Banda Neira Tour, pesona alam hingga jejak sejarah keserakahan kolonial - WisataHits
Jawa Barat

Banda Neira Tour, pesona alam hingga jejak sejarah keserakahan kolonial

Makassar

Banda Neira adalah salah satu pulau vulkanik di Kepulauan Banda, Maluku. Pulau ini menarik perhatian banyak orang karena menawarkan eksotisme wisata alam, serta jejak sejarah masa lalu.

Secara administratif, Pulau Banda Neira merupakan pusat Kecamatan Banda, Kabupaten Maluku Tengah, Provinsi Maluku. Di dalamnya terdapat 12 desa dengan jumlah penduduk sekitar 14.000 jiwa.

Sejarah melaporkan bahwa nama Banda Neira dikenal di luar negeri. Pulau kecil ini merupakan salah satu penghasil pala dan lada terbesar pada masa kolonial.

Pada masa penjajahan Belanda, tempat ini menjadi pusat monopoli perdagangan rempah-rempah dunia dan pelabuhan. Untuk alasan ini, Kepulauan Banda adalah salah satu Situs Warisan Dunia UNESCO Indonesia, yang melestarikan jejak kolonialisme dan pengaruhnya terhadap sejarah dunia.

Lantas seperti apa pesona wisata dan sejarah Pulau Banda Neira? Ringkasan dikompilasi di bawah ini detik Sulsel dari berbagai sumber;

Wisata alam yang eksotis di Banda Neira

Belakangan ini nama Banda Neira menjadi perbincangan netizen karena keindahan alamnya yang memukau. Panorama alam laut biru yang berpadu dengan gugusan pulau dan pegunungan yang indah seakan menarik semua orang untuk berkunjung.

Selain pemandangan pegunungan, pantai dan pulau, panorama bawah lautnya pun tak kalah menarik. Banda Neira Underwater Tour juga dianggap sebagai salah satu tempat snorkeling dan menyelam terbaik di dunia. Ada lebih dari 30 spot snorkeling yang menarik di kawasan ini.

Berikut beberapa tempat wisata alam yang menarik di Banda Neira:

1. Gunung Api Banda

Gunung Api Banda bisa disebut sebagai salah satu ikon wisata utama Banda Neira. Pengunjung dapat mendaki ke puncak gunung ini untuk melihat pemandangan alam yang menakjubkan dari atas ketinggian.

Seperti namanya, Gunung Api Banda ditampilkan dalam seri Ring of Fire. Ini adalah rangkaian gunung berapi yang membentang 40.000 km di Samudra Pasifik.

Dari sisi gunung ini Anda bisa melihat jalur bekas aliran lahar saat meletus. Saat ini Gunung Api Banda berstatus masih aktif namun masih aman untuk didaki.

Dengan ketinggian sekitar 1.955 kaki atau 656 meter di atas permukaan laut (mdpl), perjalanan dari gunung berapi ini cukup curam dan membutuhkan energi. Namun semua itu akan terbayar dengan indahnya pemandangan yang hadir dengan sendirinya saat sudah sampai di puncak gunung.

2. Aliran lava

Seperti disebutkan, Banda Neira memiliki lebih dari 30 situs untuk snorkeling dan menyelam yang menakjubkan. Keindahan alam bawah laut benar-benar memesona.

Nah, dari sekian banyak spot diving, ada satu yang paling menarik yaitu Lava Flow Spot.

Aliran lava ini merupakan salah satu lokasi penyelaman terindah dengan terumbu karang yang masih asli dan biota bawah lautnya. Seperti namanya, tempat ini terbentuk dari aliran lava yang mengalir saat Gunung Banda meletus.

3. Pulau Nailaka

Salah satu Kepulauan Banda yang patut dikunjungi saat berwisata ke Banda Neira adalah Pulau Nailaka. Pulau tak berpenghuni ini memiliki keindahan yang sungguh menakjubkan.

Tak berlebihan bila pulau kecil ini disebut sebagai kepingan surga yang telah jatuh ke bumi. Pantai berpasir putih berpadu dengan air laut yang jernih akan memanjakan mata setiap pengunjung.

Selain sebagai spot foto, pengunjung juga bisa mencoba menjelajahi alam bawah laut yang indah. Jika beruntung, pengunjung bisa bertemu dengan berbagai makhluk bawah laut yang indah.

4. Pulau Hatta

Belum lengkap rasanya jika berkunjung ke Banda Neira belum mengunjungi Pulau Hatta. Pulau ini merupakan salah satu destinasi wisata menarik di Banda Neira.

Tempatnya yang cukup terpencil membuat segala sesuatu yang ada di Pulau Hatta masih asri dan lestari. Gugusan terumbu karang dan palung bawah laut yang indah sangat populer di kalangan penyelam di pulau yang awalnya bernama Pulau Rozengain.

Jejak sejarah di Banda Neira

Wisata Banda Neira tidak hanya karena keindahan alamnya tetapi juga sarat akan nilai sejarah. Pengunjung dapat menelusuri jejak sejarah kolonial Belanda di kawasan ini.

Seperti dilansir DetikEdu dalam The Sea in World History: Exploration, Travel and Trade karya Stephen K. Stein, Kepulauan Banda merupakan satu-satunya pusat produksi rempah-rempah berupa pala dan merica pada abad ke-19. Banda Neira menjadi pusat perdagangan dan pelabuhan rempah-rempah saat ini.

