Berkomitmen pada perusahaan jasa pariwisata di Bantul setelah harga BBM naik - WisataHits
Yogyakarta

Berkomitmen pada perusahaan jasa pariwisata di Bantul setelah harga BBM naik

Bantul

Pengurus Cabang (BPC) Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kabupaten Bantul mengatakan, kenaikan harga BBM banyak menimbulkan keluhan dari pengelola hotel dan restoran. Kunjungan hotel juga turun secara signifikan.

“Dengan kenaikan harga BBM, anggota kami mengeluh karena buruh tidak dibarengi dengan peningkatan pendapatan,” kata Ketua BPC PHRI Bantul Yohanes Hendra kepada wartawan di Kapanewon Sewon, Bantul, Rabu (21/9/2022).

Hendra mencontohkan, jumlah kunjungan ke restoran dan tempat wisata Little Tokyo (Litto) yang biasanya mencapai 600 orang per hari, kini turun hingga 50 persen.

“Biasanya setiap hari ada 600 orang di Litto, saat ini baru setengahnya,” katanya.

Menurut Hendra, turunnya jumlah pengunjung tersebut karena adanya kenaikan biaya transportasi menuju objek wisata (obwis) Bantul.

“Banyak wisatawan yang mengeluhkan biaya perjalanan ke Yogyakarta. Karena biaya transportasi meningkat, seperti B. sewa bus medium dari biasanya Rp 1,4 juta per hari, kini mencapai Rp 1,8 juta,” ujarnya.

“Dan kuotanya tetap sama, tapi harganya naik. Ya, itu salah satu faktor yang melatarbelakangi turunnya kunjungan wisatawan,” lanjut Hendra.

Untuk mengatasi hal tersebut, BPC PHRI Bantul berusaha meminimalkan biaya operasional dengan menghemat pemakaian listrik dan air saat tidak ada kunjungan wisatawan.

“Untuk meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan ke Jogja, butuh kerja keras untuk mempromosikannya, bahkan promosi bersama bukanlah kuncinya. Padahal, kunci utama pemerintah pusat adalah tidak membebani mereka terlebih dahulu, karena sektor pariwisata baru mulai tumbuh,” ujarnya.

Sementara itu, juru kunci Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) Kabupaten Bantul Malia Sayuti mengatakan penurunan kunjungan wisatawan ke penginapan, restoran, dan destinasi wisata terjadi pada bulan ini. Bahkan, aturan perjalanan saat ini menjadi lebih fleksibel seiring dengan penurunan kasus COVID-19.

“Hingga September ini keadaan terlihat tenang dibandingkan Agustus lalu. Kami mencoba untuk lebih memasarkannya, antara lain dengan mengadakan Jogja Travel Mart bekerjasama dengan dinas pariwisata DIY, kemudian camping atau menginap di destinasi wisata. Pada 20 Oktober nanti akan ada pertemuan seluruh biro perjalanan dan pengelola destinasi wisata,” ujarnya.

Tonton video “Kafe disegel tanpa izin di Babarsari, ada perlawanan”.
[Gambas:Video 20detik]
(dil/rih)

Source: www.detik.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button