made Ayu Martini.

Reporter: M. Baqir Idrus Alatas
Penerbit : Risbiani Fardaniah
HAK CIPTA © ANTARA 2022

Source: news.google.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button