Jaga lingkungan di 5 destinasi wisata berkelanjutan ini - WisataHits
Jawa Timur

Jaga lingkungan di 5 destinasi wisata berkelanjutan ini

SuaraGovernment.ID – Perubahan iklim dan dampaknya yang terjadi di seluruh dunia sebagai akibat dari aktivitas manusia mengajarkan kita untuk mulai peduli terhadap lingkungan dan berkontribusi pada perubahan. Jika tidak, bumi tempat kita hidup saat ini akan semakin tidak dapat dihuni karena perubahan iklim yang ekstrem dan penurunan kualitas udara. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah menjaga dan meningkatkan kualitas udara dengan menyerap jejak karbon. Tapi bagaimana caranya?

Jejak karbon dapat diasingkan dengan menanam pohon. loh, kenapa? Pohon yang ditanam dapat menyerap emisi karbon dari atmosfer dan melepaskan oksigen kembali ke alam. Dengan menanam pohon baru, kita membantu mengurangi jumlah karbon dioksida dan meningkatkan jumlah oksigen yang bersirkulasi, sehingga kualitas udara meningkat.

Bagaimana pariwisata berkelanjutan dapat mengurangi emisi CO2?

Pembangunan pariwisata berkelanjutan pada hakikatnya merupakan upaya untuk memastikan bahwa sumber daya alam, sosial dan budaya yang digunakan untuk pengembangan pariwisata pada generasi ini dapat digunakan untuk generasi yang akan datang.

Sebagaimana tercantum dalam Piagam Pariwisata Berkelanjutan (1995), pengembangan pariwisata harus berpedoman pada kriteria keberlanjutan, yang berarti pembangunan dapat berkelanjutan baik secara lingkungan dalam jangka panjang, layak secara ekonomi, etis dan berkeadilan sosial bagi masyarakat. Kementerian Pariwisata dan Industri Kreatif (Kemenparekraf) saat ini sedang menggarap pariwisata berkelanjutan agar semakin dikenal dan populer di Indonesia.

Destinasi wisata berkelanjutan untuk dikunjungi di Indonesia

Jika Anda tertarik untuk berkontribusi pada pariwisata berkelanjutan dan mempelajari bagaimana pariwisata dapat berkontribusi pada lingkungan, Anda dapat mengunjungi beberapa tempat berikut:

Tempat wisata di tangerang

  • Bukit Peramun, Bangka Belitung

Bukit Peramun terletak di desa Air Selumar di Kepulauan Bangka Belitung. Istilah “nakal” berasal dari kata ramuan. Kata brew berasal dari bukti sejarah yang menyatakan bahwa di dekat lokasi tersebut pernah ada sebuah desa yang dihuni oleh dukun atau dukun.

Untuk sampai ke puncak bukit yang berada 129 meter di atas permukaan laut ini, Anda harus berjalan kaki dengan kemiringan 35 derajat selama kurang lebih 30 menit. Medannya cukup menantang bagi yang belum berpengalaman, tetapi begitu Anda sampai di puncak, semuanya terbayar, karena disajikan dengan latar belakang alam yang indah.

Wisatawan bisa menikmati keindahan alam sambil berfoto di sekitar tebing granit dengan berbagai fasilitas mulai dari mobil, sepeda hingga puncak pohon yang dipangkas untuk foto. Jika cuaca mendukung, wisatawan juga bisa menikmati sunset dari atas bukit.

Pada malam hari, wisatawan dapat melihat miniatur primata yang dikenal sebagai tarsius. Penduduk setempat menyebutnya Peilian. Keberadaan tarsius dijaga ketat oleh warga sekitar karena jumlahnya yang semakin berkurang. Pengunjung yang datang untuk melihat hewan ini dibatasi hanya 3 kali dalam seminggu.

Tempat wisata di tangerang

  • Pantai 3 Warna (Konservasi Mangrove Clungup), Malang

Destinasi wisata berkelanjutan selanjutnya yang bisa Anda kunjungi adalah Clungup Mangrove Conservation (CMC) Tiga Warna yang terletak di Kecamatan Sumbermanjing Wetan di pesisir selatan Jawa di Kabupaten Malang.

CMC dikelola oleh Kelompok Masyarakat Pemantau Gatra Olah Alam Lestari (GOAL) (POKMASWAS) yang dipimpin oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan Provinsi Jawa Timur dan mencakup ekowisata bahari di 6 pantai di Malang Selatan yaitu Pantai Clungup, Pantai Gatra, Pantai Sapana, Mini Pantai, Pantai Batu Pecah dan Pantai Tiga Warna. Selain sebagai destinasi wisata, CMC juga digunakan sebagai tempat perlindungan mangrove dan terumbu karang, serta rumah terapung untuk pendidikan kelautan dan budidaya ikan.

Setiap pantai memiliki pesona tersendiri. Namun Pantai Tiga Varna terkenal dengan kejernihan air lautnya yang berbeda warna. Wisatawan tidak hanya bisa menikmati semilir angin pantai, tapi juga melihat keindahan alam bawah laut sambil snorkeling atau diving. Namun, kawasan pantai Tiga Varna merupakan Kawasan Konservasi Laut (KKP) sehingga pengunjung yang datang ke sini dibatasi hanya 100 orang per hari. Selain itu, karena Pantai Tiga Varna merupakan cagar alam, pengunjung harus menggunakan jasa pemandu wisata.

Sejak tahun 2013, POKMASWAS Gatra Olah Alam Lestari telah melaksanakan kegiatan konservasi secara intensif di bawah Program Pengembangan Desa Pesisir Pesisir (PDPT) Tangguh dan juga didukung oleh kontribusi berbagai pihak yang juga peduli dengan keselamatan sumber daya alam pesisir.

Kegiatan konservasi yang dilakukan di kawasan ini meliputi pembibitan dan penanaman mangrove, pemasangan terumbu karang buatan, transplantasi terumbu karang, pendidikan bagi generasi dini (murid) melalui kegiatan pendidikan keamanan ekosistem laut, penetasan telur penyu dan transplantasi terumbu karang.

Selain berenang, snorkeling dan diving, di pantai Tiga Varna Anda juga bisa naik perahu menyusuri hutan bakau, bermain kano, mengunjungi rumah apung atau melakukan kegiatan pelestarian alam seperti terumbu karang buatan.

Source: suarapemerintah.id

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button