Dampak ADWI dalam menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan perekonomian masyarakat - WisataHits
Jawa Barat

Dampak ADWI dalam menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan perekonomian masyarakat

Desa Sembungan masuk dalam peringkat 50 desa teratas oleh Indonesia Tourism Village Award (ADWI).

REPUBLIKA.CO.ID, WONOSOBO – Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah, 3 Juli 2022 – Perjalanan ke Wonosobo tidak lengkap tanpa menikmati sunrise di Puncak Sikunir. Destinasi wisata di Jawa Tengah ini terkenal dengan pemandangan matahari terbitnya yang indah. Maka tak heran jika fasilitas hiburan di Desa Sembungan ini masuk dalam jajaran 50 desa terbaik Indonesia Tourism Village Award 2022 (ADWI).

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Parekraf/Baparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno berkesempatan mengunjungi desa tersebut pada Minggu pagi (4/722). Sandi mengatakan kombinasi destinasi wisata alam Telaga Cebong dan wisata budaya Gimbal Cut merupakan daya tarik yang fantastis. Dalam rangka meningkatkan potensi wisata di desa tersebut, Kemenparekraf bekerja sama dengan Astra.

“Saya ingin mengapresiasi Astra yang membuat Tunas Kampung Berseri Astra ini. Sebagai mitra kita untuk merevitalisasi perekonomian, ciptakan lapangan kerja seluas-luasnya,” kata Sandi didampingi Wakil Bupati Wonosobo Drs. M. Albar dalam keterangan yang diterima. Republika.co.id, Senin (7/4/2022).

Desa Wisata Sembungan terletak di Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo. Desa ini merupakan desa tertinggi di pulau Jawa dan terletak di ketinggian sekitar 2.300 meter di atas permukaan laut. Lokasi Desa Sembungan sangat mudah dijangkau dari arah Wonosobo yang berjarak hingga 24 kilometer atau dapat ditempuh dalam waktu 55 menit.

Puncak Sikunir merupakan destinasi wisata ikonik yang diunggulkan. Tempat wisata ini menawarkan keindahan matahari terbit yang tiada duanya.

Untuk menikmati matahari terbit di sana, wisatawan bisa berkunjung saat musim kemarau, saat cuaca cenderung cerah dan tidak terlalu berkabut. Pemandangan indah ditawarkan kepada wisatawan dalam perjalanan menuju puncak bukit.

Salah satunya adalah pemandangan Danau Cebong. Merupakan danau yang terbentuk dari bekas kawah purba yang dulunya memiliki luas sekitar 18 ha namun mulai menyempit seiring berjalannya waktu dan menjadi tersisa sekitar 12 ha. Lokasi Telaga Cebong berada di sebelah barat Gunung Sikunir dengan bentuk menyerupai kecebong/kecebong, mungkin karena bentuk inilah akhirnya telaga ini mendapat nama Telaga Cebong.

Lalu ada Air Terjun Sikarim. Ini adalah air terjun tertinggi di pulau Jawa karena memiliki ketinggian sekitar 125 meter. Air mengalir melalui tebing berbatu yang sangat tinggi, ada beberapa aliran air di tebing. Air yang mengalir berasal dari Telaga Cebong.

Adapun potensi seni dan budaya, desa ini memiliki beragam tarian. Salah satunya adalah tari Angguk. Tarian tersebut merupakan hiburan atau penunjang untuk memeriahkan acara, pernikahan atau nadir (menepati janji). Lalu ada budaya rambut gimbal serut ruwatan.

“Ini adalah upacara potong rambut (cukur) untuk anak-anak yang memiliki rambut gimbal (Gembel),” kata Wakil Bupati Wonosobo Drs. M. Albar.

Ritual Ruwatan, yang diadakan pada Suro pertama menurut penanggalan Jawa, bertujuan untuk menyucikan atau membebaskan anak-anak berambut gimbal dari Sukerta/Sesuker (nasib sial, kesedihan atau kemalangan).

Dari segi makanan, katanya wisatawan bisa berburu carica, terong belanda dan purwaceng. Wisatawan juga bisa bermalam di desa ini. Ada 40 keluarga homestay dengan biaya sewa per kamar mulai dari Rp 250.000 hingga Rp 400.000. Fasilitas umum sudah siap. Seperti desa liburan lainnya, destinasi wisata di desa tersebut telah memenuhi standar penilaian tim juri ADWI 2022 yang terdiri dari tujuh kategori. Yaitu 1. Daya Tarik Pengunjung (alam dan seni, seni dan budaya), 2. Cinderamata (kuliner, fashion dan kerajinan), 3. Homestay, 4. Toilet Umum, 5. Digital dan Kreatif, 6. Kebersihan, Kesehatan, Keamanan, dan Kelestarian Lingkungan (CHSE) dan 7. Kelembagaan Desa.

Sementara itu, Sandi menjawab pertanyaan wartawan tentang persentase peningkatan kunjungan wisatawan di Tanah Air di tengah pandemi. “30 persen didasarkan pada data besar yang dikumpulkan dari berbagai sumber, yang memberikan dorongan untuk kebangkitan kita. Di tengah pandemi, desa wisata ini menjadi pilihan,” kata Sandi.

Sandi juga mengumumkan bahwa Kementerian Pariwisata dan Industri Kreatif berkomitmen untuk memasukkan desa wisata sebagai program unggulan. Demokratisasi pariwisata bertujuan untuk memberikan efek yang adil pada pariwisata.

“Karena desa liburan ini dirasakan seluruh masyarakat secara langsung. Mengunjungi 250.000 Desa Wisata Sembungan setiap tahun berdampak langsung bagi masyarakat di sini,” kata Sandi.

Source: www.republika.co.id

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button