BOB bekerja dengan tiga tarian sebagai tujuan prioritas utama - WisataHits
Yogyakarta

BOB bekerja dengan tiga tarian sebagai tujuan prioritas utama

Elshinta.com – Badan Otorita Borobudur (BOB) mengkolaborasikan tiga tarian dari tiga kabupaten pendukung Borobudur sebagai prioritas. Yaitu tarian “Soledo Gelang Projo. Soleda sendiri merupakan gabungan nama tari dari tiga daerah yaitu Soreng, Lengger dan Dolalak.

Soreng berasal dari Kabupaten Magelang, Lengger dari Kulonprogo (DIY) dan Dolalak dari Purworejo.

Pj Presiden dan Direktur Badan Otorita Borobudur Agustin Paranginangin kepada wartawan mengatakan, tari gabungan tiga daerah itu rencananya akan diresmikan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno di marga utama Candi Borobudur pada Senin (15/8) malam mendatang.

Dijelaskannya, tujuan diciptakannya Tari Projo Gelang Soledo tidak hanya untuk mempromosikan atraksi budaya di kawasan Perbukitan Menoreh, tetapi juga sebagai upaya menggairahkan pergaulan seni budaya.

Tarian ini merupakan simbol persatuan dan kesatuan tiga kabupaten di dua provinsi, yaitu Provinsi Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta.

Agustin Warinangin yang juga Direktur Destinasi Wisata BOB menambahkan, pementasan tari Soledo Gelang Projo di depan Sandiaga Uno akan menampilkan 108 penari dan 48 pemusik (pemusik gamelan) dari tiga daerah di lereng Bukit Menoreh.

Soledo sendiri telah menjalani kajian panjang yang dilakukan oleh tim seniman dan akademisi dari tiga daerah. Bahkan gelang Soledo Projo diluncurkan secara lembut pada 29 November 2021 di Bandara Internasional Yogyakarta (YIA).

Kepala Biro Pariwisata Kulonprogo Joko Mursito mengatakan kerja sama ini sudah dilakukan secara menyeluruh. Mulai dari mediasi kesenian di masing-masing kecamatan, penari, musik pengiring hingga seniman dari tiga kecamatan.

“Dalam kolaborasi ini, tidak ada yang menonjol, semua orang memiliki tempat yang sama. Dalam tari Soledo ini, ada gerakan-gerakan baru yang dihasilkan dari tarian budaya ini,” jelas si berambut gondrong seperti diberitakan Kurniawati, kontributor Elshinta.

Ia menambahkan, gamelan pengiring tari ini dirancang khusus, yakni alat musik pukul besi keras. Selain itu, para musisi tidak duduk di lantai, tetapi di kursi.

Tarian ini dapat dibawakan dimana saja walaupun tidak ada suara atau pengeras suara yang membuat tarian tersebut mati. Tarian ini berdurasi 12 menit namun bisa meregang hingga 1 jam.

“Fleksibel sesuai kebutuhan,” katanya.

Kepala Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata Kabupaten Magelang Slamet Ahmad Husein mengaku sangat optimistis tarian kolosal dari ketiga kabupaten tersebut akan meningkatkan daya tarik wisata dan juga menyambut tamu wisatawan.

Pihaknya bekerja sama dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk terlibat dalam koreografi tarian ini.

Source: elshinta.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button