Arsip Jogja, data sejarah yang menjadi destinasi wisata modern - WisataHits
Yogyakarta

Arsip Jogja, data sejarah yang menjadi destinasi wisata modern

Brilio.net – Yogyakarta adalah kota dengan banyak tempat wisata. Dari wisata kuliner hingga wisata sejarah banyak tersebar di berbagai daerah di Yogyakarta. Kota yang merayakan ulang tahunnya yang ke-266 pada 7 Oktober 2022 ini memiliki banyak tempat bersejarah untuk dikunjungi.

Dengan adanya tempat-tempat bersejarah yang menarik banyak wisatawan untuk berkunjung ke kota Yogyakarta ini. Salah satu tempat yang bisa Anda kunjungi selama berwisata di Yogyakarta adalah Diorama Arsip Jogja. Diorama Arsip Jogja ini merupakan tempat wisata sejarah yang berisi tentang sejarah kota Yogyakarta dari zaman dahulu hingga sekarang.

Bertempat di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah (DPAD) DIY, wisata ini berlokasi di Jalan Janti, Banguntapan, Bantul. Wisata sejarah ini dibuat dengan menggunakan teknologi dan seni sehingga terlihat lebih estetis dan kekinian. Melalui pemanfaatan teknologi canggih, pengunjung diajak membayangkan sejarah Yogyakarta.

Kecanggihan teknologi yang digunakan, seperti penggunaan layar LED hingga aplikasi AR akan memanjakan para pengunjung di sana.

Diorama Arsip Jogja terdiri dari 18 ruangan yang berisi data tentang sejarah Yogyakarta 430 tahun yang lalu. Sejarah Yogyakarta disajikan dalam 5 periode dari periode Mataram hingga periode Reformasi.

Arsip Wisata Jogja © 2022 brilio.net

Foto: dok/reza

Data yang sejak awal hanya dianggap titipan pada Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Negara (DPAD), diperluas menjadi wisata sejarah yang dibangun dengan teknologi dan seni sesuai selera generasi milenial yang estetis dan kontemporer. Dengan demikian dapat memberikan informasi tentang sejarah kota Yogyakarta kepada masyarakat luas khususnya generasi muda.

“Penggunaan teknologi di sini juga untuk memenuhi selera generasi masa kini yang menyukai tempat-tempat yang estetis dan Instagrammable,” kata Annisa, pemandu wisata Arsip Diorama Jogja.

Pemanfaatan teknologi dalam diorama Arsip Jogja.

Setiap kamar dilengkapi dengan teknologi dan optik yang berbeda sesuai dengan cerita yang ditampilkan. Di beberapa ruangan, layar LED digunakan untuk menampilkan sejarah kerajaan, tarian Jawa kuno dan pertempuran pada masa Reformasi yang fungsinya untuk merangsang imajinasi pengunjung.

Arsip Wisata Jogja © 2022 brilio.net

Foto: dok/reza

Hampir semua ruangan menggunakan teknologi barcode scanning pada aplikasi AR ini untuk memudahkan pengunjung mempelajari objek atau arsip tertentu dengan lebih jelas. Bagi pengunjung dengan aplikasi AR dapat digunakan untuk melihat beberapa arsip dengan lebih jelas, seperti B. Naskah Tari,” kata Annisa.

Penggunaan teknologi dan dipadukan dengan sentuhan seni menciptakan citra tempat yang estetis dan kekinian, sehingga banyak juga pengunjung yang memanfaatkan wisata diorama arsip Jogja ini sebagai spot foto. “Menurut saya, wisata diorama arsip Jogja ini sangat bagus. Selain bisa mengedukasi pengunjung tentang cerita yang dibalut dengan teknologi unik, pengunjung juga bisa berfoto dengan background Instagramable,” ujar Riski, salah satu pengunjung diorama Arsip Jogja.

5 periode sejarah Yogyakarta

Dari lima periode sejarah Yogyakarta yang divisualisasikan dalam 18 ruangan dalam diorama arsip Jogja, lima periode tersebut adalah sebagai berikut:

masa Mataram

Arsip Wisata Jogja © 2022 brilio.net

Foto: dok/reza

Setelah tertimbun abu Gunung Merapi selama beberapa abad, Mataram bangkit kembali pada akhir abad ke-16. Ki Ageng Pemanahan menerima Penghargaan Alas Mentaok dari Hadiwijaya atas jasanya kepada Pajang.

Meski Mataram dua kali gagal merebut benteng VOC di Batavia, pada tahun 1627 dan 1629, pemerintahan Sultan Agung tidak menyurutkan kemegahan Mataram. Masalah yang ditimbulkan oleh kepentingan komersial dan politik VOC membuat Mataram terpecah.

Hingga akhirnya Pangeran Mangkubumi memimpin perlawanan terhadap perjanjian VOC yang mengaitkan raja-raja Jawa.

waktu kesultanan

Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat didirikan untuk mempertahankan kedaulatan Jawa. Pangeran Mangkubumi diakui sebagai Sultan Hamengku Buwono I melalui Perjanjian Giyanti, titik awal berdirinya Kesultanan Yogyakarta. Kesultanan Yogyakarta berkembang menjadi kerajaan yang bergengsi, bangunan yang indah dan megah dibangun oleh Hamengku Buwono I dan Hamengku Buwono II.

Kewenangan perusahaan dagang digantikan oleh pemerintahan militer yang mencari cara baru untuk mengeksploitasi sumber daya alam Jawa.

Waktu perubahan dan pergerakan.

Setelah Perang Jawa berakhir, tidak banyak pergolakan besar di Jawa. Teknologi industri diperkenalkan ke Jawa, pabrik gula bermunculan, perkantoran dan kota tumbuh dengan era keemasan kolonialisme.

Profesi dokter Jawa, buruh pabrik dan pegawai biasa muncul seiring dengan kebutuhan kehidupan modern. Beberapa kalangan terpelajar mulai menyuarakan kritik mereka terhadap kolonialisme, yang menempatkan penduduk asli sebagai masyarakat kelas bawah di atas negara-negara Asia lainnya.

waktu republik

Di tengah dunia yang bergejolak, Sultan Hamengku Buwono VIII meninggal dunia.Peresmian Hamengku Buwono IX tidak bisa segera dilakukan karena sulitnya negosiasi dengan Lucien Adam, warga Yogyakarta. Dua tahun setelah Hamengku Buwono IX memerintah, pemerintah Hindia Belanda menyerah kepada militer Jepang. Ketika Soekarno dan Hatta mendeklarasikan kemerdekaannya, Hamengku Buwono IX dan Paku Alam VIII menyatakan dukungan kuat mereka kepada pemerintah republik.

Selain dukungan, Hamengku Buwono IX menjamu Pemerintah Republik dengan tangan terbuka Paku Alam VIII.

masa reformasi

Yogyakarta kembali menjadi hub utama bagi Indonesia ketika gerakan reformasi 1998 berlangsung. Sultan Hamengku Buwono X menunjukkan kewibawaannya sebagai raja ketika Yogyakarta, kharisma Hamengku Buwono X, melindungi Yogyakarta melalui berbagai pergolakan dalam gerakan reformasi yang terjadi di Yogyakarta. Yogyakarta juga menjadi perhatian dunia ketika gempa bumi 2006 meluluhlantakkan sebagian Yogyakarta, pemerintah pusat dan berbagai negara di dunia mendukung proses pemulihan Yogyakarta agar kembali seperti semula.

Reporter: mg/Muhammad Reza Ariski

(brl/pep)

(brl/pep)

Source: www.brilio.net

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button