Charlie Chaplin dan sederet Menakes Eropa dihajar Garut - WisataHits
Jawa Barat

Charlie Chaplin dan sederet Menakes Eropa dihajar Garut

Charlie Chaplin dan sederet Menakes Eropa dihajar Garut

ararut

Kabupaten Garut tidak pernah meragukan kualitas keindahan alamnya. Padahal, Garut sudah lama dikenal keindahannya, hingga memikat sejumlah orang terhormat dari Benua Biru.

Pada hari ketiga Februari 1934, sebuah cerita diterbitkan di surat kabar De Locomotief. Dalam laporan singkat berbahasa Belanda berjudul ‘Vereenigingswezen. Mooi Garoet’, De Locomotief melaporkan bahwa saat itu di Garut sedang berlangsung perundingan untuk membentuk perkumpulan yang diberi nama Garut Indah.

“Asosiasi ingin mewakili kepentingan Garut dalam arti luas dan berharap dapat mencapai tujuan ini dengan meningkatkan kesadaran akan kawasan yang luar biasa indah ini, memerangi kemungkinan penyalahgunaan, mempromosikan lalu lintas internasional, menyebarkan propaganda untuk Garut sebagai tempat tinggal dengan memberikan Garut sebagai tempat tinggal, hidup murah dan iklim yang sangat sehat,” tulis De Locomotief seperti dikutip detikJabar dari situs delpher.nl.

Secara tidak langsung, isi artikel tersebut dapat diartikan sedemikian rupa sehingga Garut bukanlah tempat sembarangan. Karena bagaimana Belanda bisa berkembang biak tinggal di Garut padahal daerah itu jelek dan tidak layak huni.

Maka tak heran jika Garut selalu disebut sebagai surga tersembunyi di dunia timur oleh masyarakat benua barat. Banyak dari mereka yang tertarik datang ke negara yang kini dikenal sebagai Swiss van Java itu.

Bukan hanya warga biasa atau orang kaya saja yang senang datang ke Garut. Catatan sejarah menunjukkan banyak bangsawan yang datang ke Kabupaten Garut. Sama seperti raja terakhir Kekaisaran Rusia, Tsar Nicholas II dan Putra Mahkota Austria-Hongaria, Archduke Franz Ferdinand.

Dihimpun dari berbagai sumber, detikJabar merangkumnya. Berikut daftar Menak Eropa yang pernah berwisata ke Swiss van Java:

Tsar Nicholas II (1891)

Berdasarkan informasi yang dihimpun detikJabar, salah satu putra Eropa pertama yang mengunjungi Kota Garut adalah Nikolai Alexandrovich Romanov alias Tsar Nicholas II. Diketahui bahwa dia datang ke berbagai belahan dunia pada tahun 1891 dalam serangkaian misi petualangan.

Nikolai mengunjungi Garut pada Maret 1891. Ia didampingi ratusan pengikutnya. Nikolai masuk ke Indonesia pertama kali melalui Batavia (sekarang Jakarta). Kemudian pangeran mengunjungi beberapa tempat seperti Bogor, Garut.

Di Garut, pria yang ditahbiskan sebagai Tsar Nicholas II pada 1894 itu disebut-sebut bertempat tinggal di rumah dinas Bupati Garut yang saat itu menjabat RAA Wiratanudatar VII, di Pendopo. Kemudian ia dikabarkan berburu babi hutan di Garut di kawasan Cikuray.

Sejarawan Garut Warjita, kepada detikJabar belum lama ini mengatakan bahwa Tsar Nicholas II mengucapkan kalimat yang menarik di Garut.

“Ini, katanya… datang ke Garut dan biarkan kami mati. Maksud saya tidak masalah jika Anda mati, yang penting Anda mengunjungi Garut. Seperti itu kalau diinterpretasikan,” kata Warjita.

Adipati Agung Franz Ferdinand (1893)

Archduke Franz Ferdinand adalah pewaris takhta Kekaisaran Austria-Hongaria yang dulunya agung. Dia ada di sana untuk menggantikan ayahnya, Adipati Agung Karl Ludwig.

Siapa sangka jauh sebelum Franz Ferdinand menjadi sosok yang diperdebatkan atas upaya pembunuhannya di Sarajevo pada tahun 1914 yang memicu Perang Dunia I, ia sudah mengunjungi Garut.

Kedatangan Franz Ferdinand di tanah air ini terekam dalam pesan yang dimuat di surat kabar Het Vaderland terbitan 11 April 1893.

“Tandjong Priok sangat ramai pagi ini ketika Archduke Franz Ferdinand tiba di sana dan pergi ke Weltevreden dengan kereta Gubernur Jenderal pada pukul setengah sembilan,” tulis surat kabar “Het Vaderland” tentang situasi pada saat kedatangan putranya, seperti dikutip detikJabar dari situs delpher.nl.

