Hadirin sekalian, apakah Anda masih suka membaca buku? - WisataHits
Jawa Barat

Hadirin sekalian, apakah Anda masih suka membaca buku?

Membelah


menciak

Membelah

Membelah

Surel


Oleh: Syarifudin Yunus, Aktivis Literasi TBM Lentera Pustaka Bogor

BOGOR-KITA.com, BOGOR – Membaca buku bisa menjadi hal yang langka di era digital. Akibat serangan media sosial, tontonan dan bersosialisasi berkeliaran di sana-sini. Belum lagi sudah menjadi kebiasaan hanya membuat waktu untuk membaca semakin lama semakin sulit. Semua orang begitu sibuk sehingga mereka tidak punya waktu untuk membaca. Ini sangat manusiawi.

Padahal, membaca buku “jauh lebih sedikit” daripada nongkrong di kafe. Kuliner apalagi jalan-jalan ke tempat wisata. Membaca juga tidak lebih penting daripada politik, bisnis, dan gaya hidup. Berbicara tentang politik, berbicara tentang calon presiden, sambil berbicara tentang orang-orang lebih menyenangkan. Membaca buku, khususnya di taman bacaan, bagi sebagian orang tidak canggih, tidak menarik dan juga tidak membosankan, katanya.

Tidak banyak orang yang senang membaca buku. Apalagi jika ingin merawat taman baca. Selain sibuk dengan pekerjaan sehari-hari, Anda juga lelah secara fisik. Bahkan pusing saat diajak membaca buku. Kondisinya saja sudah membuat pusing, semakin bertambahnya bahan bakar saja sudah membuat emosi. Juga, membaca buku hanya menjadi lebih rumit. Betul, ya, membacanya masih membuat saya pusing.

Wajar, membaca buku adalah jendela dunia, itu hanya jargon. Membaca sebagai jendela ilmu dan pengetahuan hanyalah sebuah pengajaran, tanpa tindakan tanpa perilaku. kesadaran kamuflase. Sekali lagi, tentu saja, jika Anda mampu membeli buku tetapi tidak bisa membacanya. Jarang baca sampai habis. Lelah, sibuk dan tidak ada waktu.

Terhadap kenyataan ini adalah Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Lentera Pustaka di kaki Gunung Salak, Bogor. Kegiatan literasi diadakan di taman bacaan enam hari seminggu. Mulai dari taman baca, pemberantasan buta huruf, taman bermain untuk anak difabel, kelas prasekolah hingga koperasi simpan pinjam. Taman baca yang tidak dimaksudkan untuk membangkitkan minat baca. Tetapi hanya memberikan akses baca. Mendekatkan anak-anak dan warga untuk membaca buku sekaligus membiasakan membaca dan bermain di taman baca. Di TBM Lentera Pustaka, membaca jangan sampai membuat anak pintar. Namun cukup untuk mengisi waktu dengan kegiatan positif dan sekaligus mengajarkan sopan santun dalam hidup.

Kegiatan literasi dan taman bacaan, bahkan perilaku membaca, hanya butuh komitmen dan konsistensi. Ditambah lagi keseriusan pengelolaan taman baca dari segi literasi. Mengolah taman bacaan dengan benar, benar dan efektif. Tidak peduli apa yang orang katakan. Jadikan taman baca sebagai ladang amal untuk semua orang. Untuk menjalani kehidupan yang lebih baik dan lebih bermanfaat. Jangan biarkan kami begitu saja, apalagi begitu saja.

Aktivis literasi di taman bacaan memiliki prinsip sederhana. Yaitu: “Kamu tidak perlu bersusah payah hanya untuk berburu sesuatu yang tidak bisa dibunuh. Sedangkan manfaatnya dibagi di antara banyak orang. Hidup itu sederhana dan apa adanya. Untuk menjadi lebih terpelajar!”

Nah, bapak-bapak, paman bibi, apakah Anda masih suka membaca buku? Salam literasi.

Source: news.google.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button