Karnaval Budaya Seabad Emas Terates, Kumpulkan Tanah dan Air, Simbol Persatuan Bangsa – KRYOGYA - WisataHits
Yogyakarta

Karnaval Budaya Seabad Emas Terates, Kumpulkan Tanah dan Air, Simbol Persatuan Bangsa – KRYOGYA

KARANGANYAR, KRJOGJA.com – Ribuan warga Persaudaraan Setia Hati (PSHT) Karanganyar berkumpul di halaman Masjid Raya Madaniyah, Minggu siang (24/7). Mereka berpartisipasi dalam Karnaval Budaya Golden Terate Abad 1 dan menyaksikan presentasi simbol tanah dan air.

Simbol tersebut diberikan kepada Koordinator PSHT DIY Jateng, AKBP Purn Sapto Yohanes, oleh Bupati Karanganyar, Juliyatmono. Lambang air dan tanah tersebut kemudian diserahkan kepada PSHT Pusat Madiun. Air dan tanah dari Karanganyar diambil dari kawasan wisata Sapta Tirta Pablengan, Matesih.

Kepala Cabang PSHT Karanganyar, Sutarmo mengatakan, kegiatan ini merupakan rangkaian perayaan 100 atau 100 tahun PSHT. Dia menyapa ribuan warga PSHT, mulai dari remaja hingga dewasa. Sebelumnya, mereka telah melakukan long march dari flyover Palur menuju alun-alun kota. Ada juga yang mengendarai mobil dan motor.
Bupati Juliyatmono mengatakan air dan bumi dari kawasan wisata Sapta Tirta Pablengan, Matesih memiliki tujuh mata air ajaib.

“Kita ambil dari Pablengan. Dari sumber air Panguripan artinya memberi kehidupan,” kata Juliyatmono.

Menurut Juliyatmono, tanah dan air memiliki filosofi yang menyatukan. Dimana melalui air dan darat mampu mempersatukan bangsa Indonesia, PSHT memegang peranan penting dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Bupati berharap kegiatan ini dapat menumbuhkan rasa bela negara di kalangan warga PSHT.

“Begitu negara dalam keadaan terancam, PSHT akan ikut mengamankannya,” katanya.

Sementara itu, tafsir abad PSHT berharap organisasi ini menjadi lebih baik dan lebih menarik bagi semua orang. Jangan ditunda oleh pihak yang tidak senang. Ia juga meminta warga PSHT tidak terpancing isu hoax yang bisa mencoreng makna seabad. Jangan biarkan diri Anda terprovokasi, apalagi bertindak anarkis.

“Kita akan jaga PSHT bersama selama satu abad,” kata Koordinator PSHT Jateng AKBP DIY Purn Sapto Yohanes.

Ia mengatakan tanah dan air dari Sabang hingga Merauke diukir dan dikumpulkan sebagai simbol mempererat persaudaraan dan menjaga keutuhan kebhinekaan. Kemudian, tanah dan air yang dikumpulkan dari berbagai daerah di Indonesia digabungkan dan dibawa ke Padepokan PSHT di Madiun, Jawa Timur.

Setelah semuanya terkumpul dan digabungkan, air dan tanah ditempatkan di Tugu PSHT Satu Abad. Puncaknya jatuh pada 2 September 2022. (Lim)

Source: www.krjogja.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button