Kampung Wisata Kauman, tempat berdirinya Persyarikatan Muhammadiyah - WisataHits
Yogyakarta

Kampung Wisata Kauman, tempat berdirinya Persyarikatan Muhammadiyah

LANGIT7.ID, Jakarta – Kampung Wisata Kauman merupakan sebuah kelurahan kecil yang terletak di sebelah barat alun-alun utara Kota Yogyakarta. Meski kecil, kondisi desa ini cukup padat, rumah-rumahnya tampak berdekatan.

Selain itu, Desa Kauman juga memiliki beberapa jalur sempit di sebelahnya yang hanya cukup untuk pejalan kaki. Sekilas desa ini terlihat sama dengan desa lainnya di Yogyakarta, namun desa kecil ini merupakan desa terbaik di Yogyakarta.

Karena di desa ini lahir seorang tokoh ulama dan pahlawan nasional Indonesia yaitu Kiai Haji Ahmad Dahlan. Pada tahun 1912, Kiai Ahmad Dahlan mendirikan Persatuan Muhammadiyah, sebuah organisasi desa yang menjadi organisasi Islam modern terbesar di Indonesia saat ini.

Pengaruh organisasi ini terbentang dari ujung barat hingga ujung timur Indonesia, jutaan orang berlindung di bawah organisasi yang bersimbol matahari. Luasnya kiprah Muhammadiyah bisa dilihat dari statistik yang mengesankan. Organisasi ini berhasil mengelola sekitar 177 universitas, ratusan rumah sakit, dan puluhan ribu sekolah di semua tingkatan.

Baca juga: Innalillahi, ulama keras kepala KH Aceng Zakaria meninggal dunia

Arkeolog Subhi Mahmashony Harimurti juga menjelaskan sejarah kampung sebelum kedatangan Muhammadiyah, Subhi mengatakan kehidupan kampung ini sebelum adanya Muhammadiyah bisa dikatakan cukup kompleks.

“Artinya ada dua poin pertama kondisi ekonomi dan kedua kondisi agama. Dari segi kondisi ekonomi, terutama sosial ekonomi, kita tahu rata-rata penduduknya terdiri dari pedagang celup dan pengusaha,” kata Subhi dalam tayangan YouTube Suara Muhammadiyah TV. dikutip Selasa (22-11-2022).

Penulis buku “Bangunan Sejarah Muhammadiyah di Yogyakarta” ini juga menyebutkan bahwa dari segi agama diketahui masih ada sebagian masyarakat yang masih mengamalkan ajaran yang mungkin kurang tepat atau biasa disebut TBC yaitu takhayul, bid’ah dan churafat.

“Inilah yang kemudian dimurnikan Kiai Haji Ahmad Dahlan, diperbaharui atau istilah tajdid dan tajrid. Saat itu tajdid sedang memperbaharui dan tajrid adalah mensucikan,” ujarnya.

Menurut Subhi, situasi dan kondisi masyarakat yang bekerja sebagai pedagang kemudian dimanfaatkan oleh Kiai Ahmad Dahlan untuk menyebarluaskan gagasan, bahkan menyebarkan gagasan pembaharuan Muhammadiyah ke luar kota Yogyakarta.

“Jadi sebenarnya Muhammadiyah lebih diuntungkan dengan menjadi pedagang ikat celup, diuntungkan karena bisa menyebarluaskan ide ke luar kota, khususnya di luar kota Yogyakarta,” ujar Subhi.

Baca juga: IDI mengerahkan seluruh anggotanya untuk merawat korban gempa Cianjur

Selain itu, Sahabat Langit7 akan menghadirkan desain bangunan di Kampung Kauman. Karena bangunan di Kampung Kauman Yogyakarta bisa dibilang unik.

“Pertama, karena Kauman seperti yang kita ketahui secara geografis dekat dengan kawasan wisata Malioboro. Titik nol kilometer adalah kota Yogyakarta yang situasinya begitu ramai, tetapi kemudian di sisi selatan atau barat daya situasinya menjadi tenang dan nyaman,” katanya.

Selain itu, kata Subhi, apalagi saat memasuki Kampung Kauman yang didesain mirip labirin, beberapa orang yang mungkin tidak terlalu kompeten atau tidak memiliki GPS bisa tersesat di dalamnya.

“Selain itu, arsitektur pada bangunan Kauman juga dinilai khas, pola khas ini terutama mengacu pada bangunan khas kolonial. Dimana hal ini semakin menguatkan dan mempertegas bahwa Kauman adalah desa cagar budaya,” ujarnya.

Menurutnya, beberapa bangunan di desa ini unik karena memiliki ciri khas selain kondisi atau arsitekturnya yang memang kolonial, ada juga yang memiliki alun-alun tinggi atau alun-alun bertingkat seperti Langgar Dhuwur.

“Langgar Dhuwur ini juga punya fakta sejarah. Singkat kata Langgar ini dulunya adalah kediaman Kyai Haji Raden Hasyid yang menjadi saksi bisu atas nama Muhammadiyah,” ujarnya.

Dijelaskannya, sebelum Muhammadiyah didirikan pada 18 November 1912, nama organisasi ini terlebih dahulu dibicarakan. Saat itulah nama Muhammadiyah diusulkan dan disepakati, artinya pengikut Nabi Muhammad.

Hingga saat ini Pemerintah Kota Yogyakarta melalui Dinas Pariwisata menjadikan Kampung Kauman sebagai salah satu desa wisata. Kegiatan ini bertujuan untuk lebih memperkenalkan desa wisata di Koa Yogyakarta beserta potensinya sehingga Desa Wisata Kauman dapat menjadi salah satu alternatif berwisata di kota Yogyakarta.

Baca juga: Persib Bandung berharap lanjutan kompetisi Liga 1 segera dimulai

(jd)

Source: news.google.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button