Bale Mangrove Ecotourism memperkenalkan pengembalian uang deposit untuk membersihkan area sampah - WisataHits
Jawa Barat

Bale Mangrove Ecotourism memperkenalkan pengembalian uang deposit untuk membersihkan area sampah

TEMPO.CO, Mataram – Ekowisata Bale bakau yang terletak di Desa Poton Bako, Deso Jerowaru, Lombok Timur ini menerapkan pengumpulan sampah. Sejak kemarin, Sabtu, 13 Agustus 2022, pungutan yang dimaksudkan untuk menjadikan destinasi wisata bebas sampah sudah berlaku.

Kawasan ekowisata seluas dua hektar ini menggunakan deposit refund, sebuah metode dimana pengunjung diminta untuk meninggalkan tempat sampah untuk memastikan mereka membuang sampah mereka secara terpisah di tempat yang telah ditentukan. Pemisahan sampah merupakan isu penting dalam pengelolaan sampah.

Ketua Pokdarwis Bale Mangrove yang mengelola Ekowisata Bale Mangrove, Lukmanul Hakim, mengatakan penerapan pengembalian deposit ini merupakan bagian dari program pengelolaan ekowisata rendah karbon dan zero waste. “Program ini digagas oleh tim fakultas IPB Village. Ekowisata Bale Mangrove sangat senang karena program ini sangat bagus dan relatif baru diterapkan di Indonesia,” kata Lukman kepada Tempo, Sabtu, 13 Agustus 2022.

Peluncuran program ini dihadiri Lalu Iswan Rachmadi, Kepala Dinas Pariwisata Lombok Timur, M. Edwin Hadiwijaya, Anggota DPRD Provinsi NTB, dan dosen Institut Pertanian Bogor (IPB) yang menggagas program ini.

Lukman menjelaskan, uang jaminan Rp 2.000 per orang bisa diambil kembali saat pengunjung kembali atau meninggalkan kawasan wisata Bale Mangrove, dengan catatan membuang sampah secara terpisah di tempat sampah yang sudah disiapkan pengelola. “Intinya penerapan refund deposit ini untuk mencegah pengunjung membuang sampah sembarangan,” ujarnya.

Destinasi Wisata Bale Mangrove di Kabupaten Lombok Timur, NTB. Dermaga. Muhammad Nursandi

Terdapat 3 tempat sampah yang disiapkan oleh Pengelola Ekowisata Mangrove Bale untuk menampung sampah pengunjung. Setiap tempat sampah diberi keterangan jenis sampah yang akan dibuang. Tempat sampah khusus organik, dua tempat sampah anorganik lainnya, masing-masing khusus untuk botol, kaleng, toples dan khusus untuk sampah kemasan plastik,” kata Lukman.

Bale Mangrove menawarkan beberapa spot foto yang dilengkapi dengan hammock. Wisatawan dapat menjelajahi hutan bakau dengan kano dan terdapat pohon bakau Soneratia alba yang berusia ratusan tahun. Selain itu, ada perkemahan, pembibitan bakau dan atraksi madak yang berlangsung dua kali sebulan.

Diakui Lukman, meski madak tidak baik untuk kelestarian lingkungan, namun kegiatan ini tetap dilakukan dan regulasi sedang dibuat. Saat air surut, Madak bisa ditempuh hingga satu kilometer untuk mendapatkan kerang, kepiting kecil, dan biota laut lainnya.

Ketua tim pengajar yang kembali ke Desa IPB, Eva Anggraini mengatakan, dengan diterapkannya pengembalian uang titipan ini, pengunjung tidak hanya datang untuk wisata berpemandu, tetapi juga menumbuhkan kesadaran akan kepedulian terhadap lingkungan.

M. Edwin Hadiwijaya, Anggota DPRD Provinsi NTB, menyampaikan apresiasi yang sebesar-besarnya atas apa yang telah dikembangkan tim fakultas Desa IPB dalam bidang ekowisata mangrove di Bale. Pengembalian dana deposit ini tidak hanya menciptakan lingkungan yang bersih dan asri, tetapi juga dapat meningkatkan pendapatan pengelola Bale Mangrove karena pengunjung secara otomatis memilah sampahnya, yang dapat membawa manfaat tambahan. “Yang tidak kalah pentingnya, penggunaan uang kembalian uang jaminan ini menumbuhkan kesadaran setiap orang untuk menjaga lingkungan dengan tetap menjaga kebersihan,” ujar Edwin.

SUPRIYANTHO KHAFID

Baca Juga: Wisata Mangrove Purba di Jerowaru, Lombok Timur, NTB

Selalu update informasi terbaru. Lihat berita dan berita terbaru Tempo.co di saluran Tempo.co Update Telegram. Klik Pembaruan Tempo.co untuk bergabung. Anda harus menginstal aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Source: travel.tempo.co

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button