Bank Sumsel Babel mendukung implementasi bisnis berbasis masyarakat di Sumatera Selatan - WisataHits
Jawa Barat

Bank Sumsel Babel mendukung implementasi bisnis berbasis masyarakat di Sumatera Selatan

Bogor – PT Bank Pembangunan Daerah Sumatera Selatan dan Bangka Belitung (Bank Sumsel Babel) terus memberikan dukungan penerapan model bisnis berbasis masyarakat untuk pengembangan ekonomi daerah, khususnya di Provinsi Sumatera Selatan dan Bangka Belitung. Antara lain, penerapan model bisnis berbasis masyarakat untuk rehabilitasi mangrove di Sumatera Selatan didukung, sementara pada saat yang sama perhatian diberikan pada tata kelola perusahaan yang baik.

Untuk mendukung hal tersebut, Bank Sumsel Babel menandatangani MoU (Memorandum of Understanding) dengan CIFOR (Center for International Forestry Research) di kantor CIFOR, Bogor (29.7.). Tujuan dari MoU ini adalah untuk bekerja sama mengembangkan model bisnis dan memperkuat masyarakat di wilayah Sumatera Selatan.

“Bank Sumsel Babel sangat menyambut baik penandatanganan MoU ini, salah satu bentuk dukungan Bank Sumsel Babel dalam MoU ini adalah untuk melaksanakan program pengembangan ekonomi daerah dan pemberdayaan masyarakat serta mendukung implementasi model bisnis berbasis masyarakat untuk restorasi mangrove di Selatan. Sumatera dengan tetap fokus pada tata kelola perusahaan yang baik,” ujar Linda Hairani, Head of Retail, Consumer and UMKM Bank Sumsel Babel.

Deputy Country Director CIFOR-ICRAF Indonesia Herry Purnomo mengatakan, salah satu kajian yang dilakukan CIFOR adalah action research untuk mengembangkan model bisnis restorasi mangrove berbasis masyarakat di Kabupaten Banyuasin. Lokasi penelitian dipusatkan di lima desa di Kecamatan Banyuasin I yaitu Klan Sungsang I, Klan Sungsang II, Klan Sungsang III, Klan Sungsang IV, dan Klan Sungsang.

Beliau menyampaikan tujuan utama penelitian ini untuk mengembangkan restorasi mangrove dan model bisnis lokal yang layak secara ekologis dan bermanfaat bagi masyarakat serta berkontribusi pada program-program yang ada seperti Restorasi BRGM, Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) dan implementasi pembangunan hijau.

“Melalui kegiatan action research, diharapkan ada dua dampak utama, yaitu masyarakat mendapat pendapatan yang berkelanjutan, manfaat kesehatan dan nutrisi dari konservasi dan pemanfaatan mangrove, serta peningkatan restorasi mangrove,” ujarnya.

Kegiatan penelitian yang dilakukan oleh CIFOR ini juga didukung oleh pemerintah Banyuasin. Dalam sambutannya Bupati Banyuasin Aslokani mengatakan, permasalahan terkait mangrove di Kabupaten Banyuasin terkonsentrasi di dua kawasan, yakni Taman Nasional Sembilang dan Kawasan Ekonomi Khusus Tanjung Api-Api yang dulu dikenal dengan kawasan Sungsang.

Pemerintah Kabupaten Banyuasin berharap kegiatan yang dilakukan oleh CIFOR tentunya bertujuan untuk memperkuat pemberdayaan masyarakat, dimana dapat dijadikan obyek wisata dengan terbentuknya mangrove yang baik, pengembangan usaha perikanan dan lain-lain. Diharapkan kerjasama semua pihak secara bersama-sama mewujudkan pembangunan terpadu yang berdampak pada peningkatan taraf hidup masyarakat sekitar di Kabupaten Banyuasin dan Provinsi Sumatera Selatan pada umumnya.

Dicky F

Source: infobanknews.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button