Jembatan merah hutan mangrove, mahakarya masyarakat pesisir di Rembang
Hutan Mangrove Jembatan Merah atau yang juga populer dengan sebutan Hutan Mangrove Rembang, Mangrove Park, dan penduduk setempat menyebutnya JM-Tourism, merupakan salah satu tempat wisata alam Rembang yang inspiratif dan edukatif.
Jembatan Merah Hutan Mangrove bukan sekadar tempat wisata alam biasa. Disisi lain juga merupakan lokasi yang sangat menguntungkan bagi masyarakat sekitar (masyarakat pesisir/masyarakat nelayan).
jembatan merah. Peta Google. Sumber: Noviana Abdul Aziz
Mungkin bagi sebagian orang wisata di hutan mangrove tidak semenarik objek wisata lainnya. Di satu sisi, sejujurnya, penulis setuju.
Karena penataannya agak monoton dan tidak sebagus wisata lainnya. Namun, hal ini dikarenakan situs tersebut berada di atas air dan tatanan tersebut dilarang keras merusak ekosistem di sana.
Namun perlu dicatat bahwa penataan di Jembatan Merah di Hutan Mangrove Rembang dinilai sudah sangat baik. Terbukti, Jembatan Merah menjadi tempat yang sangat populer, terutama di kalangan milenial.
Dan inilah ulasan yang telah kami siapkan untuk Anda.
Baca juga: Pulau Gede, Pulau Indah yang Serasa Milik Pribadi
Lokasi hutan mangrove Jembatan Merah
- Lokasi Hutan Mangrove Jembatan Merah berada di pesisir Pantai Utara (Pantura).
- Alamat Hutan Mangrove Jembatan Merah berada di Desa Pasarbanggi, Kecamatan Rembang, Kabupaten Rembang, Provinsi Jawa Tengah.
Lihat juga : Daftar Tempat Wisata di Rembang
Rute Jembatan Merah melewati hutan mangrove
Jalan menuju Jembatan Merah. Peta Google. Sumber: RA. DHORIVA Indirawati HR
Jalan menuju Jembatan Merah Hutan Mangrove atau Taman Mangrove cukup mudah dan dapat ditempuh dengan kendaraan roda dua maupun roda empat.
Lokasinya dekat dengan pusat kota. Jarak dari Alun – Alun Rembang ke Jembatan Merah Hutan Mangrove sekitar 5 kilometer dengan waktu tempuh 15 menit dengan mobil.
Tempat parkir cukup jauh dari kantor tiket. Pengunjung bisa memilih menggunakan jasa ojek atau jalan kaki.
Lihat juga: Situs Kapal Purba Punjulharjo
Tiket masuk Jembatan Merah menuju hutan mangrove
- Tiket masuk Hutan Mangrove Jembatan Merah ini gratis. Pengunjung hanya diminta untuk memberikan donasi untuk biaya pemeliharaan dan pemasangan.
- Tiket bebek dayung Red Bridge Rp 15.000.
- Pengunjung juga bisa menyewa perahu di sana.
Lihat juga: Little China Heritage Lasem
Jam buka Jembatan Merah di hutan bakau
- Jembatan Merah Hutan Mangrove buka mulai pukul 07:00 – 16:00.
- Jembatan Merah Hutan Mangrove beroperasi setiap hari.
Baca juga: Pantai Indah Layur, Saat Penggilingan Sampah Jadi Hiasan Instagram
Fasilitas Jembatan Merah Hutan Mangrove
tanaman jembatan merah hutan mangrove Peta Google. Sumber: Widiya Ningrum
Fasilitas wisata di Jembatan Merah Hutan Mangrove adalah sebagai berikut:
- Area parkir,
- pemeliharaan (area luar ruangan),
- kotak berenang dalam ruangan,
- tempat selfie,
- Menjembatani,
- Paviliun,
- Sewa Bebek Dayung
- Sewa perahu.
Sejarah hutan bakau Jembatan Merah
hutan bakau Rembang. Peta Google. Sumber: Nita Dyah
Kabupaten Rembang dikenal sebagai kota garam. Karena Rembang merupakan salah satu daerah penghasil garam terbesar di Indonesia.
Hal ini menyiratkan pentingnya banyak orang yang bekerja dan menggantungkan pendapatannya dari hasil laut, termasuk pembuatan tambak.
Salah satunya adalah masyarakat desa Pasarbanggi. Hanya saja, gesekan selalu menjadi musuh besar bagi setiap masyarakat nelayan atau masyarakat pesisir termasuk masyarakat Pasarbanggi.
Akhirnya masyarakat sekitar berinisiatif menanam pohon bakau untuk mencegah terjadinya abrasi tersebut. Seiring berjalannya waktu, kawasan tersebut berubah menjadi tempat wisata alam yang memenuhi Rembang.
Bahkan pada Oktober 2022, beberapa pihak terkait telah menanam 11.000 pohon mangrove. Masyarakat setempat, pemerintah dan pihak swasta terlibat dalam penanaman tersebut.
Objek wisata Jembatan Merah Hutan Mangrove
Tempat selfie jembatan merah. Peta Google. Sumber: محمد ملك صالحين
Atraksi yang paling terkenal di Hutan Mangrove Rembang adalah Spot Jembatan Merah. Jembatan ini sangat panjang dan lebar, menyatu dari satu tempat ke tempat lain yang ada.
Di beberapa tempat dilengkapi paviliun dan spot selfie modern. Warna air di sana juga cukup berbeda dengan warna perairan hutan bakau pada umumnya.
Warna airnya memiliki gradasi. Fenomena ini terjadi akibat 3 jenis pohon mangrove yang ditanam di kawasan tersebut.
Selain itu, pengunjung juga bisa menyewa perahu untuk menikmati keindahan Pantai Utara. Yang terpenting, pertimbangkan faktor cuaca dan jangan sampai merusak ekosistem disana…
Source: news.google.com