Untuk memonopoli perdagangan rempah-rempah, VOC kemudian menyerbu Banda Neira sebagai pusat perdagangan di Kepulauan Banda pada 1602, sementara Inggris menduduki Pulau Run di sekitarnya.

Kedatangan Belanda di Banda Neira kemudian menimbulkan berbagai konflik. Mereka membangun kota modern untuk keuntungan pribadi, orang Banda kemudian dibantai dan disita untuk diambil palanya. Sisanya kemudian dikirim ke Batavia (Jakarta) untuk diperbudak.

Sementara itu, Pulau Banda Neira juga dikenal sebagai tempat pembuangan beberapa tapol pada masa Perang Kemerdekaan. Mereka yang diasingkan ke Banda Neira adalah Mohammad Hatta, Sutan Syahrir dan Dr. Cipto Mangunkusumo.

Oleh karena itu, Pulau Banda Neira harus melestarikan jejak sejarah masa lalu. Pengunjung yang datang ke Banda Neira dapat menelusuri kembali sejarah sejumlah tempat wisata di Banda Neira.

Nah, berikut ini tempat wisata sejarah yang bisa dikunjungi di Banda Naira dirangkum: detik Sulsel dari berbagai sumber:

1. Benteng Belgia

Benteng Belgica adalah salah satu jejak sejarah masa lalu di Banda Neira. Benteng ini pertama kali dibangun oleh Portugis pada abad ke-16.

Ketika VOC datang ke Banda Neira, benteng tersebut kemudian dibangun kembali dan Belanda menambahkan bangunan tersebut atas perintah Gubernur Jenderal Pieter Both. Benteng itu kemudian disebut Benteng Belgica.

Selain sebagai markas tentara militer, benteng ini juga digunakan oleh Belanda untuk melawan perlawanan dari Banda yang saat itu menentang monopoli perdagangan VOC.

Saat ini, Benteng Belgica tercatat sebagai salah satu warisan budaya yang harus dilestarikan. Benteng ini merupakan salah satu jejak sejarah perdagangan rempah-rempah dunia pada masa lalu.

Benteng Belgica adalah salah satu tujuan wisata utama di Banda Neira. Dari atas benteng, pengunjung dapat melihat keindahan laut dan Gunung Banda yang berada di seberangnya.

2. Istana Mini Neira

Di desa Dvivarna di pulau Banda Neira terdapat sebuah bangunan yang sangat mirip dengan Istana Negara di Bogor. Itu sebabnya bangunan ini juga dikenal sebagai Neira Mini Palace.

Gedung ini dibangun oleh Belanda pada tahun 1622. Saat itu, bangunan Istana Mini Neira digunakan sebagai kediaman resmi gubernur Belanda yang memerintah di Banda.

Saat ini Neira Mini Palace sedang direvitalisasi dan digunakan sebagai Istana Kepresidenan. Pengunjung dapat mengunjungi istana mini ini untuk melihat jejak sejarah kolonial Belanda di Banda Neira.

3. Rumah Budaya Neira

Inilah salah satu destinasi wisata sejarah dan budaya yang juga menarik dari Banda Neira. Rumah Budaya Neira terletak di Desa Nusantara, Kecamatan Banda.

Rumah ini sebenarnya adalah rumah pribadi. Itu milik seorang sejarawan Banda bernama Des Alwi. Ia dikenal sebagai anak angkat Bung Hatta.

Namun, Rumah Budaya Neira ini pernah dijadikan museum yang berisi Banda Neira. Di dalamnya terdapat berbagai koleksi benda-benda bersejarah. Seperti lukisan-lukisan yang menceritakan pembantaian Banda oleh VOC pada tahun 1621.

Selain itu, masih banyak hal menarik yang bisa pengunjung lihat di Museum Rumah Budaya Neira. Hanya dengan membayar tiket masuk Rp20.000 saja sudah bisa menikmati semua koleksi museum.

4. Rumah Pengasingan Bung Hatta

Rumah Pengasingan Bung Hatta merupakan objek wisata sejarah yang juga bisa dikunjungi di Banda Neira. Di rumah ini, Bung Hatta pernah diasingkan sebagai tahanan politik selama 6 tahun.

Saat itu, dia dan Sutan Syahrir diasingkan karena dianggap memberontak terhadap pemerintah kolonial Belanda. Mereka sengaja diasingkan ke Pulau Banda Neira yang indah untuk melunakkan sikap mereka terhadap Belanda, tetapi upaya itu gagal.

Rumah Pengasingan Bung Hatta terletak di Jalan Hatta, Desa Dwiwarna, Kecamatan Banda, Kabupaten Maluku Tengah. Berdiri di atas lahan seluas 660 meter persegi dan memiliki luas bangunan 441 meter persegi.

Rumah ini terdiri dari 3 bagian yaitu rumah induk, paviliun samping dan paviliun belakang. Di rumah utama ada 5 kamar dan 2 teras.

Di pendopo belakang, Bung Hatta biasa mengajar anak-anak Banda Neira, termasuk Des Alwi dan adiknya. Ada replika papan tulis dan bangku yang digunakan untuk mengajar.

Saat ini Rumah Pengasingan Bung Hatta telah ditetapkan sebagai Rumah Cagar Budaya Maluku oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud). Rumah ini telah menjadi salah satu landmark bersejarah terpenting di Banda Neira.

Saksikan video “Tangan Sembako berpenghasilan 15 juta dari BRIlink”.
[Gambas:Video 20detik]
(edr/alk)

Source: www.detik.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button