Dua tahun vakum, inilah keseruan masyarakat Samin merayakan bulan Rutawan Suro

Merdeka.com – Berbagai aktivitas terpaksa dihentikan selama pandemi COVID-19 untuk menekan penularan virus tersebut. Namun, setelah kasusnya berangsur-angsur mereda, berbagai kegiatan kini bisa dimulai. Termasuk berbagai tradisi yang menjadi ciri keragaman nusantara.

Begitu juga dengan tradisi Ruwatan Suran Agung yang dilakukan oleh Komunitas Sedulur Sikep, Desa Samin, Karangpace, Desa Klopoduwur, Karangpace, Blora.

Setelah dua tahun vakum terkait pandemi, tradisi tersebut bisa digelar kembali pada Senin (1 Agustus). Itulah kesenangannya.

2 dari 4 halaman

Makan bersama

©jatengprov.go.id

Tradisi dimulai dengan makan tumpeng bersama. Sebelum dikonsumsi, nasi tumpeng didoakan oleh para tetua adat.

Acara kemudian dilanjutkan dengan pagelaran wayang kulit dimana dalang Semarang Ki Sindhunata Gesit Widiharto memperkenalkan lakon Semar Mbangun Kahyangan.

Bupati Blora Arief Rohman turut serta dalam tradisi tersebut. Ia mengapresiasi terselenggaranya acara tersebut dan berharap bisa berlangsung setiap tahun dan menjadi daya tarik wisata.

“Sekarang saya bisa bermain boneka lagi. Selamatkan bumi dan lestarikan adat budaya warisan nenek moyang,” kata Arief, dikutip dari Jawa Tengah.go.id.

3 dari 4 halaman

mohon doanya

© 2021 Merdeka.com/Kemdikbud

Selain apresiasi, Arief juga meminta doa agar bisa memberikan yang terbaik untuk masyarakat Blora. Dengan acara ini, ia berharap rasa persaudaraan antara warga Samin dengan warga lainnya bisa terjalin erat.

“Luar biasa. Banyak yang hadir. Tidak hanya yang ada di Blora, tapi juga warga Sedulur Sikep dari luar Blora. Ada juga Mas Gunretno dari Pati. Kita gotong royong membangun kebersamaan. Doakan agar pembangunan Blora juga bisa menjadi lebih baik di masa depan,” kata Arief.

4 dari 4 halaman

Jawaban Mbah Lasiyo

© YouTube/Richard Trail

Sementara itu, Sesepuh Sedulur Sikep Karangpace, Mbah Lasiyo mengatakan bahwa tradisi ruwatan Sedulur Sikep di Karangpace, Klopoduwur rutin dilakukan setiap bulan Suro di Klopoduwur, tepatnya pada Selasa malam dari Kliwon.

“Sebagai wujud syukur di bulan Suro, pembukaan amalan tahun baru setelah tirakat dengan deder dan ngrowot. Warga yang punya niat biasanya membawa nasi tumpeng yang dibungkus daun jati. Kami sholat berjamaah dan makan bersama di Pendapa,” kata Mbah Lasiyo.

(mdk/shr)

Source: m.merdeka.com