Tanda Keistimewaan Yogyakarta dan Lumbung Mataram di Desa Bending diresmikan oleh Sri Sultan Hamengku Buwono X - WisataHits
Yogyakarta

Tanda Keistimewaan Yogyakarta dan Lumbung Mataram di Desa Bending diresmikan oleh Sri Sultan Hamengku Buwono X

Media Suara Mabes, Yogyakarta Gunungkidul – Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X meresmikan Lumbung Mataram dan Papan Nama Keistimewaan di Desa Benden, Kapanewon Semin, Kabupaten Gunungkidul pada Kamis (29/12/2022).

Tema kegiatan ini adalah terwujudnya swasembada pangan dan reformasi birokrasi desa.

Gubernur DIY diterima dalam kunjungan peresmian oleh Kapolda DIY (Irjen Pol, Suwondo Nainggolan, SIK, MH), Ketua DPRD DIY (Nuryadi, S.Pd), GKR Hemas, KPH Yudhanegara, Kepala DPKP DIY ( Ir. Sugeng Purwanto, MMA), Kapolres Gunungkidul (AKBP Edy Bagus Sumantri, SIK), Dandim 0730/GK, diwakili oleh Lettu Chb Sugeng, Ketua DPRD Gunungkidul (Endah Subekti Kuntariningsih, SE), Bupati Gunungkidul (H. Sunaryanta), Wakil Bupati Gunungkidul (Heri Susanto, S.Sos., M.Si), Direktur Utama BPD DIY (Harsoyo, M.Si), Kepala Dinas terkait.

Turut hadir perwakilan dari Paguyuban Semar Gunungkidul (Heri Yulianto), Untuk Kompinkap Semin, Kepala Desa Se Kapanewon Semin, Kepala Desa Sendangsari Pengasih Desa Kulon Progo, Kepala Desa Desa Kebonharjo, Samigaluh, Kulon Progo, Kepala Desa Desa Gulurejo, Lendah, Desa Kulon Progo, Kepala Desa Guwoharjo, Lendah, Kulon Progo, Kepala Desa Balong, Desa Girisubo Gunungkidul, Kepala Desa Kedungpoh Nglipar, Ketua Paguyuban Nayantoko Gandang Harjanto, Ketua Paguyuban Ismoyo Bibit Rustamto beserta sekitar 500 tamu undangan.

Dalam sambutannya, Heri Yulianto mewakili Kepala Desa DIY dan Forum Pamong Kalurahan mengucapkan terima kasih kepada Gubernur DIY atas alokasi Dana Keistimewaan yang benar-benar sampai ke Desa.

“Sampai saat ini pembangunan Monumen Tanda Khusus DIY sudah terpasang di seluruh DIY (392 kecamatan),” kata Heri Yulianto.

Heri mengatakan kucuran Dana Keistimewaan selama ini digunakan untuk kesejahteraan dan pengentasan kemiskinan di wilayah DIY. Desa Lumbung Mataram di Bending Kalurahan merupakan pilot project dan telah melakukan studi banding ke Kalurahan di luar DIY.

Menurutnya, sektor pertanian di kawasan selatan Gunungkidul cukup baik, namun ancaman kera ekor panjang yang menyerang pertanian masyarakat menjadi kendala yang harus segera diatasi.

“Semoga Desa Gunungkidul dapat mengimplementasikan Desa Mataram Lumbung untuk ketahanan pangan masyarakat kedepannya,” ujar Heri Yulianto.

Sementara itu, Bupati Gunungkidul Sunaryanta menjelaskan pembangunan di wilayah Gunungkidul masih timpang, wilayah tersebut merupakan bagian utara Gunungkidul yang terdiri dari Kapanewon Ngawen, Kapanewon Gedangsari dan Kapanewon Patuk.

Sunaryanta berharap pembangunan merata pada 2023 sehingga bisa menjangkau wilayah utara Gunungkidul.

Selain itu, kata Bupati, keterkaitan dengan seni budaya di wilayah Kabupaten Gunungkidul sangat tinggi. Menurutnya, hingga saat ini ada sekitar 2.000 kelompok seni budaya di Gunungkidul.

“Jumlah kelompok seni budaya belum tercapai melalui pendidikan formal yang mencakup seni budaya yang ada,” kata bupati.

Sementara itu, dalam sambutannya sekaligus menanggapi komunikasi dari Paguyuban Semar Gunungkidul, Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan Hamengkubuwono X menyampaikan bahwa pemerintah provinsi saat ini sedang menyelesaikan penatalaksanaan 4 program yang terdiri dari program kemiskinan, pembangunan daerah. ketimpangan dan kecukupan gizi dan lingkungan.

Menurut Gubernur, reformasi birokrasi yang sebelumnya dilakukan di tingkat pemerintah provinsi juga harus dilakukan di tingkat pemerintah kabupaten.

“Program prioritas lima tahun ke depan ditujukan bagi masyarakat kurang mampu, khususnya Kabupaten Gunungkidul, Bantul, dan Kulon Progo,” kata gubernur.

Gubernur berharap pembangunan tidak hanya dilakukan di tingkat provinsi, kabupaten atau kota, tetapi harus sampai ke tingkat desa. Menurut Gubernur, program ini sejalan dengan visi dan misi DIY untuk mereformasi desa menjadi lebih mandiri pada tahun 2022-2027.

“Siapkan pemerintah desa untuk membangun pemerintahan yang akuntabel, dan lakukan secara terbuka untuk diakses oleh semua lapisan masyarakat,” kata gubernur.

Pemerintah kota juga diharapkan untuk berpartisipasi dalam program pengawasan yang dilakukan oleh pemerintah dari tingkat provinsi hingga kecamatan. Padahal Pemda Bedah Rumah telah menyelesaikan pemasangan kabel fiber optik selama pandemi sehingga bisa terhubung ke internet di mana saja di Bedah Rumah.

Dengan dibangunnya fiber optic sepanjang 567 km yang dilakukan oleh pemerintah provinsi untuk mengurangi daerah yang belum terjangkau internet melalui pembangunan infrastruktur jaringan internet maka destinasi tersebut bebas dari white spot.

Selain daerah tujuan wisata dan kabupaten, pemerintah negara swadaya akan terus memastikan jangkauan internet yang memadai di semua SMA/SMK di toko swalayan. Agar SMA dan SMK memiliki fasilitas bandwith yang cukup untuk memaksimalkan proses pembelajaran.

“Karena internet penting untuk mendukung pertumbuhan ekonomi, semua kegiatan ekonomi membutuhkan internet, termasuk usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM),” imbuhnya.

Sementara itu, program perluasan jangkauan fiber optic di pedesaan bertujuan untuk meningkatkan layanan digital dan mensosialisasikannya. Hal ini menurutnya penting karena desa bukan hanya sektor pertanian dan kelautan.

“Sehingga muncul mata pencaharian baru yang beragam dari desa secara digital, dengan tetap menjaga kearifan lokal,” pungkas Sri Sultan Hamengku Buwono X.
(BEJELLO)

Source: news.google.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button