Bupati Bantul Evaluasi Program Penanggulangan Kemiskinan - WisataHits
Yogyakarta

Bupati Bantul Evaluasi Program Penanggulangan Kemiskinan

Harianjogja.com, BANTUL—Bupati Bantul Abdul Halim Muslih akan mengevaluasi program pengentasan kemiskinan untuk mempercepat pengentasan kemiskinan. Karena selama ini banyak program anti kemiskinan yang dicanangkan oleh sejumlah organisasi perangkat daerah (OPD), namun angka kemiskinan di Bumi Projotamansari tidak kunjung berkurang.

“Kita perlu mengevaluasi kembali program-program tersebut [Penanganan kemiskinan] diperkenalkan di setiap OPD. Kalau banyak kegiatan tapi tidak bisa berdampak signifikan, lebih baik ada sedikit kegiatan yang sumber dananya besar tapi bisa berdampak,” kata Halim saat ditemui, Kamis (24/11/2022).

Berdasarkan data yang diterbitkan Badan Pusat Statistik (BPS) dan diakses pada 28 Desember 2021, jumlah penduduk miskin di Bantul untuk tahun 2021 sebanyak 146.098 jiwa atau sekitar 14,04% dari total jumlah penduduk. Menurut data Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil, jumlah penduduk Bantul saat ini mencapai 955.807 jiwa hingga semester pertama tahun 2021.

Dari jumlah tersebut, 27.510 adalah orang yang sangat miskin. Jumlah penduduk sangat miskin turun tipis dibanding tahun sebelumnya menjadi 27.730 dari total 146.098 penduduk miskin di Bantul.

Baca Juga: Tanpa Kehilangan Akal, YouTuber Ini Selesaikan Rumus Matematika 1+1 Selama 24 Jam

Halim mengatakan, menurunkan angka kemiskinan masih menjadi pekerjaan rumah bagi pemerintah yang dipimpinnya. Karena sampai saat ini angka kemiskinan juga cukup tinggi dan penurunannya setiap tahun juga tidak terlalu kuat.

Menurutnya, angka kemiskinan yang tinggi menunjukkan alokasi anggaran yang kurang dimanfaatkan. Terutama untuk kegiatan ekonomi yang dapat memajukan kesejahteraan rakyat.

Halim mengatakan, pemerintah Kabupaten Bantul selama ini cukup baik dalam pengelolaan anggaran, kinerja, dan akuntabilitas. Hal ini dibuktikan dengan berbagai prestasi yang diraih oleh OPD yang berbeda. “Tapi memang perlu tweaking lagi agar program yang dibuat bisa berdampak pada kesejahteraan masyarakat, seperti pengurangan pengangguran, penurunan angka kemiskinan dan program-program bermanfaat lainnya,” ujarnya.

Untuk mewujudkan hal tersebut diperlukan kerjasama lintas departemen dan tidak dapat dilimpahkan kepada OPD. Sebagai solusi dari masalah ini, lanjut Halim, sedang diupayakan pembentukan jurusan pamor budaya. Program tersebut bertujuan untuk dapat membangun kerjasama lintas sektoral dalam upaya penanggulangan kemiskinan.

Ia menjelaskan, kabupaten prestise budaya setidaknya harus memiliki empat predikat, yaitu kabupaten budaya, kabupaten pariwisata, kabupaten prima dan kabupaten preneur (wirausaha). Saat ini ada empat kecamatan di Bantul yang dikembangkan menjadi kecamatan prestise budaya, antara lain kecamatan Gilangharjo, Mulyodadi, Trimurti dan Sriharjo.

“Gengsi budaya memperkuat sistem kelembagaan dalam penanggulangan kemiskinan melalui ketahanan pangan, kewirausahaan dan pariwisata. Kerja sama antar OPD merupakan keniscayaan yang harus dilakukan, tidak boleh ada ego sektoral,” kata Halim.

Wakil Bupati Bantul Joko Budi Purnomo meminta Panewu dan Lurah melakukan verifikasi ulang fakir miskin di wilayahnya masing-masing. Menurut Kementerian Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK), ada 154.000 orang sangat miskin di Bantul. Namun setelah diverifikasi, ternyata jumlahnya tanpa nama dan alamat yang jelas.

Pihaknya kemudian melakukan penyelidikan oleh otoritas terkait dan menemukan sosok Bantul sebanyak 27.510 orang yang termasuk kategori ekstrim. “Dengan data kemiskinan ekstrem yang jelas, proses pengelolaan dan program yang paling dibutuhkan dapat disederhanakan sehingga angka kemiskinan ekstrem bisa menjadi nol persen pada 2024,” kata Joko.

Lihat berita dan artikel lainnya di Google Berita

Source: news.google.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button