Pengunjung Boonspring tidak pernah membludak
PINTU – Dampak pandemi Covid-19 masih dirasakan pelaku sektor pariwisata di Kabupaten Malang. Seperti Boonpring Andeman, Desa Sanankerto, Kecamatan Turen yang hingga kini belum pulih sepenuhnya. Sebelumnya jumlah pengunjung lebih dari 100.000 orang per bulan, kini tidak lebih dari 50.000 orang.
“Sampai saat ini belum pulih seperti dulu. Sekarang Boonpring rata-rata 10.000 orang per minggu,” kata Kerto Raharjo, Direktur Bumdes, Samsul Arifin, kepada Jawa Pos Radar Malang kemarin.
Dengan kata lain, jumlah maksimal pengunjung per bulan di Boonpring adalah 40.000 orang. Nyatanya, ekowisata yang mengkhususkan diri pada bambu ini telah menuai banyak pengunjung. Dalam seminggu, hingga 40.000 orang bisa mengunjungi destinasi wisata dengan pembangkit listrik tenaga air.
Dengan kata lain, dalam sebulan pengunjung bisa mencapai 120.000 orang. “Kami pasti ingin kembali ke era itu. Jadi harus ada terobosan. Selain melayani wisatawan biasa, kami jajaki wisata edukasi atau wisata edukasi perikanan,” jelas Samsul.
Ia menjelaskan, Boonpring menggerakkan kelompok pembudidaya ikan lokal untuk membudidayakan ikan nila. Selain itu, Boonpring juga mengedukasi tentang peternakan yang efektif dan ekonomis melalui pakan maggot. Proses pembuatan maggot menjadi pakan ikan nila dijadikan sebagai paket pembelajaran.
“Kami sudah memiliki paket pembelajaran tentang bambu. Total koleksi varietas bambu mencakup 115 spesies. Sekarang juga ada paket belajar mancing dan maggot,” jelasnya. Menurutnya, maggot efektif menghemat biaya produksi dan pemeliharaan ikan. Riset dari kampus juga memastikan validasi paket belajar ini.
Sementara itu, atraksi reguler di Boonspring masih tersedia. Diawali dengan menaiki sepeda motor roda tiga melalui Boonspring. Lalu ada juga arboretum yang menampung varietas bambu dari koleksi Boonpring. (sirip/tidak)
Source: news.google.com
