Di toko kelontong, lulusan UGM menghasilkan ratusan juta dalam penjualan - WisataHits
Yogyakarta

Di toko kelontong, lulusan UGM menghasilkan ratusan juta dalam penjualan

Sleman, IDN Times – Serius, toko kelontong bisa menjadi sumber pendapatan yang menggiurkan. Hal ini dibuktikan oleh Granita Elsara, lulusan Fakultas Hukum UGM, yang bisa meraup ratusan juta sebulan dengan toko kelontongnya. Bagaimana ceritanya?

1. Memulai toko kelontong sejak 2017

Di toko kelontong, lulusan UGM menghasilkan ratusan juta dalam penjualanIlustrasi toko kelontong (IDN Times/Reynaldy Wiranata)

Elsa, sapaan akrabnya, mengaku mampu menghasilkan penjualan hingga Rp 380 juta sebulan. Ia baru saja lulus pada 25 Agustus 2022, namun Elsa telah memulai usahanya sejak tahun 2017. Dia memutuskan untuk membuka toko kelontong karena khawatir dengan harga barang yang relatif tinggi di toko kelontong di daerahnya.

“Saya tinggal di daerah Kaliurang Barat dimana sembako dan jajanan dijual dengan harga tinggi. Ya karena selain sebagai tempat wisata, lokasinya yang jauh dari kota juga membuat biaya distribusi menjadi mahal, dan akhirnya terpikir untuk membuka toko kelontong untuk menstabilkan harga,” ujarnya pada 31 Agustus 2022 seperti dilansir dari UGM. situs web resmi.

2. Sakit kepala selama beberapa bulan pertama

Di toko kelontong, lulusan UGM menghasilkan ratusan juta dalam penjualanIlustrasi toko kelontong. (unsplash.com/Galen Crout)

Dengan niat, Elsa awalnya meminjam 32 juta rupee dari orang tuanya untuk memulai bisnis. Modal tersebut digunakan untuk membeli peralatan toko dan barang-barang.

Garasinya di Kaliurang Barat RT 07 RW 09, Hargobinangung, Pakem, Sleman digunakan sebagai tempat usaha yang diberi nama Warung Bu Woro sesuai nama ibunya. Selama beberapa minggu pertama, hasil yang dia dapatkan tidak seperti yang dia harapkan, jadi dia bingung.

“Pada hari pertama dan kedua, banyak tetangga membeli untuk dukungan, tetapi setelah itu pendapatan mereka turun. Saya menangis karena merasa tidak bisa bermain lagi, penjualan stagnan 300-400rb sehari, bingung bagaimana mengembalikan modal ke orang tua,” kenang Elsa.

Ia pun memeras otak untuk membuat dagangannya lebih populer. Antara lain dengan melakukan diversifikasi produk dan meningkatkan kuantitas, sehingga pilihan bagi konsumen lebih bervariasi. Selain itu, ia juga menjual kebutuhan tersier.

Di penghujung tahun 2017, usahanya mulai membuahkan hasil. Musim liburan menyebabkan peningkatan kunjungan wisatawan ke Kaliurang, yang pada gilirannya meningkatkan penjualan toko.

Baca Juga: Desa Gunting Bantul Diresmikan Sebagai Edukasi Batik Kecil

3. Kembangkan sayap Anda untuk menjadi pemasok

Di toko kelontong, lulusan UGM menghasilkan ratusan juta dalam penjualanIlustrasi pedagang di pasar. (IDN Times/Kartika Suci)

Tidak puas dengan hal itu, Elsa mencoba melebarkan sayapnya. Ia mencoba menjalin kerjasama dengan para pelaku industri pariwisata di daerahnya, seperti hotel, restoran, dan toko-toko khas daerah.

“Anda harus membuat proposal, jadi Anda harus cukup berani untuk meningkatkan modal Anda. Hutang sebelumnya belum dilunasi, tetapi orang tua telah meminjam lagi, sehingga total pinjaman adalah 54 juta. Setelah masa liburan, penjualan per hari meningkat hingga puncak 36 juta dan akhirnya saya bisa melunasi semua pinjaman orang tua saya pada Januari 2018,” jelasnya.

Erupsi Gunung Merapi pada Mei 2018 menjadi kendala yang mempengaruhi pasar di kawasan Kaliurang. Elsa kembali harus memutar otak agar usahanya tetap berjalan, termasuk dengan mengantarkan barang ke Pasar Pakem, Sleman.

4. Hasilkan penjualan Rp 12 juta per hari

Di toko kelontong, lulusan UGM menghasilkan ratusan juta dalam penjualanGranita Elsara, lulusan UGM yang memiliki bisnis kelontong yang sukses. (Dok. UGM)

Seiring dengan perkembangan bisnis, Elsa kini mempekerjakan 4 orang. Toko kelontongnya tidak hanya membantu menstabilkan harga di pasar Kaliurang, tetapi juga menjadi sumber keuntungan besar. Dalam sehari omzetnya mencapai Rp 12 juta, dengan keuntungan bersih antara Rp 10-12 juta per bulan.

“Kunci bisnis adalah berani mengambil risiko, tidak cepat menyerah jika terjatuh jika ingin bertahan, dan segera mencari solusi,” ujarnya.

Kini Elsa menggandeng pemuda desa Kaliurang Barat membangun usaha camping di lereng Merapi sejak tahun 2021.

Di toko kelontong, lulusan UGM menghasilkan ratusan juta dalam penjualanInfografis Trik Toko Kelontong Unik (IDN Times/Ahmad Fadli)

Baca Juga: Thomas Dian, Pesulap Sepeda Sampah Jogja Jadi Berkelas

Source: jogja.idntimes.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button