Cegah pencopetan di traffic light Wisata religi perlu tambahan staf - WisataHits
Jawa Timur

Cegah pencopetan di traffic light Wisata religi perlu tambahan staf

Petugas mengimbau pengunjung untuk waspada terhadap pencopet di lampu lalu lintas Wisata Religi.

Surabaya, memorandum.co.id – Penangkapan pencopet di Wisata Religi Ampel membuktikan mereka masih aktif. Pencopet yang masih mewabah, jelas merugikan pedagang dan pengunjung lokal yang kebanyakan dari luar kota.

Salah satu tokoh masyarakat Ampel, Ivan, mengaku mengetahui penangkapan pencopet itu dua hari lalu. Semuanya tak lepas dari kontribusi para pedagang lokal.

“Pedagangnya warga sekitar. Kalau ada pencopet, pedagangnya juga rugi,” kata Ivan.

Ivan menambahkan, pencopet masih berkeliaran di lampu lalu lintas masjid. Ada yang mencopet secara berkelompok dan sendirian. Ketika sebuah kelompok biasanya mengincar hasil, mereka langsung memberikan pencopet kepada teman-temannya.

Pencopet yang beroperasi sendiri biasanya mencuri tas korban. Pelakunya adalah semua orang dari luar lampu lalu lintas.

“Pencopetan itu tidak terjadi di dalam masjid, tetapi di luar terminal, di pintu masuk Ampel Suci, Masjid Ampel yang banyak tempat pedagang dan potensi keramaian,” jelas Iwan.

Setahu Iwan, pencopet beraksi saat pembeli memilih barang di toko atau keluar dari terminal.

Di masjid, jemaah biasanya tidur karena lelah. Pelaku kemudian memanfaatkan situasi ini untuk mendekati korban dan kemudian mencuri barang tersebut. “Bahkan ada modus pelaku pura-pura tidur di samping korban dan mencuri tasnya,” jelas Iwan.

Pantauan Ivan, selama ini CCTV hanya berada di area traffic light masjid dan tidak menjangkau fasilitas pertokoan hingga terminal. Demikian juga, masjid hanya memantau bangunan masjid.

Untuk mencegah pencopet, masjid biasanya menggunakan pengeras suara untuk mengingatkan pengunjung agar waspada terhadap pencopet. Selain itu, para pedagang kompak menarik pengunjung dan membantu mereka menghindari menjadi korban pencopet.

Iwan mengatakan pihak masjid sebenarnya bekerja sama dengan pemerintah, seperti Satpol PP, Linmas, polisi untuk mengkoordinir pengamanan dari terminal hingga ke area masjid.

Tetapi staf masih sedikit untuk membantu. Lain halnya dengan Satpol PP, setidaknya ada dua atau tiga yang akan membantu. Semua pelaku di luar lampu lalu lintas.

Setiap pelaku (pencopet) yang menangkap tidak terlepas dari peran bandar. Oleh karena itu, para pedagang lampu lalu lintas siap untuk ini.

Ivan menyarankan penambahan personel dari Satpol PP, Linmas dan kepolisian setempat. Karena selama ini mereka hanya berjaga-jaga di depan penjaga di pintu masuk traffic light masjid dan belum masuk ke halaman masjid.

“Polisi hanya beroperasi di kantor pos dan tidak masuk ke dalam. Kalau Satpol PP hanya berdiri di posko-posko di sekitar masjid dan tidak menyisirnya,” kata Ivan. (ri)

Source: news.google.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button