Untuk memeriahkan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia, Dusun Bugel menggelar karnaval dengan 77 bendera merah putih - WisataHits
Jawa Tengah

Untuk memeriahkan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia, Dusun Bugel menggelar karnaval dengan 77 bendera merah putih

Klaten – Menjelang Hari Kemerdekaan Republik Indonesia ke-77, ada tradisi unik di Dusun Bugel, Desa Krakitan, Kecamatan Bayat. Pemasangan 77 bendera merah putih dimulai dengan karnaval dari pinggiran Rowo Jombor hingga bendera Omah. Siswa sekolah dasar, siswa sekolah menengah pertama, mahasiswa, anggota Institut Karate-Do Indonesia (INKAI) dan penduduk setempat berpartisipasi.

Tradisi ini digagas oleh Asim Sulistyo, 53 tahun, warga dusun setempat, yang secara turun temurun dilakukan oleh keluarganya. Pemasangan Bendera Merah Putih yang diperbanyak satu setiap tahun sesuai dengan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia tahun ini. Seperti tahun ini ketika dia menggantung 77 bendera di kebunnya.

“Tradisi ini dimulai oleh ayah saya, Hadi Sumarto, pada tahun 1960-an. Kemudian ayah saya meninggal pada tahun 1997, jadi saya melanjutkan tradisi mengibarkan bendera ini setiap tahun, “kata Asim saat bertemu dengannya Jawa Pos Radar Solousai karnaval, Minggu (14/8).

Selain itu, Asim menjelaskan, tradisi pra-pemasangan bendera karnaval sudah berlangsung selama lima tahun. Melibatkan pelajar dan warga desa setempat untuk menumbuhkan semangat nasionalisme. Apalagi saat mahasiswa membawa bendera merah putih lambang Garuda Pancasila ke foto penerbit Indonesia yakni Ir Soekarno dan Mohammad Hatta.

“Hanya saja yang membedakan tahun ini adalah Omah Flag dimulai di apartemen saya yang bernama Wonosegoro, kakek saya. Berisi bendera merah putih, dengan koleksi tertua berusia 40 tahun. Serta berbagai dokumentasi karnaval dan pengibaran bendera dalam bentuk foto dan bentuk lainnya,” ujar Asim.

Diharapkan dengan hadirnya Bendera Omah dapat mendidik dan membentuk kepribadian generasi muda yang berjiwa nasionalisme. Selain itu, merupakan rumah nasional yang dapat menjadi contoh cinta tanah air berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.

Selain karnaval dan pengibaran bendera merah putih, juga digelar upacara di Halaman Bendera Omah. Ada juga inspektur upacara, kepala desa Krakitan, yaitu Nurdin. Dalam pesannya, dia memberi penghormatan pada tradisi yang sudah berusia puluhan tahun. Harapannya dapat menumbuhkan semangat nasionalisme pada warganya.

“Kita berharap ke depan tidak hanya di dusun, tapi juga di desa. Selain itu, Krakitan sendiri telah dinyatakan sebagai desa Pancasila. Oleh karena itu, semakin termotivasi untuk membuat kegiatan ini semakin kreatif. Apalagi karnaval ini sudah menjadi icon desa Krakitan,” kata Nurdin.

Selain itu, Nurdin juga berkomitmen untuk melestarikan tradisi yang telah dibudayakan secara turun temurun. Tentunya dengan kemasan yang lebih menarik untuk menarik minat warga dari luar desa. Harapannya juga untuk mengetahui keberadaan bendera tersebut sehingga menjadi destinasi wisata baru di Krakitan.

“Tentu kami akan mendukung penuh kegiatan ini. Tentunya melalui penganggaran dari desa, sehingga menjadi lebih semarak. Perluas ruang lingkup acara ini,” pungkasnya.(ren/bendungan)

Source: radarsolo.jawapos.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button