Terdampak Tol Solo-Jogja, KPCB Klaten: Situs Keprabon Belum Dipertahankan - WisataHits
Yogyakarta

Terdampak Tol Solo-Jogja, KPCB Klaten: Situs Keprabon Belum Dipertahankan

RADARSOLO.ID – Komunitas Pemerhati Cagar Budaya (KPCB) Kabupaten Klaten menggalakkan pelestarian situs Keprabon yang berlokasi di Kecamatan Polanharjo, meski dilalui Proyek Jalan Tol Solo-Jogja berbasis masyarakat. Upaya tersebut berupa mengubah lokasi suatu objek yang diduga sebagai Situs Cagar Budaya (ODCB) yaitu berupa batu yoni dan dua gundukan, menjadi kawasan wisata religi.

“Kami mengambil inisiatif secara internal rencana utama untuk pengembangan situs Keprabon ini. Kami ukur panjang 24 meter dan lebar 30 meter,” kata Ketua KPCB Klaten Wisnu Hendrata saat ditemui di lokasi kegiatan. melihat Situs Keprabon, Kamis (17/11).

Wisnu merencanakan lebih lanjut rencana utama ini nantinya akan diserahkan kepada PT Jogjasolo Marga Makmur (JMM) selaku badan usaha Jalan Tol Solo-Jogja. Harapannya, sketsa yang dibuat nantinya menjadi upaya penyelamatan situs. Selain itu, keberadaan lokasi tersebut akan berada langsung di bawah jalan tol dengan struktur jembatan.

Ia berharap kawasan Situs Keprabon dapat dikelola dan dikembangkan oleh Pemerintah Desa Keprabon menjadi kawasan wisata religi dan budaya. Sehingga konservasi berbasis masyarakat dapat tercapai. Selain itu, masih aktif digunakan sebagai tempat peribadatan umat Hindu di Kecamatan Polanharjo.

“Saya berharap setelah tol Solo Jogja selesai, masyarakat bisa mengakses situs Keprabon. Dapat digunakan untuk tujuan yang berbeda. Kami juga berencana untuk melakukan inspeksi radar darat (GPR) untuk menentukan apakah ada bangunan candi lain di bawahnya,” kata Wisnu.

Keinginan untuk bisa mengelola situs Keprabon juga diungkapkan Kepala Dinas Pemdes Keprabon Timbul Basuki. Bahkan jika properti di area tapak saat ini menjadi milik PT JMM setelah pembayaran biaya kompensasi (UGR). Harapannya adalah mendapatkan izin dan diizinkan untuk mengelola situs tersebut.

“Ini sejalan dengan RPJMDes kita untuk bisa mengembangkan wisata sungai Pusur selebar 10 meter. Selain itu, kawasan Situs Keprabon berada di sisi utara sungai. Ini adalah bagaimana kami ingin dapat merencanakan turis tabung aliran kemudian pergi ke area lokasi itu, ”kata Timbul.

Selain itu, ia meyakini pengelolaan yang dilakukan oleh pemerintah desa dapat meningkatkan pendapatan asli desa (PADes). Selain itu, dapat memajukan perekonomian desa dengan melahirkan berbagai usaha. Meski demikian, hal itu harus didukung dengan akses yang lebar minimal 3,5 meter untuk memungkinkan mobil melintas.

“Di kawasan Keprabon ada batu yoni dengan kepala berbentuk kura-kura. Ini sangat istimewa karena bisa seperti kompas. Menurut informasi yang saya terima, kepala kura-kura itu selalu menghadap ke utara,” tambah Timbul.

Dari pengawasan Radar Jawa Pos Solo Di kawasan Situs Keprabon, batu yoni dilindungi dengan Galvalum berukuran 7,5 x 7,5 meter. Hal ini untuk melindungi Batu Yoni dari kegiatan Proyek Strategis Nasional (PSN). Salah seorang umat Hindu asal Kecamatan Polanharjo, Wayan Suparta, mengaku masih sembahyang di tempat itu saat hari raya tiba.

“Selama ini kami sebagai umat Hindu masih memiliki akses ke batu yoni. Bagi kami keberadaan batu yoni itu mirip roh Jadi kewajiban kita untuk berdoa,” pungkasnya. (ren/nik/dam)

Source: news.google.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button