Bepergian dan sapa ratusan kera di Gua Kreo Semarang - WisataHits
Jawa Tengah

Bepergian dan sapa ratusan kera di Gua Kreo Semarang

solo

Waduk Jatibarang merupakan salah satu destinasi wisata yang menawarkan pesona alam di Semarang. Wisatawan bisa menemukan kesegaran di tengah kota Semarang yang terkenal panas.

Padahal, Waduk Jatibarang dibangun pada 2015 untuk pengendalian banjir dan pembangkit listrik tenaga mikrohidro. Namun, keindahan alamnya juga bisa dimanfaatkan untuk tujuan wisata.

Dikutip dari situs jatengprov.go.id, fasilitas wisata di Waduk Jatibarang cukup lengkap. Wisatawan tidak hanya dapat menikmati pemandangan alam tetapi juga melakukan beberapa aktivitas seru.

Beberapa dari mereka pergi memancing, bepergian dengan speedboat, pergi ke sungai tubing di Desa Wisata Kandri dan naik perahu wisata.

Waktu yang tepat untuk jalan kaki menuju Waduk Jatibarang adalah pagi hari (matahari terbit) dan pada malam hari (matahari terbenam). Pemandangannya akan sangat menarik. Selain itu, sudah ada menara observasi di waduk.

Gua Kreo

Salah satu daya tarik bagi wisatawan adalah keberadaan Goa Kreo di sekitar Waduk Jatibarang. Gua Kreo adalah gua yang terbentuk karena faktor alam.

Uniknya, goa ini dihuni oleh ratusan kera. Wisatawan tidak perlu takut dengan kera karena mereka sudah terbiasa berhadapan dengan manusia.

Gua KreoGua Kreo Foto: christian_saputro/d’travelers

Namun, wisatawan tetap disarankan untuk tidak mengganggu monyet karena mereka dapat menjadi agresif.

Dikutip dari Kemenparekraf, setiap tahun masyarakat sekitar Kreo menggelar acara adat berupa Rewanda. Acara ini merupakan bentuk rasa syukur dan cinta kasih kepada makhluk hidup dengan memberikan hasil bumi atau berupa makanan manusia untuk kera.

Kisah Sunan Kalijaga di Gua Kreo

Keberadaan ratusan kera di Gua Kreo dan sesajen Rewanda ternyata terkait dengan kisah perjalanan Sunan Kalijaga saat mencari kayu jati untuk membangun Masjid Demak.

Sunan Kalijaga membawa kayu jati ke Demak melalui sungai. Sampai di sekitar Gua Kreo, kayu tersebut terperangkap di bebatuan yang ditemukan di tengah sungai.

Ulama berjuang untuk membebaskan kayunya dari rintangan ini. Beruntung, ia akhirnya ditolong oleh sekawanan kera dari gua Kreo.

Setelah membantu, kera-kera itu ingin bergabung dengan rombongan Sunan Kalijaga untuk pergi ke Demak, tetapi dilarang melakukannya dan diberi perintah untuk menjaga daerah itu. Seiring berjalannya waktu, kawasan ini kemudian dikenal dengan nama Goa Kreo yang artinya gua kera.

Tonton video “Sesajen Rewanda, Tradisi Syawalan Khas di Gua Kreo Semarang”.
[Gambas:Video 20detik]
(telinga/saya)

Source: www.detik.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button