Sang Menak diketahui pernah berkunjung ke Garut, setelah sebelumnya singgah di Bogor. Di Garut, Franz Ferdinand melakukan perjalanan dan berburu di beberapa lokasi, di antaranya Gunung Papandayan.

“Rabu pergi ke Garut; Di perjalanan ada istirahat di bandung. Kamis perjalanan ke Papandayan, Jumat ke Danau Bagendit. Sore harinya Archduke berkendara ke Cianjur dan berburu rusa di hari Sabtu,” tulis Het Vaderland.

Raja Chulalongkorn (1896 dan 1901)

Phra Bat Somdet Phra Poramintharamaha Chulalongkorn Phra Chunla Chom Klao Chao Yu Hua, Phra Chulachomklao Chaoyuhua alias Chulalongkorn atau Rama V, Raja Kerajaan Siam (sekarang Thailand), disebut-sebut sebagai raja pertama yang mengunjungi Garut.

Menurut sejarawan Warjita, Chulalongkorn datang ke Garut dua kali. Dalam kunjungannya, didampingi banyak pengikutnya, Rama V mengunjungi beberapa tempat di Kota Dodol, seperti Gunung Papandayan dan Situ Bagendit.

“Dia datang ke Garut sekitar tahun 1896 dan 1901,” katanya.

Bukti kunjungan Chulalongkorn ke Garut dapat ditemukan di berbagai artikel dan surat kabar di Hindia Belanda yang ada saat itu. Ada yang mengatakan bahwa kenangan perjalanan Chulalongkorn ke Jawa pada tahun-tahun itu diingat dengan baik oleh masyarakat. Karena dianggap sebagai raja pertama yang mengunjungi tanah Jawa.

Berikut artikel di surat kabar Algemeen Handelsblad terbitan 7 Februari 1928. Surat kabar itu berkomentar bahwa kedatangan Raja Siam 30 tahun lalu sangat berkesan.

“Perjalanan itu memberikan kesan mendalam bagi banyak orang. Itu sangat dalam sehingga kunjungan itu masih dibicarakan bertahun-tahun kemudian,” kata Algemeen Handelsblad, yang kemudian mengumumkan rencana kembalinya raja Siam lainnya akhir tahun itu.

Renate Muller (1920-an)

Bukan hanya para bangsawan dari istana kerajaan. Beberapa orang terkenal dari Eropa juga mengunjungi Garut. Seperti Renate Muller, penyanyi cantik asal Jerman yang eksis di awal abad ke-20.

Tidak banyak petunjuk yang didapat soal kunjungan Renate Müller ke Garut. Namun, sejarawan Warjita menyebut salah satu tempat yang dikunjungi Renate Muller di Garut adalah Hotel Ngamplang, yang memang terjadi di Garut saat itu.

“Sebelum Charlie Chaplin datang ke Ngamplang, Renate Muller sudah ada di sini dulu,” katanya

Hans Albers (1920-an)

Nama lain yang juga pernah datang ke Garut adalah aktor dan penyanyi legendaris Jerman Hans Albers. Mirip dengan Renate Müller, Hans Albers disebut pernah datang ke Garut pada tahun 1920-an.

Tidak banyak yang diketahui tentang kunjungan Hans Albers ke Garut. Namun yang jelas, menurut Warjita, pemeran komedi lawas Jerman bernama Monte Carlo Madness itu, menurut Warjita, sedang berkunjung untuk berwisata.

“Tidak akan jauh dari pariwisata. Karena dulu Garut terkenal dengan keindahan alamnya,” kata Warjita.

George Clemenceau (1921)

Nama yang satu ini mungkin populer pada masanya. Seorang Perdana Menteri Prancis pada tahun 1800-an hingga awal 1900-an bernama Georges Benjamin Clemenceau alias Georges Clemenceau.

Sebelum meninggal pada tahun 1929 dalam usia 88 tahun, Perdana Menteri sempat melakukan perjalanan ke Kabupaten Garut. Ia datang ke Garut dari Perancis melalui Batavia kemudian melanjutkan perjalanannya dengan kereta api ke Garut.

Bukti kehadiran Georges Clemenceau di Garut diungkap Direktorat Jenderal Perkeretaapian RI melalui postingan resmi Twitter pada 11 Maret 2020. Dalam unggahan itu, pemerintah menyebut Georges dan Charlie Chaplin adalah dua dari sekian banyak pesohor yang menjalankan KA Cibatu-Garut.

“Jalur Cibatu-Garut yang legendaris itu dilalui pada tahun 1932 oleh dua orang hebat dunia, Charlie Chaplin (ada yang menyebutnya 1927) dan George Clemenceau dengan kereta lokomotif uap pada tahun 1920,” tulis Direktorat Jenderal Perkeretaapian.

