Hormati bendera 'merah putih' di Welsteich - WisataHits
Jawa Barat

Hormati bendera ‘merah putih’ di Welsteich

Bogor (ANTARA) – Sejumlah petani dan pengelola Kampung Mutiara Bogor Raya yang ramah lingkungan berkumpul di lahan TPST 3R MBR sejak Rabu pagi (17/08).

Tepat pukul 09.00 WIB, para peserta kompak berkostum merah mulai berbaris dan memberi penghormatan kepada bendera merah putih.

Uniknya mereka mengibarkan bendera merah putih di tengah-tengah Taman Ikan Lele, Puyuh, Magot, Kebun Sayur dan Kolam Budidaya TPST yang berlokasi di Perumahan Mutiara Bogor Raya, Desa Katulampa, Kecamatan Bogor Timur, Kota Bogor.
Beberapa petani dan pengurus kampung ramah lingkungan Mutiara Bogor Raya berkostum merah mulai berbaris dan memberi penghormatan kepada pengibaran bendera merah putih. (Foto Antara/Diskominfo Kota Bogor.).

Usai upacara bendera, dilanjutkan dengan panen hasil pertanian seperti bayam, kangkung, dan buncis, serta diskusi kecil antar pengurus.

Selain menggelar upacara bendera, manajemen juga mengajak seluruh pengelola TPST beserta keluarga dan masyarakat untuk berwisata ke Pantai Anyer pada Juli mendatang. Tujuan dari tour tersebut adalah untuk saling menguatkan dan mempererat persaudaraan serta melakukan kerja sama yang solid.

Ketua TPST, Dr. Bandung Sahari, mengucapkan terima kasih kepada manajemen yang telah bersedia meluangkan waktu untuk menghadiri dan mengikuti dengan penuh semangat upacara pengibaran bendera yang rutin dilaksanakan pada tanggal 17 Agustus setiap tahunnya.

 
Beberapa petani dan pengurus desa ramah lingkungan Mutiara Bogor Raya dengan kostum merah mulai berbaris dan memberi penghormatan kepada bendera merah putih. (Foto Antara/Diskominfo Stadt Bogor.)

Bandung berharap di momen kemerdekaan ini, kegiatan pertanian dan peternakan saat ini yang berkembang dan terintegrasi dengan TPST dapat menginspirasi masyarakat di seluruh dunia untuk mendukung ketahanan pangan di komunitasnya masing-masing.

“Jadi ada proses di sini yang dimulai dengan mengambil sampah dari warga kemudian memilahnya di TPST, memisahkan sampah non-organik yang memiliki nilai ekonomi tinggi untuk dijual kembali, sedangkan sampah organik menjadi kompos yang diolah untuk tanaman dan budidaya maggot, salah satunya. yang dijadikan alternatif pakan ikan, ayam dan puyuh,” kata Bandung Sahari.

Sekecil dan sesederhana apapun suatu kegiatan, jika dilakukan secara terus menerus dan berkesinambungan serta didukung oleh tim yang solid akan dapat membuahkan hasil di masa yang akan datang. Intinya kita harus kompak dan sabar dalam proses ini.

Source: megapolitan.antaranews.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button