Jaga kelestarian mangrove dan keindahan pantai - WisataHits
Jawa Timur

Jaga kelestarian mangrove dan keindahan pantai

DAERAH – Sampah masih sering menjadi masalah bagi wisata alam pantai. Bisa dari ulah pengunjung, bisa juga sampah rumah tangga yang terbawa muara. Kondisi seperti itu masih bisa ditemui di Clungup Mangrove Conservation (CMC) Pantai Tiga Warna, Dusun Sendang Biru, Desa Tambakrejo, Kecamatan Sumbermanjing Wetan. Sampah harus diserahkan secara teratur.

Salah satu yang aktif membersihkan sampah di kawasan mangrove adalah Lia Putrinda. Hingga Kamis pekan lalu, perempuan berusia 29 tahun itu terlihat sedang mengayuh sampan sementara Jarwo (30) duduk di belakangnya.

Keduanya memasuki air di antara pohon-pohon bakau. Begitu menemukan serasah, tangan Linda langsung memungutnya dengan cekatan, meski serasah tersangkut di akar pohon bakau.

Kegiatan pengumpulan sampah rutin dilakukan setiap hari Kamis. Hari dimana kawasan CMC Tiga Varna sengaja ditutup untuk kunjungan umum. Karena hujan lebat baru-baru ini, ada lebih banyak sampah di daerah itu daripada biasanya.

Upaya pengurangan sampah di cagar alam sebenarnya sudah dilakukan sejak awal jumlah pengunjung. Wisatawan sedang “dipaksa” untuk bertanggung jawab atas sampah yang mereka bawa. Saat memasuki pos 2, manajer CMC melakukan ini daftar periksa Barang-barang yang berpotensi menghasilkan sampah. Seperti sembako, minuman, tisu dan plastik. Semuanya dicatat saat masuk dan diperiksa saat keluar.

Jika bagasi tertinggal, mereka harus menggeledahnya lagi atau membayar denda tertentu. Upaya pengecekan bagasi bahkan diapresiasi pengunjung yang semakin sadar akan pentingnya menjaga kelestarian alam agar tetap lestari.

Pembatasan jam berkunjung di kawasan Pantai Tiga Varna juga diberlakukan. Jumlah maksimum pengunjung adalah 100 orang untuk setiap 2 jam. Hal itu dilakukan demi kenyamanan pengunjung dan menjaga kelestarian kondisi alam baik di bawah air maupun ikan karang yang hidup di sana.

Lia merupakan satu-satunya perempuan asal Malang yang menjadi Akselerator Grassroots Women Earth Alliance dan aktif membersihkan area CMC. “Banyaknya pengunjung bukanlah tujuan kami. Jauh lebih penting bahwa alam menjadi lebih baik lagi dan orang-orang sadar akan kebutuhan untuk melindunginya,” kata Lia.

Ia menjelaskan, warga setempat kini mulai merasakan pemulihan ekosistem hutan mangrove seluas 81 hektare. Ikannya dekat lagi, ga usah jauh-jauh ke tengah laut. Di pantai yang dulunya penyu jarang terlihat, kini pengunjung yang beruntung bisa melihatnya di Pantai Gatra. Kegiatan ekowisata pasca pandemi juga mulai pulih. puluhan penginapan dan guest house dapat menerima tamu lagi.

“Lebih dari seratus orang terlibat dalam pengelolaan ekowisata CMC Tiga Varna. Mulai dari pemandu, penjaga pantai, penjaga pos, penjual kuliner dan pedagang“Jelas Lia. Saat ini Anda bisa mensyukuri konservasi yang sudah dilakukan selama ini. Keberanian menutup area kapan musim ramaiseperti hari raya nataru dan idul fitri, biarkan mereka menikmati hidup dengan mengutamakan jiwa sosial di atas ekonomi.

Namun, upaya tetap dilakukan untuk mengembangkan pariwisata. jauh perjalanan bakau, penganiayaan hutan, kano, juga perahu pisang, kini bisa dinikmati. Pengunjung juga dapat berpartisipasi dalam penanaman mangrove dan dataran terumbu karang untuk melestarikan alam secara berkelanjutan dan dinikmati oleh generasi mendatang. (sen/tebal)

Source: news.google.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button