3 kuburan keramat di cirebon yang selalu dipadati peziarah - WisataHits
Jawa Timur

3 kuburan keramat di cirebon yang selalu dipadati peziarah

Wisata Plangon terletak di Desa Babakan, Kecamatan Sumber, terdapat dua makam kuno. Diketahui makam tersebut adalah milik Syekh Abdurakhman atau disebut juga Pangeran Panjunan dan Syekh Abdurakhim atau Pangeran Kejaksan.

Konon diyakini jumlah monyet di hutan tersebut tidak berkurang atau bertambah setiap tahunnya, yaitu sama dengan 99 ekor.

Menurut pengurus Plangon, setidaknya ada 6 kerajaan monyet yang masing-masing dipimpin oleh juara monyet.

Ia juga mengatakan bahwa setiap 1 Muharam atau hari-hari tertentu monyet-monyet tersebut tidak berkeliaran seperti biasanya melainkan hanya berdiam diri di pepohonan.

Meski dihuni oleh puluhan monyet yang berkeliaran, namun monyet di kawasan tersebut cukup jinak dan bersahabat dengan manusia.

Makam Kramat Mbah Kuwu Sangkan

Seperti namanya, Makam Keramat Talun ini terletak di bagian timur Cirebon, Talun, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat.

Makam keramat ini sering dibanjiri peziarah dari penjuru nusantara. Biasanya peziarah banyak yang datang ke makam Keramat Talun pada malam Jumat Kliwon atau saat ada acara tahunan seperti malam 1 Suro (1 Muharam).

Makam ini dipercaya oleh sebagian orang karena kesakralannya. Memberikan berkah tersendiri bagi mereka yang berziarah ke makam.

Tokoh Mbah Kuwu Sangkan adalah pendiri Cirebon dan membangun Cirebon dari segi ekonomi, budaya, pendidikan dan agama khususnya Islam. Hal itu diungkapkan Hariri, sejarawan dari Kramat Talun Mbah Kuwu Sangkan.

“Mbah Kuwu Sangkan adalah putra dari Prabu Siliwangi IX dan Nyi Subang Larang. Namanya adalah Pangeran Wauntungsang ketika berada di Kerajaan Pajajaran. Untuk memperdalam ilmu agama Islam, Pangeran Wauntungsang meninggalkan Keraton Pajajaran, merantau dan akhirnya menetap di Cirebon,” ujarnya.

Kakak beradik Nyi Mas Rara Santang dan Raden Kian Santang menikah dengan Nyi Endang Geulis, putri gurunya Danuwarsih.

Kemudian beliau memiliki seorang putri bernama Nyi Mas Pakungwati yang kemudian menikah dengan Syarif Hidayatullah atau biasa dikenal dengan Sunan Gunungjati.

Pengarang: Nela qurrotu’ain

Source: news.google.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button