Tim River Trail 30 Km Klaten Ambil Sampel Air - Solopos.com - WisataHits
Jawa Tengah

Tim River Trail 30 Km Klaten Ambil Sampel Air – Solopos.com

SOLOPOS.COM – Relawan menyeberangi sungai di kanal Kali Bagor, Kecamatan Karangnongko, Kamis (15/9/2022). (Solopos.com/Taufiq Sidik Prakoso)

Solopos.com, Klaten — Untuk memetakan status sungai di Klaten, Kamis (15 September 2022), dilakukan penyeberangan sungai di sepanjang Kali Bagor dan Kali Ujung. Hasil pemetaan akan dicatat kemudian.

Sekitar 150 orang, dibagi menjadi tujuh tim, berpartisipasi di sepanjang sungai. Mereka terdiri dari unsur BBWSBS, BPBD, DPUPR, DLH, relawan dan masyarakat sungai. Total panjang sungai yang dilalui ketujuh tim tersebut sekitar 30 km.

Promo Dukung BUMN Binaan UMKM Go Online, Tokopedia Registrasi 2.000 NIB

Kepala BPBD Klaten Sri Winoto mengatakan penyeberangan sungai dilakukan untuk memotret kondisi Kali Bagor atau Kali Ujung dari hulu sungainya di Desa Randulanang, Kecamatan Jatinom hingga ke hilir di Desa Melikan, Kecamatan Wedi.

Pemotretan dilakukan dengan melihat kondisi fisik tanggul sungai, keadaan pendangkalan dan penyempitan sungai, termasuk kemungkinan adanya pencemaran di sepanjang alur sungai dari limbah industri dan rumah tangga.

“Akan ada pengambilan sampel air di beberapa tempat di bantaran sungai ini untuk mengetahui status pencemarannya,” kata Sri Winoto saat ditemui di tepi sungai peresmian, Kamis.

Baca juga: Besok 140 Orang Ikuti Sungai di Klaten sejauh 30 Km

Pada saat yang sama, potensi alur sungai ditampilkan di sepanjang sungai, yang dapat dikembangkan sebagai objek wisata. Di bagian hulu saluran sungai terdapat beberapa mata air dan beberapa pleret saluran sungai yang berpotensi untuk dikembangkan untuk pariwisata.

Sri Winoto menjelaskan, semua catatan hasil penyeberangan sungai akan dihimpun dalam sebuah buku dan dapat dilihat oleh semua orang.

“Semoga buku ini dapat dimanfaatkan oleh para pemangku kepentingan. Dalam jangka panjang, model manajemen aliran berbasis Pentahelix akan dikembangkan [melibatkan multipihak],” dia berkata.

Saat ditanya mengenai pilihan kegiatan penyeberangan sungai di Kali Bagor atau Sungai Ujung, Sri Winoto mengatakan, ada dua Komunitas Peduli Sungai (KPS) di sepanjang alur sungai yang aktif dalam pengelolaan sungai dan lingkungan.

Baca juga: Rawa Klaten Jombor Dimulai di Desa yang Sering Banjir

Kedua KPS tersebut, yakni KPS Poitan di Kabupaten Karangnongko berhasil meraih juara III pada lomba KPBU Provinsi Jawa Tengah 2022. Kemudian KPS Kali Ujung yang meraih Juara I lomba KPBU tingkat nasional 2018.

Ia berharap akan lebih banyak lagi PPP yang muncul dari sisi sungai sehingga pengelolaan dasar sungai dapat dilakukan dari hulu hingga hilir secara masyarakat.

“Sehingga pengelolaan sungai tidak bisa lagi dilakukan secara selektif, melainkan di sepanjang alur sungai, karena sudah ada KPS yang menjaga dan memelihara sungai tersebut,” ujarnya.

Mengenai keadaan sungai di Klaten, Sri Winoto mengatakan ada belasan sungai di Klaten. Kondisinya umumnya kritis. Beberapa saluran sungai sering meluap dan membanjiri desa saat hujan, meski tidak terlalu deras.

Baca Juga: Situs Klien Petirtaan Klaten, Situs Kungkum Mataram Kuno Abad ke-9

“Secara umum, kondisi sungai tidak baik karena adanya puing-puing dan puing-puing. Tidak ada kerusakan bendungan. Andai saja Lanjutkan Anggaran negara, jelas tidak cukup. Karena itu, harus melibatkan berbagai pihak,” katanya.

Sekretaris BPBD Klaten Nur Tjahjono Suharto mengatakan hasil penyeberangan sungai itu akan dijadikan dasar persiapan kesiapsiagaan bencana.

“Hasil penyeberangan sungai ini akan menghasilkan dokumentasi yang memuat peta ancaman di sekitar sungai, termasuk prakiraan potensi ancaman. Termasuk ketika perilaku buruk terdeteksi, seperti membuang sampah ke sungai. Juga memetakan potensi ekonomi yang terkait dengan sungai, seperti mengembangkan pariwisata,” kata Nur.

Nur mengatakan hasil penyeberangan sungai akan konsep terkait pengelolaan sungai di masa mendatang.

Baca juga: Dusun Cawa Keturunan Klaten, Tempat Gerilya Masa Revolusi

“Hasil ini akan ditindaklanjuti dengan pedoman di tahun-tahun berikutnya. Jadi kegiatannya bukan hanya menyeberangi sungai, tapi tentang keberlanjutan,” kata Nur.

Source: www.solopos.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button