Dampak kenaikan harga BBM, travel agent masih menghitung - WisataHits
Jawa Tengah

Dampak kenaikan harga BBM, travel agent masih menghitung

SOLO- Sektor pariwisata yang tengah berjuang di masa krisis Covid-19 kembali terancam terpuruk akibat kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM). Dampaknya diklaim cukup signifikan. Untuk saat ini, kemajuan perjalanan masyarakat belum sepenuhnya kembali ke tingkat sebelum pandemi. Tidak banyak pasar yang bisa dijangkau Agen Perjalanan di era pascapandemi ini.

“Orang-orang bepergian saat masih dibatasi dalam banyak hal. Dari halaman anggaran itu masih cukup terpengaruh. Apalagi dengan kenaikan harga BBM. Hal ini tentu akan mempengaruhi daya beli. Juga akan lebih lambat Restorasi di bidang ekonomi, khususnya pariwisata,” kata Ketua Asosiasi Perusahaan Perjalanan Indonesia (Asita) Solo Pri Siswanto Jawa Pos Radar SoloSelasa (6/9).

Pri mengatakan dampak kenaikan harga BBM akan dirasakan oleh pemangku kepentingan pariwisata belum lama ini. pengusaha Agen Perjalanan Pastikan untuk melakukan penyesuaian harga paket wisata sesegera mungkin. Tidak hanya dari solo hingga luar kota. Tapi juga dari luar hingga Solo. Pasti kenaikan harga. Namun, jumlah dan waktunya akan ditentukan secara bertahap. Pertimbangkan komponen lain yang juga mengalami kenaikan harga.

“Kita akan melihat seberapa jauh anak-anak itu pergi Agen Perjalanan bereaksi terhadap situasi ini. Karena itu pasti terpengaruh,” katanya.

Pri memperkirakan bahwa komponen taktil langsung adalah sisi transportasi. Peningkatannya cukup signifikan. Dari Pertalit, Pertamax dan Solar. pertalite bahkan meningkat hampir 30 persen. Artinya kenaikan ini cukup drastis. Ini mempengaruhi harga.

Komponen lain seperti akomodasi dan katering juga akan merasakan dampaknya, namun secara bertahap, secara tidak langsung. Secara umum, sektor pariwisata akan terus berlanjut. Dan trennya masih bisa positif. Hanya akan ada satu pergeseran segmen kunjungan.

Karena di masa pandemi, tren pariwisata lebih kepada keselamatan dari virus. Saat ini hanya ada kenaikan harga. Saya tidak akan mengoreksi terlalu jauh. Tetap positif.

“Mungkin saja segmennya akan bergeser sedikit. Jika itu MICE, acara Mungkin itu kebutuhan yang berbeda. Jadi dari sisi paket wisata ini sebenarnya memiliki karakter yang berbeda,” jelasnya.

Hingga saat ini, lanjut Pri, gara-gara itu Kota Bengawan semakin ramai acara tikus. Kecuali di sana pertemuan kelompok, ada kegiatan pendukung lainnya. Di sebelah acara pariwisata olahraga Menargetkan kunjungan wisata minat tertentu. Jadi itu bisa dikoreksi agak untuk turis murni.

“Di mana komponen transportasi terbesar. Tapi ketika dikatakan tingkat kunjungan turun, saya pikir masih bisa. Dalam arti turun secara signifikan tidak. Tapi naik, terpengaruh situasi ini, mungkin hanya sedikit koreksi,” katanya.

Di sisi lain, pengamat pariwisata Universitas Sebelas Maret (UNS) Deria Adi Wijaya memperkirakan dinas pariwisata yang paling terdampak adalah komponen transportasi dan transportasi. makanan (Makanan). Dua komponen yang paling cepat harus menyesuaikan harga.

“Mereka menggunakan layanan bus dalam kelompok perjalanan besar. Nah, itu sangat berpengaruh. Mereka secara otomatis harus menyesuaikan harga dan melakukan negosiasi ulang dengan pelanggan pelanggan tentang itu,” jelasnya.

Kenaikan harga BBM otomatis berdampak pada kenaikan harga paket wisata yang ditawarkan. Deria mengatakan komponen yang tidak terpengaruh signifikan hanya di Biaya masuk atau tiket masuk di destinasi objek wisata. Namun komponen yang tidak mengalami kenaikan harga ini tidak berarti apa-apa jika komponen utama melakukan penyesuaian harga.

“Harga sewa bus otomatis akan naik, yang juga akan mempengaruhi harga makanan yang ditawarkan dalam paket. Artinya mereka harus menyesuaikan harga,” katanya.

Beberapa pemangku kepentingan pariwisata di sektor persewaan bus juga mengeluh. Pasalnya, banyak armada mereka yang tidak teregistrasi subsidi Pertamina dengan benar. Lagi pula, mereka tidak bisa mengisi dengan tangki penuh. Beberapa kendala di bidang teknis seperti itu.

Untuk kunjungan wisatawan dengan jumlah mobil pribadi yang sedikit juga sangat berpengaruh. Terutama mereka yang bepergian ke luar kota. Tentu saja mereka akan mempertimbangkan kembali rencana perjalanan mereka. Salah satu cara untuk menghadapi kondisi ini adalah dengan mengunjungi objek atau destinasi wisata lokal di kota. Dapat menggunakan tur mengunjungi di hotel-hotel di kota Solo dan sekitarnya.

“Untuk mobilitas wisatawan bisa sedikit berpengaruh, yang juga menyesuaikan dengan kondisi ekonomi,” ujarnya. (ya/gulung)

Source: radarsolo.jawapos.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button