KemenKopUKM dan Dekranas bersinergi meningkatkan citra kerajinan Indonesia - WisataHits
Jawa Barat

KemenKopUKM dan Dekranas bersinergi meningkatkan citra kerajinan Indonesia

Bogordaily.net – Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) bekerjasama dengan Dewan Kerajinan Nasional (Dekranas) menyelenggarakan kegiatan bertajuk Craft Stories, yang bertujuan untuk meningkatkan kapasitas dan kompetensi sumber daya manusia UMKM di bidang kerajinan atau perajin di Provinsi Bali dan meningkatkan citra pengrajin produk handmade agar produknya dapat bersaing di pasar lokal maupun global.

Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM) Teten Masduki pada sinergi kegiatan Kementerian Koperasi dan UKM dengan Dewan Kerajinan Nasional (Dekranas) bertajuk Cerita Kerajinan di Tanjung Benoa, Bali, Selasa (8/9), Bali mengatakan Ekonomi mengalami penurunan paling tajam akibat pandemi COVID-19 dan mengalami pemulihan ekonomi yang melambat.

“Ini karena perekonomian Bali didominasi oleh satu sektor, yaitu pariwisata,” kata Menteri Teten.

Pengalaman ini mendorong inisiatif diversifikasi ekonomi Bali melalui pengembangan beberapa sektor unggulan, termasuk sektor berbasis kreativitas, budaya dan sumber daya seperti kerajinan, produk kesehatan dan kuliner.

“Masyarakat Bali yang sejak lama dikenal sebagai masyarakat kreatif, terampil dan pekerja keras diyakini mampu menghasilkan produk kerajinan berkualitas tinggi yang populer di pasar internasional,” kata Menko PMK. Usaha Besar, Teten Masduki.

Selain itu, Menteri Teten menambahkan, posisi Bali sebagai tujuan wisata populer bagi wisatawan dapat dijadikan sebagai lokasi pemasaran produk dan mempelajari selera pasar dunia.

Selain itu, pengembangan UKM kerajinan juga harus berbasis riset pasar secara sistematis dan berkesinambungan dengan fokus pada agregator kecil dan menengah yang melibatkan pembeli yang representatif dan lembaga pembiayaan ekspor.

“Promosi kerajinan Bali melalui pameran nasional dan internasional di Bali harus rutin,” kata Menteri Teten.

Ia menegaskan, pelaku UMKM akan sulit beradaptasi dan mengembangkan usahanya jika berjalan sendiri dan harus menentukan strategi pasar karena keterbatasan sumber daya. Selain itu, UMKM juga perlu berkolaborasi dan berspesialisasi dalam produksi.

Sejalan dengan itu, kata dia, peran Dekranas dalam mendorong kemajuan UMKM sangat strategis. Dekranas juga mendukung para pemangku kepentingan UMKM untuk memamerkan karyanya, mengembangkan branding dan tata kelola perusahaan, memfasilitasi pembiayaan dan mengajak UMKM untuk mengambil tanggung jawab sosial terhadap kelestarian lingkungan dan kecintaan pada produk lokal.

Di tempat yang sama, Suzana Teten Masduki dari Bidang Pendanaan Dekranas mengatakan bahwa provinsi Bali merupakan salah satu juara dalam menghasilkan kerajinan tangan terbaik. Banyak karya indah yang bernilai estetika tinggi telah diciptakan oleh para pelaku kreatif Bali dan menjadi kebanggaan bangsa Indonesia.

Namun, ketika pandemi melanda, tren dan selera pasar berubah. Sejalan dengan itu, tantangan dan peluang perdagangan terampil dikatakan telah berubah secara signifikan selama pandemi.

“Memenuhi tuntutan ini membutuhkan inovasi dan kreativitas. Sektor kerajinan harus mampu memenuhi kebutuhan pasar Indonesia dan internasional.

Dalam rangka membangun ekosistem ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan, kami mendorong para pelaku kreatif untuk mengembangkan model bisnis yang lebih modern,” kata Suzana.

Ia juga menekankan, sinergi yang dilakukan KemenKopUKM dan Dekranas juga menghadirkan rangkaian pelatihan dengan model bola jemput, yang bertujuan memberdayakan kewirausahaan dan memperkuat ekosistem ekonomi digital dari hulu hingga hilir.

Suzana menegaskan sinergi ini merupakan upaya dan ikhtiar bersama, apalagi dengan momentum kepresidenan G20 yang merupakan peluang terbuka untuk membangun dan mentransformasikan sektor kerajinan Indonesia.

“Agar kita harus siap dari pihak pelaku ekonomi, kita pakai presidensi G20 bersama-sama. Tidak hanya menjadi tuan rumah, tetapi juga menjadi pemenang,” ujarnya.

“Dengan pendekatan berbasis ekosistem ini, kami berharap akan banyak terbuka peluang untuk lebih memajukan pelaku usaha di Indonesia. Semoga pelatihan yang ditawarkan KemenKopUKM dengan Dekranas ini bisa menjadi keuntungan tersendiri bagi peserta dalam menghadapi guncangan di masa mendatang,” kata Suzana.

Gubernur Bali Wayan Koster juga mengakui langkah Kementerian Koperasi dan UKM untuk merevitalisasi UMKM, khususnya sektor kerajinan di Bali. Ia juga mengakui Bali masih bergantung pada sektor pariwisata yang menyumbang sekitar 45 persen dari PAD.

Namun, dari pengalaman, sektor ini terbukti sangat rentan terhadap bencana alam dan tak terduga seperti pandemi COVID-19.

“Jadi kita membuat transformasi ekonomi baru agar tidak bergantung pada satu industri. Ada 6 sektor yang akan kita kembangkan ke depan: Pertanian, Kelautan dan Perikanan, UMKM dan Koperasi, Sektor Industri Brand Bali, Ekonomi Digital dan Pariwisata. Tahun 2023 kita akan lebih maju karena kekayaan kita ada di UMKM, industri kreatif dan ekonomi digital,” kata Wayan.

Pada acara ini juga diserahkan program strategis secara simbolis kepada 19 UMKM yang diwakili, diantaranya penyerahan Kredit Usaha Rakyat (KUR) kepada 5 UMKM senilai Rp 850 juta, dana bergulir LPDB KUMKM kepada 5 koperasi sebesar Rp NIB) sebesar Rp. 5 usaha mikro dan memfasilitasi standarisasi dan sertifikasi produk untuk 4 UKM.***

Source: bogordaily.net

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button