Leopold Stokowski (1928)

Pada zaman dahulu, nama Leopold Stokowski mungkin menjadi pujaan para wanita. Karena dia adalah musisi yang sukses di orkestra. Namanya terkenal sebagai pelopor musik modern pada konser-konser di Inggris.

Pria bernama asli Leopold Anthony Stokowski yang lahir pada 18 April 1882 ini dikabarkan pernah kuliah di Kabupaten Garut. Kunjungan tersebut dilakukan pada tahun 1928 saat ia melakukan perjalanan ke Pulau Jawa.

Bukti Stokowski pernah menginjakkan kaki di Kota Dodol adalah artikel yang dimuat di surat kabar De Locomotief pada 24 Januari 1928.

“Saat ini konduktor terkenal dari Orkestra Simfoni Philadelphia, Leopold Stokofsky, tinggal di kota ini, yang namanya terkenal di dunia musik. Dia dianggap sebagai salah satu konduktor terbaik dunia yang ditawarkan. Leopold Stokofsky akan datang.” untuk melihat Jawa. Besok dia akan berangkat dari Semarang menuju Garut,” kata De Locomotief seperti dikutip detikJabar dari delpher.nl.

Leopold III Belgia (1928)

Leopold lain yang dikatakan pernah mengunjungi Garut adalah Leopold Filips Karel Albert Meinrad Hubertus Maria Miguel atau Leopold III. dari Belgia. Dia adalah salah satu raja yang pernah memerintah di negara yang terkenal dengan cokelatnya.

Leopold konon datang ke Garut pada tahun 1928. Putra Pangeran Albert dari Brabant mengunjungi Garut untuk berwisata. Referensi tentang Leopold III juga tidak banyak. menempati dari Belgia di Garut.

Namun, Warjita percaya bahwa raja datang untuk berwisata dan saat itu ditemani oleh istri tercintanya. “Leopold III. dari Belgia datang bersama istrinya, Putri Astrid dari Swedia,” katanya.

Putri Astrid dari Belgia (1932)

Satu lagi putra kerajaan yang pernah datang ke Garut untuk menikmati alamnya yang indah. Yaitu, Putri Astrid dari Belgia. Sama seperti Menak Eropa lainnya, dia mengunjungi Garut untuk disembuhkan. Tapi apa yang dilakukan Astrid Belgium agak ekstrim.

Putri Astrid dari Belgia berkunjung ke Garut pada pertengahan Mei 1932. Surat kabar Algemeen Handelsblad terbitan 19 Mei 1932 mengabarkan bahwa perjalanan Putri Astrid ke Garut dimulai di Yogyakarta.

Ia sempat singgah di beberapa kota seperti Wonosobo, Purwokerto, Tasikmalaya. Setibanya di Garut, sang putri menginap di Hotel Ngamplang.

Berbeda dengan putri-putri Eropa lainnya, Putri Astrid tak hanya menikmati keindahan alam Garut. Tapi mendaki gunung. Artikel Algemeen Handelsblad melaporkan bahwa dia pernah mengunjungi Kawah Kamojang. Lalu Astrid pun berniat pergi ke Papandayan. Tapi itu tidak terjadi karena kunjungan dianggap berbahaya pada saat itu.

“Sebaliknya, Danau Bagendit yang terkenal dikunjungi. Beberapa kapal pesiar diambil,” kata salah satu kalimat artikel tersebut.

Beberapa hari kemudian, rombongan Putri Astrid dari Belgia melanjutkan perjalanan ke Bandung. Namun di tengah perjalanan, Astrid sempat mengunjungi Danau Leles yang masih berada di kawasan Garut.

Charlie Chaplin (1932 dan 1936)

Akhirnya, nama yang paling terkenal. Charlie Chaplin, aktor “bisu”, mengunjungi Garut dua kali untuk rekreasi.

Perjalanan pertama Charlie Chaplin ke Garut disebut-sebut terjadi pada tahun 1932. Sebenarnya hal ini masih diperdebatkan. Karena ada juga orang yang mengatakan bahwa Charlie Chaplin berkunjung pada tahun 1927.

Sejarawan Garut Warjita mengatakan pria kelahiran 16 April 1889 di London, Inggris itu sudah dua kali mengunjungi Garut. Kunjungan keduanya terjadi sekitar tahun 1936.

“Kunjungannya pada tahun 1930-an. Sekitar tahun 1932 dan 1936 kalau tidak salah. Tapi harus kita cek lagi,” kata Warjita.

Charlie Chaplin mengunjungi Garut dengan kereta api lokomotif, seperti yang dijelaskan dalam ulasan Georges Clemenceau di atas. Di Garut, Charlie Chaplin dikabarkan pernah menginap di Grand Hotel Ngamplang yang dulu sangat populer, dan Hotel Papandayan yang saat ini menjadi markas Distrik Militer 0611/Garut (Kodim).

(tei/tei)

Source: news.google.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button