Daun Talas Gantikan Tembakau, Bikin Warga Semarang Pabelan Ekspor ke Australia - Solopos.com - WisataHits
Jawa Tengah

Daun Talas Gantikan Tembakau, Bikin Warga Semarang Pabelan Ekspor ke Australia – Solopos.com

SOLOPOS.COM – Agus Subekti (kanan) meluruskan irisan talas untuk proses pengeringan. (Solopos.com/Hawin Alaina)

Solopos.com, SEMARANG–Tanaman keladi yang kerap dianggap sebagai tanaman kurang produktif dan beracun ini sebenarnya menjadi sumber penghasilan Agus Subekti, 43 tahun, warga Dusun Kalangan, Desa Sukoharjo, Kecamatan Pabelan, Kabupaten Semarang.

Ia berhasil mengolah daun talas sebagai pengganti atau campuran rokok.

Iklan Daihatsu Rocky Mobil Harga Rp 200 Jutaan Hanya Rp 99.000

jika ketemu Solopos.com Di rumahnya, Agus mengatakan usahanya dimulai pada pertengahan 2019.

Ia mendapat informasi bahwa daun talas memiliki potensi yang berbeda dengan warga Pandeglang, Banten.

“Saya cek ke Pandeglang dan memang tanaman talas bisa dijadikan pengganti tembakau. Saya penasaran dan tidak langsung mendaftar kemitraan,” jelasnya, Senin (21/11/2022).

Baca Juga: Penjualan Rokok Sampoerna ke Gudang Garam Naik, Laba Pajak Turun

Sekembalinya dari Pandeglang, Agus pergi mencari tanaman talas tersebut. Ternyata tanaman ini ada di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Artinya tanaman tersebut bukan endemik Banten. Tanaman itu disebut talas bening.

“Ciri yang paling terlihat berasal dari daun talas. Yang biasa memiliki atasan terpisah. Untuk rokok, ini atasan yang ketat. Bentuk daunnya seperti huruf V tapi tertutup,” jelasnya.

Setelah beberapa kali pemeriksaan verifikasi, Agus mengatakan tanaman talas ini mudah tumbuh dan tidak membutuhkan perawatan yang sulit.

Namun, Agus tidak menganjurkan menanam keladi di lahan produktif. Karena masih hal baru dan belum ada pasar khusus.

Ia sendiri sudah menanam keladi di beberapa tempat yang bukan lahan produktif.

Baca Juga: Harga Komoditas Pangan Hari Ini: Mayoritas Turun

“Kami kemudian mengorientasikan diri ke negara-negara non-produktif,” katanya.

Diakuinya, Agus 2019-2020 baru mengetahui kemungkinan penggunaan talas sebagai bahan pembuat rokok, vape, dan hookah.

“Kami gabungkan dengan bahan baku yang tersedia saat itu, saat itu tahun baru rokok dan kami mencoba membuat brew sendiri, ternyata bisa,” bebernya.

Di awal pandemi Covid-19, hasil produksi kemudian dikirim ke Australia dalam empat kontainer besar dan satu kontainer kecil untuk sampel.

Sedangkan Agus saat ini menjual produk talas ke produsen rokok nasional.

Baca Juga : Konsumsi Rokok Naik 10%, Petani Tembakau Jateng Kecewa dengan Sri Mulyani

Ia mengatakan dengan menjualnya ke produsen rokok nasional, pihaknya bertujuan agar petani talas juga bisa menikmati hasilnya.

“Saat ini kami sedang berkomunikasi dengan pabrik rokok nasional soal kepastian kuota dan harga,” ujarnya.

Agus mengatakan daun keladi cincang kering dijual sebagai pengganti tembakau dengan harga Rp 20.000 hingga Rp 26.000 per kilogram.

“Saat ini kami jual ke Jawa Timur, Jawa Tengah lalu ke Koperasi Sahabat,” ujarnya.

Agus mengungkapkan, tak hanya berhasil melakukan inovasi daun talas sebagai pengganti tembakau rokok, namun juga teh daun talas dan shisha yang saat ini masih dalam tahap penelitian.

Baca juga: Warga Salatiga Ikut Flash Mob, Padukan Tari dan Senam dengan Lagu

“Kami juga memiliki kerjasama penelitian dengan perusahaan di Dubai dan Kanada terkait teh dan shisha,” ujarnya.

Saat ini Agus membuat cacahan daun talas di rumah produksinya setiap hari, dibantu oleh tiga orang pekerja.

Bekerja dari jam 3 pagi sampai jam 12 siang. Karena tembakau sedang tidak musim. Agus bisa menghasilkan cacahan daun talas setiap hari.

“Itu tidak seberapa. Jika Anda sudah berjalan dan cukup tahu arah. Saya juga akan membagikannya kepada para petani yang berminat,” katanya.

Source: news.google.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button